Mohon tunggu...
Jafier Viola
Jafier Viola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Seseorang yang mau mencoba hal baru, dan tidak berhenti belajar karena sejatinya ilmu tidak berat untuk dibawa ke mana pun.

Selanjutnya

Tutup

Politik

High-cost Democracy: Implikasinya Terhadap Kualitas Demokrasi di Indonesia Pasca-Pemilu 2024 dalam Kacamata Ekonomi Politik

2 Januari 2025   06:26 Diperbarui: 2 Januari 2025   06:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari penjelasan sebelumnya, dapat disepakati bahwa high-cost democracy adalah tantangan besar bagi demokrasi Indonesia. Dengan memahami praktik ini melalui analisis teori clientelism James C. Scott, kita dapat melihat bahwa masalah ini tidak hanya soal finansial tetapi juga tentang struktur sosial dan budaya yang telah mengakar. Jika tidak ditangani, mahalnya ongkos politik akan terus merusak kualitas demokrasi dan memperkuat oligarki politik di Indonesia. Oleh karena itu, momentum pasca Pemilu 2024 harus dimanfaatkan untuk melakukan reformasi menyeluruh demi menciptakan demokrasi yang lebih sehat dan inklusif. Untuk memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia, penting untuk mengurangi biaya politik yang hari ini semakin tidak masuk akal dan mengatasi masalah patron-client dalam politik.

Berikut ini merupakan beberapa rekomendasi dari penulis berdasarkan hasil observasi dari berbagai sumber, di antaranya:

  1. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Sistem pelaporan dana kampanye harus diperkuat dengan pengawasan yang lebih ketat. Kandidat wajib melaporkan sumber dana mereka secara transparan, dan otoritas pemilu harus memiliki mekanisme yang efektif untuk memverifikasi laporan tersebut.

  1. Mengurangi Ketergantungan pada Sponsor Politik

Batasan terhadap donasi politik dari individu atau kelompok tertentu perlu diberlakukan untuk mengurangi pengaruh sponsor dalam proses politik.

  1. Mendorong Pendidikan Politik

Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang pentingnya memilih kandidat berdasarkan visi dan program kerja, bukan insentif ekonomi. Hal ini dapat membantu mengurangi penerimaan terhadap praktik money politics.

  1. Reformasi Sistem Politik

Sistem pemilu yang lebih inklusif perlu dirancang untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi kandidat independen atau kandidat dari latar belakang non-elit. Ini dapat menciptakan arena politik yang lebih adil dan kompetitif.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun