Mohon tunggu...
Jafria Vinori
Jafria Vinori Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

paksa-bisa-terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bersyukurlah!

22 April 2022   09:33 Diperbarui: 22 April 2022   09:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbah sanatun memiliki tiga suami, yakni mbah Sair, Mbah Tasrih, dan yang terakhir hingga beliau wafat ialah mbah Rosla. Mbah Roslan bekerja sebagai tukang becak, dan menunggu penumpang di pinggir jalan raya, beliau berpenghasilan sangatlah kurang yaitu Rp.2000 -- Rp.20.000 setiap harinya. Ntah itu dibohongi oleh penumpang atau karena factor lain (kurang tau yah) manusia siapa yang tahu? Kita cukup berfikir positif apapun itu. 

Menurut saya yang memang dikehidupan sekarang uang yang dihasilkan beliau bisa tidak berarti apa-apa dalam rumah tangga. Bukankah uang 20.000 itu temasuk penghasilan sedikit (pas-pas.an)? akan tetapi beliau masih bisa tersenyum dan dengan bahagianya beliau langsung pergi ke warung untuk membeli sebuah makan yang bagaimanapun caranya cukup untuk dimakan dirinya dan sang suami. 

Hingga terjadinya sebuah kecelakaan yang dialami oleh suami mbah sanatun yaitu (mbah Roslan), yang merenggut paksa kehidupan beliau yang terjadi sekitar lima tahun yang lalu.

Setelah kejadiaan itu beliau tinggallah seorang diri yang kehidupannya sudah ditanggung oleh warga sekitar, bersyukurnya tetangga beliau sangatlah ramah, peduli dan ada pula yang bergantian memberikan uang. 

Tak jarang ada yang member beliau sebuah sembako, akan tetapi sembako tersebut beliau tukarkan kembali menjadi uang, karena prinsip beliau adalah uang lebih penting karena dengan uang beliau bisa membeli apa yang dibutuhkannya, sangat kecil kemungkinan untuk memask di umur beliau yang sudah sepuh bukan?. Memang benar uang bukanlah segalanya, akan tetapi kembali lagi pada zaman sekarang bahwasannya semua hal membutuhkan uang.

Beliau pernah suatu ketika meminta-minta di jalanan beserta menari-nari. Jikalau ada yang tidak memberi beliau akan merasa marah. Kemudian beliau ketahuan oleh tetangga beliau dan diantarlah beliau ke rumahnya. 

Beliau seperti itu pasti memiliki alasan, nah alasan beliau adalah karena beliau memang benar-benar lagi kehabisan uang dan  membutuhkan sebuah uang.  

Beliau juga terkadang menolak jikalau ada tetangga beliau yang memberikan beliau sebuah makanan, karena beliau merasa tersinggung. Akan tetapi, jikalau beliau diberi uang, beliau akan menerimanya. 

Beliau pernah merasa depresi akan keterbatasan fisik maupun ekonomi beliau. Alhasil beliau pernah teriak-teriak dan ingin mengakhiri hidupnya tetapi selalu ditenangkan oleh tetangga beliau.

Meskipun beliau mengalami banyaknya keterbatasan itu tidak menjadi penghalang untuk beliau melaksanakan ibadah. Beliau masih melakukan ibadah secara rajin walaupun terkadang masih perlu diingatkan oleh tetangganya. Maklumlah yahhh sudah sepuh. Bahkan beliau masih mengingat Allah tak lupa untuk berucap kalimat hamdalah, istighfar dan lainnya.  

Dari artikel yang dibawakan oleh saya, sudahkah kalian merasa kurangnya bersyukur dalam setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT?. Ingatlah jangan merasa iri terhadap kehidupan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun