Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\n” What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.”\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bangsa yang Pandai, Pemalas, dan Sombong

27 April 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_103612" align="aligncenter" width="640" caption="Citarum (by4.bp.blogspot)"][/caption] Hai, bangsa pemalas dan sombong di sekitar sungai Citarum. Belum sadarkah kalian bahwa kalian ini menjadi penyebab kehancuran seluruh ekosistem yang ada di sana? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah kah kalian menjadi buta aksara? Hai bangsa yang pandai, kenapa kalian terus mengeraskan hati? Hai bangsa yang pemalas, kalian terus membebalkan hati menghina dina ibu pertiwi, kapan kalian akan tobat? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah puaskah kalian memuja syawatmu dan kesetanan? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah puaskah kalian bermain dengan mimpi yang penuh kenajisan? Kalian berbicara seperti seorang malaikat, tetapi kemalasan kalian membuat kalian menjadi pepesan kosong. Kalian berkhotbah tentang karunia dan keindahan, kesombongan kalian menghacurkan bumi ini. Kalian berkoar-koar bagaikan seorang nabi, tetapi kesombongan kalian menghacurkan masa depan bumi ini. Kalian menghujat semua orang tetapi, tidak pernah melihat diri sendiri yang begitu malas dan sombongnya. Kalian menggunakan kepintaran untuk memuaskan nafsu durjana, sehingga bumi ini hancur. Kesombongan kalian tidak mau melihat kenyataan. Kemalasan kalian yang membuat anak-anak cucu yang akan datang harus menanggungnya. Jika ikan bisa menangis, mungkin dunia ini tidak akan tidur dengan tentram lagi. Jika kodok bisa menangis, mungkin pecahlah telinga dunia ini. Bertobatlah bangsa yang sombong dan pemalas. Berjalanlah dengan telanjang, sehingga menyatu dengan alam. Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun