Sangat tidak mungkin Hanura memilih opsi bergabung dengan Koalisi Perubahan (KP), yang diwacanakan oleh NasDem, Demokrat dan PKS. Itu sudah ditegaskan di awal tulisan ini, dari bantahannya bahwa ia mendukung Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan sebagai capres oleh NasDem.
Meski realitas politik kadang absurd, mencermati kemungkinan Hanura bermitra dengan NasDem ibarat jauh panggang dari api, mengingat juga kuatnya paradigma jika Anies adalah antitesa dari Jokowi.
Hanura tentunya akan bermitra dengan poros atau koalisi yang bukan hanya membuat capres atau cawapres yang didukungnya menang, akan tetapi juga yang bisa membuat perolehan suara elektoral Hanura meningkat.
Pada Pemilu 2014 Hanura menjadi partai parlemen setelah perolehan suaranya melampaui parliamentary thresold 4%, sehingga menempatkan wakilnya di DPR. Namun, pada Pemilu 2019, Hanura menjadi satu-satunya dari 10 partai parlemen yang terlempar dari Senayan setelah perolehan suaranya hanya 1,54%, atau turun 3,72% dari perolehan suara di Pemilu 2014 yang 5,26%.
OSO berjanji, Hanura akan kembali ke parlemen pasca Pemilu 2024...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H