Hal tersebut juga diperkuat oleh komentar Kang Umar, yang menyatakan kalau di daerah sekitar kebun lebih banyak ditinggali oleh para lansia. Maka tanaman obat akan menjadi "koleksi yang bagus" untuk variasi tanaman di Kebun Buruan Sae Gegersuni.
Kelompok kecil 4 memilih tiga jenis tanaman berbeda, yaitu jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum), lengkuas (Greater galangal) , dan ginseng jawa (Talinum paniculatum). Ketiga tanaman ini, dipilih karena tata cara penanaman dan perawatannya yang mudah, serta ketersediaan bibitnya di musim kemarau saat program dilakukan.Â
Ketiga tanaman ini sering diketahui dan digunakan sebagai bumbu masak, namun ternyata memiliki khasiat juga untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit.
Jahe merah
Tanaman yang biasanya dipakai bagian rimpangnya ini memiliki bau dan rasa yang khas. Jika dilihat kandungan di dalamnya, menurut Koswara (2006), jahe merah ini terdiri dari zat gingerol, aleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi.Â
Sedangkan untuk manfaatnya sendiri, menurut Rahminiwati dkk. (2010), jahe merah dapat digunakan untuk mengatasi daya tahan tubuh yang menurun, batuk-batuk, dan randang. Selain itu, melalui penelitian yang dilakukan Handrianto (2006), jahe merah dapat ampuh untuk menghambat pertumbuhan dari mikroba Staphylococcus aureus.
Lengkuas
Selain dikenal dengan aroma yang khas dan sering dipakai di dalam masakan, lengkuas juga dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Menurut Udjiana (2008), lengkuas dapat dijadikan sebagai obat antijamur, penambah nafsu makan, dan sakit pada tenggorokan.Â
Menurut Parwata & Dewi (2008), pada lengkuas terdapat senyawa fenol yang dapat merusak membran dari sel bakteri, karena sifatnya yang sebagai antiseptik. Oleh karena itu, lengkuas kerap kali digunakan juga sebagai obat herbal tradisional.
Ginseng Jawa
Tidak kalah dengan dua tanaman sebelumnya, ginseng jawa juga memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Bagian yang umumnya digunakan adalah daun dan akarnya.Â
Menurut Hidayat (2005) pada bagian daun, terdapat kandungan flavonoid yang bisa dijadikan sebagai sumber antioksidan, serta penambah ASI bagi ibu menyusui. Sedangkan, pada bagian akarnya, dapat digunakan sebagai obat (biasanya minuman) pereda lelah, pusing, batuk berdahak, hingga haid tidak teratur.
Dengan adanya pengadaan tanaman obat di Kebun Buruan Sae Gegersuni, program ini mendapatkan tanggapan positif dari pengelola, Kang Umar.Â
"Terima kasih pada kelompok KKN yang telah mengenalkan kembali tanaman toga di mana toga adalah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan pekarangan. TOGA juga berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa," ucap Kang Umar setelah program penanaman TOGA selesai.
Dengan selesainya program kerja kelompok kecil 4 ini, kami mengharapkan dari adanya pengadaan tanaman obat ini dapat membuat Kebun Buruan Sae Gegersuni menjadi tempat yang lebih berguna dan sarana edukasi untuk masyarakat sekitar. Dengan meningkatnya variasi dan jumlah tanaman, program masyarakat yang diadakan pun bisa ikut bervariasi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan juga, untuk anggota Kelompok 5 lain yang ikut serta membantu dalam mewujudkan program ini. Selain itu, terima kasih kepada Fr. Asep Saepudin, M.Pd. selaku DPL KKN Kelompok 5 yang telah memberikan saran untuk program kami.Â
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Dian, selaku pengelola Kebun HerbalQu, untuk saran tanaman obat yang cocok dipilih serta tempat membeli bibit tanaman obat. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan untuk pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Â Semoga program ini dapat menjadikan lebih banyak kebaikan untuk lebih banyak orang, dengan khasiat alami TOGA.
Lampiran lainnya