Penetapan Dito Ariotedjo menjadi menpora ke-14 membuktikan bagaimana proses regenerasi di Golkar sudah berjalan baik. Hal ini pastinya sangat membanggakan Airlangga Hartarto dan tentunya juga jajaran pimpinan dari partai berlambang pohon beringin.
Airlangga Hartarto tidak mungkin memasukkan nama Dito Ariotedjo dalam opsi pengganti Zainudin Amali, yang saat dilantik sebagai menpora ke-13 sudah berusia 57 tahun, jika tidak memahami kemampuan Dito. Tidak mengherankan jika komunitas olahraga dan kepemudaan mengapresiasi penetapan Dito menjadi menpora. Ini baru menpora, demikian komentar yang banyak didengar.
Dito Ariotedjo dinilai tidak sekadar "magang" sebagai menpora Pengganti Antar Waktu (PAW), mengingat masa baktinya hanya sekitar 16 bulan. Meningat usianya yang masih sangat muda dan rentang karir politiknya yang masih sangat panjang pula, bukan tidak mungkin ia akan terus dipercaya untuk mengisi pos kementerian yang sama pada kabinet 2024-2029 mendatang.
Kuncinya, tentu bukan sekadar dukungan faktor usianya, akan tetapi lebih kepada bagaimana bagaimana dia bisa diterima oleh semua kalangan. Baik dalam politik, itu yang penting, serta seluruh kalangan olahraga dan elemen kepemudaan.
Sekarang ini, meski masa tugasnya hanya belasan bulan, akan tetapi dalam tupoksinya Dito Ariotedjo menghadapi beban yang tidak kecil. Baik dari aspek olahraga dan kepemudaan.
Terkait olahraga, Dito Ariotedjo sudah langsung dihadapkan pada SEA Games XXXII yang digelar di Pnom Penh, Kamboja, pada 5-17 Mei 2023 mendatang. Persiapan menghadapi Pesta Olahraga Antarnegara Asia Tenggara ke-32 tersebut selaras dengan persiapoan menuju Pesta Olahraga Asia atau Asian Games XIX di Hangzhou, China, pada 23 September hingga 8 Oktober 2023.
Tugas di bidang keolahragaan yang tidak kalah pentingnya adalah menghadapi keikutsertaan kontingen Indonesia ke Pesta Olahraga Musim Panas atau Olimpiade XXXII, yang direncanakan di Paris, Perancis, 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.
Tiga multievent olahraga yang secara langsung melibatkan Kemenpora tidak hanya sebagai regulator, namun kerap berperan langsung sebagai eksekutor, karena penyediaan dananya yang berasal dari Pemerintah.
Itu tidak termasuk sejumlah pentas olahraga tunggal atau single-event akbar baik yang sudah rutin dilaksanakan atau diamanahkan oleh federasi internasional olahraga bersangkutan kepada Indonesia, di antara berbagai event bulu tangkis dan kejuaraan dunia bola basket.
Di luar itu, Dito Ariotedjo pastinya juga menghadapi tugas yang tidak kalah berat terkait dengan aspek kepemudaan. Yakni, bagaimana meningkatkan partisipasi atau kontribusi kaum muda, terutama milenial, pada Pemilu 2024.