Bel tanda pulang berbunyi menandakan akhir pembelajaran hari ini. Serentak siswa bersiap menata buku dan alat tulis meski belum mendapat perintah dari guru. Seperti biasa setelah sholat dzuhur berjamaah, tim voli akan memulai latihan dalam cuaca panas meski tanpa pendampingan dari guru mereka latihan mandiri.Â
Sering kami sampaikan agar mereka tidak latihan dalam cuaca panas. Tetapi anak-anak tetap anak-anak mereka tetap memaksa dan kami pun hanya bisa sesekali memperhatikan mereka berlatih ditengah aktivitas kami di kantor.
Hari itu cuaca cukup panas. Setelah sholat dzuhur beberapa guru kembali ke kantor. Ketika hendak berjalan ke kantor tiba-tiba seseorang memanggil. "Pak Guru..." panggilnya. "Nggih pak..." ternyata beliau adalah Pak Danur kakek dari Farras menjemputnya pulang.
Dengan nada dan mimik muka tidak senang beliau mengajak untuk berbincang. "Latihan voli ini sampai kapan pak? Farras itu setelah pulang sekolah tidak mau berangkat ngaji. Alasannya cape habis latihan voli. Latihan voli seperti ini kan tidak baik.Â
Membuat anak tidak mau berangkat ngaji belum lagi nanti kalau sakit" dengan nada datar "Oh nggih pak..sekitar seminggu lagi lomba akan diadakan..." ditengah obrolan Pak Dwi operator sekolah memanggil dan aku pun pamit berjalan meninggalkan beliau menuju ke kantor.
Setelah selesai, ternyata beliau sudah pulang bersama Farras. Lalu bagaimana dengan kelanjutan obrolan tadi? Sepertinya Pak Danur dan mungkin orang tua Farras tidak menyetujui Farras mengikuti latihan voli. Disisi lain, Farras memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti pertandingan bola voli dan ia pun terlihat menikmatinya belum pernah mengeluh meskipun harus latihan berpanas-panasan.
"Farras, pak guru mau tanya kamu dilarang kakek mu ikut voli atau bagaimana?" tanya ku setelah sholat dzuhur berjamaah. "Nggak tahu pak, tapi saya sudah ijin sama ibu..." jawab Farras datar sambil menunduk mengikat tali sepatunya.Â
Dalam hati, sepertinya Farras menyembunyikan bahwa memang Pak Danur kakeknya tidak menyetujui ia ikut latihan voli. Farras langsung beranjak untuk bermain voli bersama teman-temannya. Ia memang anak pendiam tidak banyak bicara, tetapi disukai teman-temannya karena Farras anaknya supel tidak memilih-milih dalam berteman.
Dalam tim voli tahun ini, Farras berperan sebagai tosser atau pengumpan. Ia memiliki sentuhan passing bawah dan atas sama baiknya tinggal menguatkan akurasi dan timming pada umpan-umpannya. Selain itu possesionnya juga baik. Maka menjadi tugas ku untuk mengkonfirmasi pada Pak Danur tentang obrolannya kemarin.
Hari itu, kami melakukan uji coba pertandingan melawan tim dari sekolah lain. Gingga, Rehan, Farras dan Tyo sedang bertanding sedangkan Rajesh dan Akbar bersiap di pinggir lapangan sebagai pemain pengganti. Permainan mereka cukup baik.Â
Kedua tim saling berkejaran poin dan berusaha memenangkan pertandingan. Beberapa kali mereka sampai terjatuh demi menyelamatkan bola agar tidak jatuh dan mendapatkan poin. Suasana ramai, siswa dari kelas lain menonton dan memberikan semangat kepada Gingga dan teman-temannya.