Mohon tunggu...
jaeful rohman
jaeful rohman Mohon Tunggu... Guru - Guru di sekolah dasar

Mengajar adalah keseharian ku dan bermedia menjadi bagian dari kegiatan keseharian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Livoli_Tekad Farras Part 1

9 Mei 2022   11:21 Diperbarui: 9 Mei 2022   11:45 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nanti kalau sudah selesai dan terdengar bel, boleh istirahat nggih..." seru ku pada anak-anak "Nggih pakkk..." jawab beberapa dari mereka bersamaan sambil melanjutkan tugas yang belum selesai. Segera aku meninggalkan kelas menuju kantor untuk bersiap menyalakan bel tanda waktu istirahat. 

Melewati ruang kelas 6 A, 6 B dan kelas 3 B serta kelas 5 A mereka masih aktif belajar bersama guru kelas masing-masing. Sebagai kelas yang paling ujung di sebelah barat memang lumayan jauh dari kantor untuk ukuran satu sekolah. Total kami memiliki 12 ruang kelas terbagi dalam 3 lokal gedung. Sebagai guru piket hari ini, sudah menjadi tugas untuk menyalakan bel masuk, istirahat dan pulang karena kami belum memiliki penjaga sekolah sejak Pak Juned pensiun.

Bel istirahat berbunyi, ketika suasana menjadi ramai satu per satu siswa keluar kelas memburu bakul jajanan, menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah atau sekedar duduk-duduk di gazebo di sekitar sekolah. Beberapa anak bermain bola di halaman. Mereka adalah siswa yang mengikuti pelajaran olah raga.

"Assalamualaikum, Pak Guru mau pinjam bola voli..." Rehan datang ke ruangan komputer dimana kami biasa berkumpul ketika istirahat. "Iyah, ambil saja tapi hati-hati jangan sampai kena kaca..." jawab kami seperti biasa "Nggih pak..." jawab Rehan dan ia pun keluar membawa bola voli untuk dimainkan bersama temannya.  Waktu istirahat biasa mereka gunakan untuk bermain bola voli. Apa lagi menjelang pertandingan pada lomba KOSN tahun ini.

Rehan dan Gingga dua nama yang selalu menggoda ku untuk mengajak mereka bermain bola voli. Secara fisik, mereka sepantaran dengan seusianya namun pada ketangkasan memainkan bola voli mereka diatas rata-rata temannya di sekolah kami. Yah di sekolah kami. Memang kami belum punya tradisi juara bola voli tapi paling tidak kami selalu bisa mencapai semifinal dalam 4 tahun terakhir.

Sore itu, kita latihan. "Priitttttt....prittttttt...." peluit ku bunyikan agar mereka berkumpul. Rehan, Gingga, Farras, Tyo, Akbar dan Rajesh serentak mereka segera berkumpul ditengah lapangan mendengerkan instruksi latihan sore hari ini. 

"Hari ini, kita latihan simulasikan pertandingan. Rehan, Gingga, Farras dan Tyo berada di tim utama sedangkan Akbar dan Rajesh bersama pak guru akan menjadi tim lawan. Sambil bermain pak guru akan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam pertandingan ini..."

Kami pun mulai berlatih. Rehan melakukan servis seperti biasa. Bola melayang melawati net mengarah ke Akbar. Dengan passing bawah Akbar menerima bola dan diarahkan ke Rajesh. Rajesh langsung mengarahkan bola melewati net.

Gingga dengan passing bawah menerima dan diarahkan ke Farras. Segera ia memberikan umpan dengan passing atas ke sebelah kanannya dan Rehan telah bersiap. Rehan melompat dan memukul bola. Sebuah spike cukup keras mengarah ke kami namun keluar lapangan. Seketika Rehan mengeluhkan akurasi umpan yang diberikan Farras. Rehan menganggap terlalu tinggi. Farras pun meminta maaf dan permainan kembali dilanjutkan.

