Mohon tunggu...
Jaenal Muttaqin
Jaenal Muttaqin Mohon Tunggu... Freelancer - Copywriter

Menulis untuk mengeluh dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Khalifah Umar dan Perempuan Miskin

26 Maret 2023   13:57 Diperbarui: 26 Maret 2023   14:16 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku masukan air di dalamnya agar mereka mengira aku sedang masak nasi, sehingga mereka bisa bersabar menunggunya" Jawab perempuan tersebut.

Setelah mendengar cerita dari perempuan tersebut, Sayyidina Umar langsung keluar menuju warung rempah-rempah dan ke warung yang lain untuk membeli beras (gandum) satu karung. Setelah membelinya, Sayyidina Umar kembali lagi ke rumah perempuan anak tiga itu.

Zaid bin Aslam melihat Sayyidina Umar memikul sendiri barang-barang yang dibelinya. Zaid kemudian mendekat dan memintanya untuk membawa barang yang dibawanya. "Tuan, biarkan aku yang membawanya."

Umar menjawab "Jika engkau yang memikulnya, siapa yang akan memikul dosaku dan siapa pula yang akan menghalangi terkabulnya pengaduan (do'a) perempuan dan anak-anaknya itu atasku."

Zaid bin Aslam pun terdiam mendengar jawaban dari Umar bin Khatab.

Sepanjang perjalanan Umar tak henti-hentinya menangis. Manakalah sampai ke rumah perempuan anak tiga itu, Umar menyerahkan semua bahan makanan yang sudah ia beli di warung.

Perempuan itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada Sayyidina Umar "Semoga Allah membalas budi baikmu, Nak".

Umar bin Khatab kemudian memasukan bahan-bahan tersebut ke dalam panci dan menyalakan api. Manakalah api meredup, ia meniup bara api itu hingga debu beterbangan mengenai wajahnya yang bersih.

Ia menunggu makanan itu sampai matang. Ketika sudah matang, Umar kemudian meletakkannya ke atas piring sambil mempersilahkan mereka makan.

Lalu Umar mengatakan, "Ibu, tolong jangan mendoakan buruk atas Umar, karena dia tidak mendengar apa pun tentang nasib ibu dan anak-anak ini."

Baca Juga: Abdullah Bukan AbdulMaal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun