Lalu, Anies Baswedan di urutan keempat dengan tingkat elektoral sebesar 8,7%, Puan Maharani dengan tingkat elektoral 6,4%, dan disusul masing-masing Andika Perkasa 4,7%, Moeldoko 3,8%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,3%, Khofifah Indar Parawansa 2,7% dan yang tidak memilih sebanyak 17,7%. Berdasarkan hasil survei LSI terhadap 2.150 responden, sebanyak 88,9% berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan.
Airlangga Hartarto dinilai memiliki kemampuan memimpin saat situasi kritis dan membuat kebijakan yang inovatif seperti pada saat adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan masayarakat.
Airlangga Hartarto juga disebut memiliki kemampuan kolaborasi dengan dunia usaha serta perencanaan dan eksekusi kebijakan, memiliki kemampuan membuat kebijakan populis dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti program prakerja, bantuan UMKM dan pelatihan digital teknologi, serta menggerakkan birokrasi sama-sama.
Menariknya, baik dari survei musra dan LSI ini, cukup banyak keterlibatan kaum muda dan milenial. Dari hasil survei, mereka menghendaki presiden yang memiliki kemampuan retorika dan persuasi publik.
Secara umum bisa disimpulkan, Airlangga Hartarto menjadi capres pilihan masyarakat dikarenakan adanya bukti kerja nyata yang telah dilakukan Menko Perekonomian itu dalam mengatasi perekonomian Indonesia. Â Masyarakat telah merasakan program prakerja, bantuan UMKM, dan pelatihan digital teknologi yang dibuat pemerintah.
Naiknya elektabilitas Partai Golkar tak pelak juga karena peran Airlangga Hartarto yang diakui telah membawa perubahan yang sangat baik, perekonomian terus membaik. Strategi Airlangga Hartarto untuk terus menggaet tokoh muda masuk Golkar juga menjadi bukti atas kecerdasannya dalam memanfaatkan situasi politik saat ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H