[caption id="attachment_103612" align="aligncenter" width="640" caption="Citarum (by4.bp.blogspot)"][/caption] Hai, bangsa pemalas dan sombong di sekitar sungai Citarum. Belum sadarkah kalian bahwa kalian ini menjadi penyebab kehancuran seluruh ekosistem yang ada di sana? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah kah kalian menjadi buta aksara? Hai bangsa yang pandai, kenapa kalian terus mengeraskan hati? Hai bangsa yang pemalas, kalian terus membebalkan hati menghina dina ibu pertiwi, kapan kalian akan tobat? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah puaskah kalian memuja syawatmu dan kesetanan? Hai bangsa yang pandai dan pemalas, sudah puaskah kalian bermain dengan mimpi yang penuh kenajisan? Kalian berbicara seperti seorang malaikat, tetapi kemalasan kalian membuat kalian menjadi pepesan kosong. Kalian berkhotbah tentang karunia dan keindahan, kesombongan kalian menghacurkan bumi ini. Kalian berkoar-koar bagaikan seorang nabi, tetapi kesombongan kalian menghacurkan masa depan bumi ini. Kalian menghujat semua orang tetapi, tidak pernah melihat diri sendiri yang begitu malas dan sombongnya. Kalian menggunakan kepintaran untuk memuaskan nafsu durjana, sehingga bumi ini hancur. Kesombongan kalian tidak mau melihat kenyataan. Kemalasan kalian yang membuat anak-anak cucu yang akan datang harus menanggungnya. Jika ikan bisa menangis, mungkin dunia ini tidak akan tidur dengan tentram lagi. Jika kodok bisa menangis, mungkin pecahlah telinga dunia ini. Bertobatlah bangsa yang sombong dan pemalas. Berjalanlah dengan telanjang, sehingga menyatu dengan alam. Jack Soetopo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H