Mohon tunggu...
Jabal Sab
Jabal Sab Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Kepala Bidang Informasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Menulis untuk berbagi pengetahuan, menulis untuk perubahan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kala Golkar Memilih Prabowo sebagai Capres

19 Agustus 2023   20:11 Diperbarui: 19 Agustus 2023   20:35 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat fenomena di atas, mungkin hal tersebut menjadi alasan bagi Golkar untuk mendukung Prabowo sebagai capres bersama dengan PAN. Golkar tidak ingin bernasib sama dengan NasDem dengan mengambil resiko mendukung Anies. Namun di sisi lain Golkar juga seakan sudah tidak nyaman berada dalam hegemoni PDI-P sebagai partai yang telah berkuasa selama satu dekade terakhir r.

Masuknya Golkar dan PAN dalam koalisi bersama Gerindra dan PKB adalah salah satu upaya atau strategi alternatif untuk membentuk pemerintahan baru di luar dominasi PDI-P yang makin kuat di kancah politik Indonesia. 

Dengan bergabungnya Golkar, PAN dan PKB yang notabene dulunya adalah koalisi pengusung Jokowi bersama Gerindra, menjadikan jalan Ganjar Pranowo untuk terpilih sebagai presiden tidak akan semudah Jokowi.  Koalisi yang terpecah ke tiga kubu dan tiga pasangan calon membuat PDI-P tidak akan dengan mudah mengulang kesuksesan cerita Jokowi terpilih.

Ada semacam keresahan di partai-partai pengusung Jokowi dulu bahwa PDI-P mampu mendulang peningkatan elektabilitas, sementara partai-partai lain yang tergabung dalam koalisi justru menurun.

Bergabungnya Golkar bersama Gerindra, PKB dan PAN mendukung Prabowo sebagai capres adalah bahasa isyarat yang bisa diartikan bahwa sebenarnya partai-partai ini menunjukkan keinginan terciptanya sebuah rezim pemerintahan baru yang tidak lagi didominasi oleh kedigdayaan PDI-P.

Selain menunjukkan isyarat menginginkan tatanan pemerintahan yang baru, faktor hubungan emosional dengan Prabowo Subianto yang telah terjalin lama dengan  Partai Golkar menjadi alasan yang rasional mengapa Partai Golkar akhirnya memilih mengusung Prabowo Subianto di pilpres 2025 nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun