Mohon tunggu...
Rizky Kurnia Rahman
Rizky Kurnia Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Seorang blogger dan penulis jempolan, maksudnya suka sekali menulis pakai jempol. Blog pribadi, https://rizkykurniarahman.com

Lahir di Jogja, sekarang tinggal di Sulawesi Tenggara. Merantau, euy!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna dari Permainan Catur

28 Januari 2024   11:11 Diperbarui: 28 Januari 2024   11:11 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dahulu, saya memang tidak begitu suka dengan permainan catur. Menurut saya, permainan tersebut susah. Dan, pernah saya mainkan, tetapi selalunya kalah. 

Padahal, kalau dilihat dari maknanya atau filosofinya lebih dalam mungkin, permainan catur adalah permainan yang paling berat. Bayangkan, harus mengangkat kuda, benteng, pion, bahkan lapangannya pun diangkat! Ini jelas bukan permainan biasa. Termasuk permainan yang luar biasa. Maksudnya, biasa dimainkan di luar rumah! 

Yang Sedang Marak

pixabay.com
pixabay.com

Marak ini bukan mengacu ke produk, ya, kalau itu namanya merek! Marak alias yang sedang populer akhir-akhir ini. Istilahnya sedang spiral, eh, viral. Tentang apa, sih? Ya, itu tadi, tentang permainan catur. Beberapa postingan, baik itu berupa video maupun tulisan kira-kira menyatakan hal yang sama. Raja jika sudah bergerak perlahan, maka itu tandanya pertahanannya sudah mulai goyang, rapuh, dan lemah. 

Jika dipikir-pikir, ada benarnya juga, sih. Raja 'kan hanya bisa bergerak satu langkah-satu langkah. Memang sih, dia bisa bebas melangkah ke mana saja, tetapi tetap satu langkah. Posisinya dalam permainan catur memang terlindungi oleh lawan. Kecuali, yah, kalau ada kucing lewat, bisa diambrolkan sekaligus. 

Raja adalah simbol dari kekuatan utama dalam permainan catur. Seorang pemain dinyatakan kalah jika rajanya "termakan" oleh bidak lawan. Jika raja sampai tumbang, maka permainan catur bisa dinyatakan selesai. Mungkin, si pemain catur bisa sorak-sorak sambil lari-lari keliling lapangan layaknya pemain sepakbola. Atau mengelap keringat dengan tangan, lalu dilemparkan sembarangan layaknya permainan bulutangkis? 

Nah, permainan catur itu memang tidak dibatasi waktu. Tanda untuk giliran berikutnya adalah seperti jam beker. Tiap ada pemain yang menggerakkan bidaknya, maka dia harus menekan tombol di bagian atas jam itu. Pertanda, lawan giliran selanjutnya. 

Catur sebenarnya menjadi permainan yang menarik karena penonton bisa tenang. Tidak ada sorak-sorai penonton layaknya sepakbola, tenis, maupun bulutangkis. Bahkan, penonton pun ikut mikir, entah dia mikir permainan catur tersebut, atau memikirkan tagihan bulanannya yang terasa semakin tinggi. 

Permainan ini memang lebih mengandalkan otak. Dan, pemain catur yang hebat pasti tahu, bahwa langkah-langkahnya selalu akan menimbulkan konsekuensi. Jadi, dia berpikir mungkin sampai lima langkah berikutnya. 

"Kalau saya gerakkan kuda ke sini, dia nanti akan gerakkan benteng ke situ. Terus, pion yang di sebelah sana itu akan bergerak maju dua langkah, selanjutnya ini, itu, hem! Pusing deh!"

Berkaitan dengan Kehidupan

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Raja adalah simbol pemimpin, simbol kepala, simbol orang yang paling bertanggung jawab dengan bawahannya. Dalam struktur organisasi, raja ini menjadi kepala yang menjalankan tugas dan fungsi organisasi tersebut agar berjalan dengan maksimal serta baik. Makanya, menjadi pemimpin itu tidak mudah. Butuh yang namanya proses, makanya jangan sering protes. Butuh waktu, pengalaman, pengorbanan, minat belajar yang tinggi. 

Manusia terbaik yang kita kenal, yaitu: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi pemimpin umat Islam juga by process. Lihat akhlaknya dan kisah masa mudanya yang semuanya mengagumkan. Para pemimpin dunia juga begitu. Mereka yang awalnya dari bawahan atau sama sekali tidak dianggap oleh orang lain, bahkan dianggap hina, ternyata tidak mudah menyerah. Mereka terus belajar, baik dari kesalahannya sendiri maupun orang lain, sehingga membuahkan ilmu yang sangat berharga untuk menjadi pemimpin. 

Tugas raja atau pemimpin itu memang di tataran kebijakan, bukan di level teknis. Makanya, kalau kita lihat di kantor-kantor, yang kepala kantornya lebih banyak duduk di ruangan. Duduknya pun enak banget, pakai AC, mejanya besar dan cukup luas, sepertinya nyaman, ya, duduk di situ?

Eits, jangan salah! Jadi kepala kantor itu justru paling berat. Jika ada masalah, selalu larinya ke atas, ya, ke kepala kantor itu. Kalau pemeriksa keuangan menemukan ada penyimpangan, pasti tidak akan bisa lolos, bahkan andaikata sudah pensiun pun, tetap akan dicari. 

Begitu beratnya menjadi pemimpin, pastilah jumlahnya lebih sedikit daripada yang dipimpin. Pernah menemukan ada kepala kantor yang lebih banyak daripada stafnya di kantor tersebut? Level puncak diisi oleh satu orang dengan kualifikasi atau kualitas setara orang satu kantor tersebut. Mantap bukan?

Meskipun berat dan terlihat rumit, tetapi pemimpin yang adil adalah salah satu keutamaan dalam Islam. Dia termasuk orang yang nantinya akan dilindungi, akan dinaungi di Padang Mahsyar oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, saat tidak ada perlindungan dan naungan lainnya. 

Lalu, masih ada kaitannya dengan permainan catur? Yah, mau main catur sih terserah masing-masing orang saja, lah. Yang jelas jangan sampai terlalu membuang waktu. Apalagi jika melihat raja sudah bergerak perlahan, mungkin lebih baik, bersiap-siap untuk mengakhiri permainan. Sebab, itu pertanda kalah, pertanda tidak bakal menang, dan pertanda siap-siap untuk menelan pil pahit berikutnya, setelah kemarin beberapa kali menelan pil pahit yang sama. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun