Mohon tunggu...
Jabal Sab
Jabal Sab Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Kepala Bidang Informasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Menulis untuk berbagi pengetahuan, menulis untuk perubahan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ojek Online, Lapangan Kerja yang Diminati Saat Sulitnya Mencari Kerja

5 Oktober 2023   07:52 Diperbarui: 5 Oktober 2023   07:55 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi Gojek menawarkan pendapatan yang lumayan mencukupi. Di sisi lain pekerja seakan masih dalam kondisi "dieksploitasi" untuk memenuhi jam kerja tertentu yang diharapkan oleh Gojek. Eksploitasi menjadi makin halus di era kapitalisme yang makin mapan. Ke depan, kapitalisme punya potensi bergerak ke dua arah: menjadi makin manusiawi dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan hak-hak pekerja atau bisa saja mengesampingkan aspek kemanusiaan bahkan meninggalkan manusia dengan dengan mengganti peran kerja manusia yang digantikan oleh robot dan Artificial Intelligence (AI).

Untuk konteks Aceh, kehadiran perusahaan semisal Gojek cukup membantu dalam menyerap tenaga kerja, di tengah keadaan sulitnya mencari lapangan kerja bagi generasi muda di Aceh. Juga ketersediaan taksi online dan Gojek online ini memudahkan berkembangnya pariwisata, memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot-spot wisata, di tengah minimnya transportasi publik.

Dengan adanya sistem aplikasi, ongkos atau biaya transportasi pun terukur. Jadi tidak ada lagi kasus dimana tukang becak menipu wisatawan dengan mengenakan ongkos yang mahal untuk jarak tempuh yang pendek. Kehadiran taxi dan ojek online ini, dilihat dari sektor pariwisata, memberikan dampak yang cukup positif.

Pertanyaannya kemudian, di tengah bonus demografi dimana jumlah penduduk mayoritas adalah angkatan kerja produktif; generasi milenial dan generasi Z, solusi apa yang bisa kita tawarkan untuk menambah lapangan kerja bagi anak-anak muda usia produktif? Sektor usaha apa yang mampu menyerap tenaga kerja? Bisakah kita mengalihkan ketertarikan kita di saat menjadi PNS semakin sulit dan saat pegawai kontrak isunya akan dibatasi bahkan dihapus?

Wirausaha menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Sejauh mana kemandirian dan daya tahan anak muda kita untuk berwirausaha di Aceh? Sejauh mana lembaga keuangan mau memfasilitasi pembiayaan anak muda untuk berwirausaha ketika mereka tak memiliki aset untuk dijadikan agunan? Sektor usaha apa yang kira-kira bisa kita andalkan untuk memberikan lapangan kerja yang menjanjikan?

Saya rasa ini pekerjaan rumah pemerintah daerah dan juga tugas kita semua untuk berpikir tentang masa depan generasi muda sekaligus angkatan kerja produktif Aceh. Bagaimana keadaan Aceh di 10 atau 20 tahun mendatang. Terlebih ketika Otsus tahun 2027 berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun