Mohon tunggu...
Jaaka Yarfa Alhaqqa
Jaaka Yarfa Alhaqqa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa dari fakultas MIPA, yang juga punya ketertarikan terhadap seni rupa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengadaan TOGA sebagai Upaya Mewujudkan Desa Kawasan Pemukiman Aman dan Nyaman oleh Kelompok 5 KKN UPI 2022

24 Agustus 2022   17:56 Diperbarui: 24 Agustus 2022   18:47 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 5 KKN UPI 2022 yang ikut serta dalam program kerja yang lain, Bank Sampah. (Sumber: Dok. pribadi)

Sustainable Development Goals atau yang sering kita dengar dengan singkatan SDGs.  Kata SDGs ini sering kita dijumpai di artikel-artikel maupun media sosial. Sedang marak dibicarakannya tentang SDGs ini di mana-mana, berarti ada hal penting/urgensi yang ada di dalamnya. 

Jika Anda belum tahu, SDGs merupakan  komitmen atau rencana yang dicetuskan oleh PBB pada tahun 2015 yang dirancang bersama. Komitmen-komitmen di  dalamnya berisikan tujuan dari peningkatan kesejahteraan ekonomi hingga kualitas hidup generasi masa depan, yang mana menyangkut paut untuk kepentingan 5P: people, planet, prosperity, peace, dan partnership. 

Kenapa makin hari, makin giat dibicarakan? Karena rencana ini memiliki tenggat waktu. Deadline yang ditetapkan yaitu sampai tahun 2030. Oleh karena itu, setiap negara partisipan perlu mewujudkan tujuan-tujuan tadi, menjadikannya prioritas nasional, agar dapat segera terlaksana.

Dari banyaknya pihak yang dapat ikut serta dalam perwujudan komitmen SDGs di Indonesia, kami selaku Kelompok 5 KKN UPI 2022 ikut dalam mencapai salah satu tema di dalam SDGs tersebut. Tujuan yang diambil adalah Desa Kawasan Pemukiman Aman dan Nyaman, yang akan dilakukan di wilayah Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.

Untuk memaksimalkan hasil dan tenaga, Kelompok 5 ini dibagi lagi menjadi 5 kelompok kecil dengan program kerja yang berbeda-beda. Salah satu program kerjanya yaitu penanaman tanaman obat (TOGA) yang dilakukan oleh kelompok kecil 4. 

Kelompok kecil 4 sendiri terdiri dari lima orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dari fakultas yang berbeda-beda: Essy Nur dan Putri Saripah (FPEB), Sri Winarsih Intan (FPIPS), Jaaka Yarfa dan M. Daffa (FPMIPA).

Dari banyaknya daerah di Kelurahan ini, Kelompok 5 memilih satu tempat di daerah Gegersuni. Di sana, terdapat suatu Kebun Buruan Sae Gegersuni, yang dikelola oleh Bapak Abdullah Umar Marsela, yang mana selaku Ketua Karang Taruna Gegerkalong dan sering dipanggil sebagai Kang Umar. 

Bisa dibilang di kebun ini sudah banyak tanaman yang ditanam dan program-program di dalamnya. Salah satu contohnya adalah Kegiatan Panen Kangkung yang dilakukan untuk program anti-stunting anak-anak di puskesmas setempat. Jadi memang tanaman yang digarap di kebun ini, digunakan untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Hasil panen kangkung dari Kebun Buruan Sae Gegersuni untuk pogram anti-stunting anak di puskesmas. (Sumber: Dok. pribadi)
Hasil panen kangkung dari Kebun Buruan Sae Gegersuni untuk pogram anti-stunting anak di puskesmas. (Sumber: Dok. pribadi)

Karena di dalam kebun ini masih sebatas tanaman sayuran dan hias, kelompok kecil 4 sendiri memiliki program kerja yang dirasa selaras untuk meningkatkan kegiatan kebun ini. Hal tersebutlah yang menjadikan program kerja penanaman tanaman toga akan dirasa cocok dengan tempat ini. 

Hal tersebut juga diperkuat oleh komentar Kang Umar, yang menyatakan kalau di daerah sekitar kebun lebih banyak ditinggali oleh para lansia. Maka tanaman obat akan menjadi "koleksi yang bagus" untuk variasi tanaman di Kebun Buruan Sae Gegersuni.

Kelompok kecil 4 memilih tiga jenis tanaman berbeda, yaitu jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum), lengkuas (Greater galangal) , dan ginseng jawa (Talinum paniculatum). Ketiga tanaman ini, dipilih karena tata cara penanaman dan perawatannya yang mudah, serta ketersediaan bibitnya di musim kemarau saat program dilakukan. 

Ketiga tanaman ini sering diketahui dan digunakan sebagai bumbu masak, namun ternyata memiliki khasiat juga untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit.

  • Jahe merah

Tanaman yang biasanya dipakai bagian rimpangnya ini memiliki bau dan rasa yang khas. Jika dilihat kandungan di dalamnya, menurut Koswara (2006), jahe merah ini terdiri dari zat gingerol, aleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi. 