Kali ini, Farras memberikan umpan kepada Gingga. Gingga berada di posisi tengah hingga ia mampu melakukan spike lurus melewati net yang tidak dapat dikembalikan dengan baik oleh Akbar. Mereka bersorak dengan keberhasilan pukulan dari Gingga. 

Dan Akbar hanya tersenyum kecut ketika menerima gurauan dari teman-temannya. Latihan sore itu pun berakhir, mereka kembali ke rumah masing-masing.

Bel tanda pulang berbunyi menandakan akhir pembelajaran hari ini. Serentak siswa bersiap menata buku dan alat tulis meski belum mendapat perintah dari guru. Seperti biasa setelah sholat dzuhur berjamaah, tim voli akan memulai latihan dalam cuaca panas meski tanpa pendampingan dari guru mereka latihan mandiri. 

Sering kami sampaikan agar mereka tidak latihan dalam cuaca panas. Tetapi anak-anak tetap anak-anak mereka tetap memaksa dan kami pun hanya bisa sesekali memperhatikan mereka berlatih ditengah aktivitas kami di kantor.

Hari itu cuaca cukup panas. Setelah sholat dzuhur beberapa guru kembali ke kantor. Ketika hendak berjalan ke kantor tiba-tiba seseorang memanggil. "Pak Guru..." panggilnya. "Nggih pak..." ternyata beliau adalah Pak Danur kakek dari Farras menjemputnya pulang.

Dengan nada dan mimik muka tidak senang beliau mengajak untuk berbincang. "Latihan voli ini sampai kapan pak? Farras itu setelah pulang sekolah tidak mau berangkat ngaji. Alasannya cape habis latihan voli. Latihan voli seperti ini kan tidak baik. 

Membuat anak tidak mau berangkat ngaji belum lagi nanti kalau sakit" dengan nada datar "Oh nggih pak..sekitar seminggu lagi lomba akan diadakan..." ditengah obrolan Pak Dwi operator sekolah memanggil dan aku pun pamit berjalan meninggalkan beliau menuju ke kantor.

Setelah selesai, ternyata beliau sudah pulang bersama Farras. Lalu bagaimana dengan kelanjutan obrolan tadi? Sepertinya Pak Danur dan mungkin orang tua Farras tidak menyetujui Farras mengikuti latihan voli. Disisi lain, Farras memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti pertandingan bola voli dan ia pun terlihat menikmatinya belum pernah mengeluh meskipun harus latihan berpanas-panasan.

"Farras, pak guru mau tanya kamu dilarang kakek mu ikut voli atau bagaimana?" tanya ku setelah sholat dzuhur berjamaah. "Nggak tahu pak, tapi saya sudah ijin sama ibu..." jawab Farras datar sambil menunduk mengikat tali sepatunya. 

Dalam hati, sepertinya Farras menyembunyikan bahwa memang Pak Danur kakeknya tidak menyetujui ia ikut latihan voli. Farras langsung beranjak untuk bermain voli bersama teman-temannya. Ia memang anak pendiam tidak banyak bicara, tetapi disukai teman-temannya karena Farras anaknya supel tidak memilih-milih dalam berteman.

Dalam tim voli tahun ini, Farras berperan sebagai tosser atau pengumpan. Ia memiliki sentuhan passing bawah dan atas sama baiknya tinggal menguatkan akurasi dan timming pada umpan-umpannya. Selain itu possesionnya juga baik. Maka menjadi tugas ku untuk mengkonfirmasi pada Pak Danur tentang obrolannya kemarin.

Hari itu, kami melakukan uji coba pertandingan melawan tim dari sekolah lain. Gingga, Rehan, Farras dan Tyo sedang bertanding sedangkan Rajesh dan Akbar bersiap di pinggir lapangan sebagai pemain pengganti. Permainan mereka cukup baik. 

Kedua tim saling berkejaran poin dan berusaha memenangkan pertandingan. Beberapa kali mereka sampai terjatuh demi menyelamatkan bola agar tidak jatuh dan mendapatkan poin. Suasana ramai, siswa dari kelas lain menonton dan memberikan semangat kepada Gingga dan teman-temannya.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun