Ini pun terjadi di Papua, dan daerah2 Indonesia, seperti jaman Soeharto, karena si Letnan yang baru lulus AKABRI tetapi si Letnan, Bapaknya Jenderal, berIQ tinggi, sayangnya belum pernah merasakan gigitan nyamuk2 di Papua yang sebesar Jangkrik. Sedangkan si Parman yang ahli di lapangan dan telah hidup disana bertahun2 tidak di hiraukan, bahkan namanya pun tidak masuk dalam daftar sebagai ahli. Sehingga terlihat penanganan misalnya Keamanan, dan Kehidupan Sosial tidak berjalan dengan harmonis. Dikarenakan Si Letnan ini kerjanya di Jakarta, di rumah Ibu Bapaknya, bukan di Lapangan, soalnya Ibunya takut nanti sakit, apalagi si Letnan ini anak yang tertua dan disayang. Sehingga si Letnan Menjadi kepala di daerah yang tidak pernah tinggal di daerah. Hanya dalam SK nya saja, alias ASBUN.
Praktek para pelawak ini terus menerus terjadi, sehingga sungguh menyedihkan melihat banyak generasi yang terbaru ini MANJA dan PEMALAS, alias bertitle saja, tetapi pengalaman di lapangan tidak ada.
Untuk apa tulisan ini sebenarnya?
Untuk memberikan pengamatan dan kritik yang jelas dan telanjang.
Karena apa?
Karena kebanyakan kita hidup dalam NORMA KEMUNAFIKAN, tidak suka melihat HAL YANG BUGIL DAN TELANJANG. Padahal Telanjang atau Bugil itu indah. Tetapi karena kemunafikan dari kepercayaan banyak dari mereka yang mentabukan KETELANJANGAN atau KEBUGILAN, sehingga mereka suka "Husshhh...Husshhh.." Padahal setiap hari mereka mandi BUGIL dan Melihat ke KACA, bahwa BUGIL itu Indah.
Tetapi Indah itu menurut siapa dulu kan?
Norma dan kepercayaan melarang, menurut mereka yang munafik. Oleh sebab itu AIB dan BOROK terus menerus di tutup-tutupi. Sehingga jika sudah menyangkut Hajat Hidup Orang banyak atau Public Safety, mereka seolah2 saling menyalahkan.
Menyalahkan kontraktor, menyalahkan rakyat, menyalahkan Malaysia, menyalahkan semut, menyalahkan Alam, yang lebih tidak masuk akal, mereka menyalahkan MOSSAD dan CIA. Padahal setiap hari mereka mandi BUGIL melihat sendiri Borok dan Luka2 akibat Pergaulan dengan para PSK yang Jorok, dan bau busuk itu datangnya dari perbuatan mereka sendiri.
Inilah yang selalu terjadi banyak dari mereka berpakai batik yang mahal tetapi lupa memakai celana atau paling tidak sarung, sehingg yang terlihat hanya KOLORnya saja.
Let's the Blame Game Begin