Terima Kasih, Nak (Sebuah Puisi Balasan dari Guru)
Jaenudin
Terima kasih, Nak
Puisi yang kautulis elok rupa, syarat makna
Gambaran sosok guru lewat diksimu begitu syahdu
Namun, sungguh kami tak cukup atas pujian itu
Kami tak cukup terang menjadi pelitamu,
Tak cukup lapang menjadi jendela pengetahuanmu,
Sungguh tak cukup
Terima kasih, Nak
Hari ini, ribuan ungkapan suka cita terunggah di jagat maya
Sebagai bentuk perayaan yang mewah-megah
Sungguh, kami segan akan pujian itu.
Karena kami hanyalah guru
Yang tak cukup cakap daripada Chatgpt andalanmu
Tak cukup meriah daripada influencer kesukaanmu
Bahkan tak cukup asyik daripada gim di ponselmu
Namun kami adalah kami
Adalah guru, manusia nyata yang bisa kau sentuh lewat ujung jemari
Tak seperti wajah-wajah di jagat maya,
Sebagian mereka tak asli, banyak ditutupi, disaring, dan disunting
Pengetahuan bisa kaudapat dari mana saja, tapi tidak dengan ilmu
Ilmu dari kami tak perlu menunggu viewers banyak untuk bisa “lanjut part dua, ya”
atau harus “klik subscribe dulu karena subscribe itu gratis”
Kami sampaikan ilmu dengan jelas, tuntas, dan ikhlas
Kami tak butuh atensi besar dari netizen,
Tak butuh banyak like, comment, and share
Cukuplah engkau sebagai follower dan subscriber
Lihat dan simaklah, maka kami tuntun engkau jelajahi luasnya jagat ilmu pengetahuan
Dengan ketulusan hati
Kami siapkan generasi baru
Seperti petani menyemai padi, tukang menempa besi
Dengan nurani, belajar berdialektika dan menganalisa hal-hal menakjubkan di luar sana
Nak, kami siapkan engkau sebagai penerus
Menghadapi derasnya perubahan, semakin canggihnya peradaban
Kami siapkan engkau sebagai pengganti
Bakti kami pada negeri
Karawang, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H