Sedangkan untuk manfaatnya sendiri, menurut Rahminiwati dkk. (2010), jahe merah dapat digunakan untuk mengatasi daya tahan tubuh yang menurun, batuk-batuk, dan randang. Selain itu, melalui penelitian yang dilakukan Handrianto (2006), jahe merah dapat ampuh untuk menghambat pertumbuhan dari mikroba Staphylococcus aureus.

  • Lengkuas

Selain dikenal dengan aroma yang khas dan sering dipakai di dalam masakan, lengkuas juga dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Menurut Udjiana (2008), lengkuas dapat dijadikan sebagai obat antijamur, penambah nafsu makan, dan sakit pada tenggorokan. 

Menurut Parwata & Dewi (2008), pada lengkuas terdapat senyawa fenol yang dapat merusak membran dari sel bakteri, karena sifatnya yang sebagai antiseptik. Oleh karena itu, lengkuas kerap kali digunakan juga sebagai obat herbal tradisional.

  • Ginseng Jawa

Tidak kalah dengan dua tanaman sebelumnya, ginseng jawa juga memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Bagian yang umumnya digunakan adalah daun dan akarnya. 

Menurut Hidayat (2005) pada bagian daun, terdapat kandungan flavonoid yang bisa dijadikan sebagai sumber antioksidan, serta penambah ASI bagi ibu menyusui. Sedangkan, pada bagian akarnya, dapat digunakan sebagai obat (biasanya minuman) pereda lelah, pusing, batuk berdahak, hingga haid tidak teratur.

Dengan adanya pengadaan tanaman obat di Kebun Buruan Sae Gegersuni, program ini mendapatkan tanggapan positif dari pengelola, Kang Umar. 

"Terima kasih pada kelompok KKN yang telah mengenalkan kembali tanaman toga di mana toga adalah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan pekarangan. TOGA juga berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa," ucap Kang Umar setelah program penanaman TOGA selesai.

Program penanaman TOGA yang juga diiringi dengan pelatihan penanaman dan perawatan TOGA ke anak-anak di wilayah kebun. (Sumber: Dok. pribadi)
Program penanaman TOGA yang juga diiringi dengan pelatihan penanaman dan perawatan TOGA ke anak-anak di wilayah kebun. (Sumber: Dok. pribadi)

Dengan selesainya program kerja kelompok kecil 4 ini, kami mengharapkan dari adanya pengadaan tanaman obat ini dapat membuat Kebun Buruan Sae Gegersuni menjadi tempat yang lebih berguna dan sarana edukasi untuk masyarakat sekitar. Dengan meningkatnya variasi dan jumlah tanaman, program masyarakat yang diadakan pun bisa ikut bervariasi.

Ucapan terima kasih kami sampaikan juga, untuk anggota Kelompok 5 lain yang ikut serta membantu dalam mewujudkan program ini. Selain itu, terima kasih kepada Fr. Asep Saepudin, M.Pd. selaku DPL KKN Kelompok 5 yang telah memberikan saran untuk program kami. 

Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Dian, selaku pengelola Kebun HerbalQu, untuk saran tanaman obat yang cocok dipilih serta tempat membeli bibit tanaman obat. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan untuk pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.  Semoga program ini dapat menjadikan lebih banyak kebaikan untuk lebih banyak orang, dengan khasiat alami TOGA.

Lampiran lainnya

Kondisi Kebun Buruan Sae Gegersuni. (Sumber: Dok. pribadi)
Kondisi Kebun Buruan Sae Gegersuni. (Sumber: Dok. pribadi)

Hari pengambilan pesanan tanaman obat di Kebun HerbalQu. (Sumber: Dok. pribadi)
Hari pengambilan pesanan tanaman obat di Kebun HerbalQu. (Sumber: Dok. pribadi)

Kelompok 5 KKN UPI 2022 bersama DPL, Dr. Asep Saepudin, M.Pd. (Sumber: Dok. pribadi)
Kelompok 5 KKN UPI 2022 bersama DPL, Dr. Asep Saepudin, M.Pd. (Sumber: Dok. pribadi)

Referensi

Koswara, S. (2006). Jahe, Rimpang dengan Sejuta Khasiat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Handrinato, P. (2006). Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Zingiber officinale var. Rubrum terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Journal of Research and Technology, 2(1): 1-4.

Hidayat, S. (2005). Ginseng: Multivitamin Alami Berkhasiat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Parwata, I., & Dewi, P. (2008). Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.). Jurnal Kimia, 2(2): 100-104.

Rahminiwati, M., Mustika, A., Saadiah, S., Andriyanto, Soeripto, & Unang, P. (2010). Bioprospeksi Ekstrak Jahe Gajah sebagai Anti-Crd: Kajian Aktivitas Antibakteri terhadap Mycoplasma galliseptikum dan E. coli in Vitro. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 15(1): 7-13.

Udjiana, S. (2008). Upaya Pengawetan Makanan menggunakan Ekstrak Lengkuas. Jurnal Teknologi Separasi, 1(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun