Dimana kita bisa melihat?
Di Jalan-Jalan.
-Ada pengemudi kendaraan yang Semau Gue, semaunya saja, terobos lampu merah, terotoar, bahkan halaman rumah orang juga di lewati.
-Ada sampah yang tidak bisa di urus oleh penduduknya sendiri. Semuanya Buang Sampah Sembarangan, bahkan sampai ada Anggapan bahwa Jalan raya, Kali, Sungai, adalah Jamban buang Tinja, dan Tong Sampah.
-Jika ada si RI 1 datang, semuanya seperti anak manis, dicat bagus, di buat seolah2 Indah dan Asri.
-Jalan dan gorong-gorong yang sebenarnya Tugas dan Tanggung Jawab Negara yang Penjabatnya yang dilantik, seperti MALAS, COPAS, KORUPSI dan Berpustun Ria.
Dan anehnya, Mereka jika berbicara soal Kepercayaan, seperti dunia ini hanya Tempat Sementara, seperti Imigran Gelap di Indonesia, yang ingin ke Australia.
-Dan para Dosen, Profesor, dan Ahli hanya SIbuk Dengan Proyek-proyek Kacangan, yang dibiayai oleh Dana dari Luar Negeri. Mereka hanya Mencopas, menterjemahkan Tulisan-tulisan dari bahasa lain, ke bahasa Indonesia.
Apakah hal ini SALAH?
Tentunya saja, jawabannya Harus di Lihat, dari mana kata SALAH itu di Ucapkan.
Jika diucapkan oleh para koncoisme tentunya baru didengarkan. Tetapi kalau yang mengatakan itu orang yang tak dikenal, bahkan tukang becak, apalah artinya sama sekali.
Jadi Cuek Saja, kalau anda ingin menulis. Yang terlihat itu dari tulisan seseorang, akan di bandingkan dengan kehidupan pribadinya.
Jika ada yang bilang Indonesia itu Indah, tergantung dari mana melihatnya. Karena tanpa manusia, Indonesia sudah Indah.
Contohnya Bogor, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, tanpa Manusia nya Daerah ini Indah. Manusianya lah yang melihat, menganalisa, dan melakukan APA Yang Baik, dan Bagus sehingga Kota-kota ini Indah.
Jika mengatakan MK, Hakim kok yang diangkat Maling2, dan Koruptor, adahal di Indonesia ada ribuan Hakim, profesi Hakim yang ada sekolah khusus.