Sebelumnya saya pernah memutuskan untuk berlibur "staycation" di lokasi yang sangat dekat dari rumah kos, tempat saya tinggal di kawasan Setiabudi. Jaraknya hanya 1,5 Km dari kamar minimalis yang saya sewa secara bulanan. Tak salah memang, liburaan versi ini rasanya menyenangkan.
Dan sejak itu saya menjadi 'ketagihan'. Tapi kali ini saya ingin staycation di sebuah penginapan yang tak terlalu jauh pula dari kosan. Maka saya memilih hotel dalam kota Jakarta saja biar gampang, mudah dan irit pula, karena liburan tak perlu jauh-jauh khan?
Saya pun tertarik untuk mencoba menginap di sebuah hotel dekat Halim Perdanakusuma, sebuah bandara sekaligus  markas Komando Operasi Angkatan Udara di Jakarta Timur.
Lokasinya strategis tak jauh dari jalan bebas hambatan di kawasan Cawang, memudahkan saya untuk mengakses hotel bintang 5 Jakarta Timur  yang konon manajemennya di bawah hotel chain terbesar dunia, Best Western International.
Hmmm, poin ini nih yang juga menarik perhatian saya. Saya makin penasaran bagaimana rasanya berleha-leha di hotel internasional. Ah, daku makin tak sabar. Kalau begitu, yuk lah, langsung saja tengok masuk ke kamar saya di lantai 12 nomor 1215.
Setelah kartu akses saya sandarkan di kotak kartu, lampu pun menyala dengan warna yang hangat. Tak menyolok, tak bikin sakit mata. Suasana pencahayaan kamar seperti ini rasanya cocok dengan pribadi saya yang plegmatis melankolis.
Saya tak menyangka akan disambut dengan keunikan seperti ini. Biasanya seni handuk yang dibentuk seperti angsa sering saya jumpai di foto instagram atau story kawan-kawan saya di sebuah hotel saat mereka berbulan madu. Saya menduga, biasanya service semacam ini adalah service by order. Sebelumnya saya tak pernah dapat service seperti ini.
Sedangkan di Best Western untuk deluxe room double bed, seni handuk berbentuk hewan sudah menjadi SOP layanan servis bagi setiap tamu. Wah, saya jadi merasa istimewa hanya lewat sentuhan personal sederhana ini.