Terpenting adalah “packaging for marketing”. Di sini dibutuhkan kemampuan manajemen proyek. misalkan IPM atau Integrated Project Management. Biar benar-benar jelas konsep dan implementasikan dari awal sampai akhir. Holistik dan terkoneksi,
Ada satu idea menarik lagi. Begini. Bagaimana memanfaatkan salah satu budaya Minang yang unik dan menarik itu. Acara perkawinan contohnya. Dijual sebagai paket wisata. Target utamanya pastilah turis mancanegara.
Di sini, mereka bisa mengambil foto. Bisa difoto bareng. Bisa sebagai tamu penting. Bisa sebagai penonton saja. Atau, bisa saja terlibat langsung dalam prosesi acara. Caranya bagaimana? Nah, ini memang butuh kreatifitas. Jaman smartphone sekarang ini, kan bisa dibuatkan aplikasinya. Beri saja nama “ Baralek Minang”.
Anggap saja ini semacam “market place” khusus baralek. Baik yang mau punya acara, atau agen wisata maupun turis yang mau ikut prosesi kawinan adat Minang, bisa langsung mendaftar ke situ. Aturan main dengan seberapa besar sharing dan fee-nya bisa diatur.
Yang lain-lain juga bisa terlibat, seperti; jasa foto, jasa rias, pelaminan, catering, dsb. Intinya, Pemda tidak usah memikirkan “content” wisata budaya seperti ini untuk dipertontonkan ke turis. Tidak perlu ada prosesi “baralek-baralek nan icak-icak” yang tidak natural. Teman saya yang punya café itu menyebutnya ini “value creation”. Apa Pemda Sumbar berani menerima tantangan ini? Bisakah mengembangkan idea lainnya?
Terakhir, bisakah Sumbar memanfaatkan potensi keindahan alam dan budayanya untuk pengembagan industri wisata? Jawabnya tergantung dari seberapa fokus dan seriusnya Mahyeldi nanti dalam menggarap potensi tersebut untuk kemajuan dan kemakmuran daerah yang dipimpinnya. Syaratnya, “musiumkan” Garobak Padati itu.
Ganti dengan “kereta cahaya” ber-chasis kabel. Sudah jamannya kontrol navigasi dengan teknologi. Untuk mengangkut lebih banyak lagi informasi dan tentunya transaksi. Mari sama-sama kita tunggu dan buktikan gebrakannya!
Posting:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H