Mohon tunggu...
Jademan
Jademan Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penyelewengan Bea Perjalanan Dinas di KBRI Mexico City dan Kebiasaanya Membuat Nota-nota Bodong

14 Juni 2012   05:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama saya FIK saya WNI berdomisili di Mexico City, Mexico. Saya tergelitik dengan pernyataan Kementrian Pendayagunaan Aparatur negara yang berkaitan dengan kebijakan penghematan/pengetatan perjalanan dinas bagi Pegawai Negeri. Suatu hal yang lucu karena di KBRI Meksiko bea Perjalanan Dinas bisa digelembungkan dan di manipulasi dengan mudah

Saya bekerja di KBRI Meksikositi, maret 2003 - 2012 sebagai staf lokal. Dalam satu tahun terakhir (sepanjang 2011) saya dengan mata kepala sendiri melihat penggelembungan jumlah hari perjalanan dínas atasan-atasan saya (diplomat Deplu RI), dalam sistem kami dinamakan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) dengan honor sebesar $315,-(perhari utk Dubes), $280,-USD (perhari untuk diplomat) dan $224,-USD (untuk staf lokal). MODUS Operasinya adalah apabila kegiatan yang hanya berlangsung 1(satu) hari, SPPD/honor yang diberikan adalah 3(tiga hari), Jalan dinas 3(tiga) hari tetapi honor SPPD yang diberikan 5(lima) hari. Dan sebagainya dan seterusnya.

Perilaku atasan2 kami ini pertama kali saya temui ketika saya membuat surat konsolidasi kegiatan KBRI yang membutuhkan tandatangan atasan saya sebagai Kabid, Atasan tersebut menolak untuk menandatangani surat tersebut dan menginstruksikan agar surat tersebut ditandatangani diplomat lain dan beliau menjelaskan bahwa atas perintah Duta Besar dari tanggal X sampai Y beliau tidak bisa absen dan menandatangai dokumen apapun, saya pun menanyakan kejanggalan tersebut ke rekan staf Lokas administrasi(Admin). Rekan tersebut menjelaskan bahwa atasan saya saat itu sedang dalam hitungan SPPD, sehingga dalam manifes KBRI, atasan saya harus seolah-olah sedang diluar kota melakukan Jal Dis. Menurut rekan admin tersebut, praktik penggelembungan ini menjadi hal yang lumrah sepanjang 2011.

MASALAHNYA ADALAH, pada akhir 2011 saya dipaksa untuk melakukan hal tersebut, pada sebuah kegiatan di negara bagian Guanajuato, kegiatan promo Indonesia tersebut bersifat pulang pergi menginap 1 malam sehingga secara total adalah 2(dua) hari Jalan Dinas, TETAPI ketika menerima honor jalan dinas saya diberi 3(tiga) hari. Pada saat itu saya menolak dan hanya mengambil honor 2(dua) hari sebagaimana mestinya. Saya menanyakan ke rekan bagian admin, rekan tersebut menceritakan bahwa atasan saya diberi honor 3(tiga) hari Jalan Dinas oleh Dubes, jadi saya mau nggak mau harus menerima seperti atasan saya karena kegiatannya sama dan jalan dinasnya bebarengan. SATUMINGGU kemudian saya dipanggil oleh Kabid Admin/BPKRT (Bendaharawan dan penata Kerumahtanggaan Perwakilan). Saya dipaksa menerima honor 3(tiga) hari, saya jelaskan bahwa Jaldis saya hanya 2(dua) hari dan semua pengeluaran sampingan(bea bensin, tol dan pendukung kegiatan) telah dibayar kantor secara terpisah, kenapa saya masih menerima 1 (satu) hari tambahan, tetapi Bpk. BPKRT malah marah sembari berkata bahwa Pak Duta Besar bilang kalo dapatnya 3(tiga) hari pokoknya harus diterima. Saya pun terpaksa menandatangani dan menerima uang yang bukan hak saya tersebut.

Memang selama sembilan tahun bekerja di KBRI, bukan pertamakali saya melihat penyelewengan penyelewengan di administrasi KBRI, dari nota2 bodong, nota yang digelembungkan, tapi baru kali ini saya dipaksa untuk melakukan hal-hal yang mungkin biasa bagi diplomat deplu RI, dan semenjak kedatangan Dubes baru tahun lalu yang juga dari Deplu, praktik-praktik semacam ini menjadi biasa. Belum lagi dengan pengadaan Brosur dan alat promosi yang biasa dicetak disini (diMeksiko- tentu dengan estándar kualitas Kemlu dan Kembudpar dengan bea cetak yang kurang lebih sama) satu tahun terakhir ini harus dicetak di Indonesia sehingga terjadi pemborosan sebesar USD4000,- -- USD9000,- untuk biaya pengiriman (10(sepuluh) ribu) Brosur dari Jakarta ke Mexico City

SAYA MOHON KEPADA MENPAN, DEPLU, DEPKEU untuk dapat lebih mengontrol yang demikian, karena ada 130 perwakilan (KBRI/KONJEN) diseluruh dunia dan letaknya jauhhhh. dari Jakarta, jangan hanya mengirim auditor yang bisa disogok dengan tarian striptease atau bolpen montblanc saja, kirim auditor yang memiliki integritas tinggi!!!

Untuk Tanah Air yang lebih Baik
Salam

FIK
Mexico City, Mei 2012
Keterangan file Attach:
Nota Pengadaan Tas ekologis(BOLSAS ECOLOGICAS IMPRESAS POR AMBOS LADOS) tersebut fiktif, mohon di chek/periksa alamatnya yang juga fiktif, pada total kedua nota tersebut KBRI melakukan pengadaan tas sebanyak 6000(enam ribu) unit tas,
pada kenyataannya KBRI hanya membeli 5000(lima ribu) tas, sehingga terjadi penggelembungan (1000 tas x $15,-MXN = $15.000,-MXN) atau sekitar 10-an (SEPULUHAN)JUTA RUPIAH
NAMA DAN ALAMAT pada nota tersebut adalah FIKTIF,
Saya yang bertanggung jawab atas pembelian tas tersebut (sebagai ast. fungsi SOSBUD) pada saat itu, memang hanya membeli 5000(lima ribu) unit tas

SEDEMIKIAN MUDAHNYA BIKIN LAPORAN KEUANGAN BOONG BOONGAN KE JAKARTA, DAN SEKALI LAGI KARENA KBRInya JAUH DARI JAKARTA, SEDEMIKIAN AMAN MENGGELEMBUNGKAN NOTA PERJALANAN DINAS DAN BIKIN NOTA NOTA FIKTIF MACAM INI

bagi yg tidak bisa lihat attachment-file terlampir, sebagian bukti2 penyelewengan dapat dilihat pada pranala berikut:

http://s1061.beta.photobucket.com/us...exico/library/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun