Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi dengan mahasiswa?Â
Dalam pembelajaran memerlukan pendekatan yang sistematis dan berfokus pada berbagai aspek komunikasi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
Pertama, strategi peningkatan penguasaan bahasa. Kampus harus menyediakan kursus bahasa tambahan untuk mahasiswa yang kesulitan dengan bahasa pengantar agar proses pembelajaran bisa lancer dan efektif. Kemudian kampus juga dapat menyediakan layanan terjamahan untuk membantu mahasiswa yang belum mahir dalam bahasa pengantar.
Kedua, pelatihan keterampilan komunikasi. Dosen harus mengadakan workshop atau pelatihan public speaking untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum sehingga saat proses pembelajaran berlangsung seperti diskusi makalah, menjawab pertanyaan dari dosen maupun penyampaian argumentasi bisa dengan mudah terproduksi karena telah terbiasa mengikuti pelatihan tersebut.Â
Selain dari pelatihan public speaking, dosen juga harus menyediakan pelatihan penulisan akademik untuk membantu mahasiswa menyusun tugas, makalah dan tugas akhir skripsi dengan baik.
Ketiga, peningkatan kemampuan mendengarkan. Selain mengajarkan mata kuliah yang diampu, dosen juga diwajibkan untuk mengajarkan teknik aktif mendengarkan, seperti mencatat poin-poin penting dan mengajukan pertanyaan klarifikasi agar mahasiswa terbiasa berkomunikasi dengan baik karena hal ini juga dapat menjadi motivasi mahasiswa untuk aktif dalam diskusi kelompok serta dapat melatih kemampuan mendengarkan dan memahami perspektif orang lain.
Keempat, penggunaan teknologi dan media komunikasi. Untuk menunjang pembelajaran yang interaktif dosen dan kampus juga harus menyediakan platform digital yang ramah pengguna bagi mahasiswa agar mereka terlatih dan terbiasa dalam menggunakan media komunikasi tersebut sehingga secara tidak langsung hal ini juga mmpengaruhi komunikasi mereka dengan baik dan pastinya harus mengajarkan etiket komunikasi online (netiquette) kepada mahasiswa untuk memastikan komunikasi digital berjalan lancar dan sopan.
Kelima, peningkatan pemahaman budaya. Kampus juga harus mengadakan seminar sebagai pengenalan kepada mahasiswa yang memiliki latarbelakang yang berbeda agar kedepannya mereka bisa berjalan berdampingan dengan mahasiswa lain tanpa ada batasan-batasan tertentu yang melatarbelakangi seperti perbedaan budaya dan bahasa. Selain itu, dosen juga harus mendorong partisipasi dalam kegiatan budaya yang memperkenalkan mahasiswa pada norma dan etiket komunikasi yang berbeda.
Keenam, penyampaian instruksi yang jelas. Dosen harus memberikan instruksi tertulis yang jelas dan terstruktur untuk tugas dan proyek agar hambatan dalam berkomunikasi dengan mahasiswa dalam pembelajaran dapat diatasi.Â
Biasakan pada akhir pembelajaran dosen harus memberikan kesempatam untuk bertanya dan memberikan feedback dari mata kuliah yang telah dipelajari atau dibahas sehingga hal tersebut dapat manjadi bahan untuk memastikan pemahaman mahasiswa atas instruksi dari dosen sebelum memberikan penguatan (reinforcement), evaluasi dan penutup.
Ketujuh, membangun hubungan yang positif. Untuk menghindari hambatan berkomunikasi daosen juga harus dapat memangun hubungan personal kepada mahasiswa tentunya dengan aturan-aturan yang telah disepakati agar marwah dosen juga tidak mudah dipermainkan oleh mahasiswa karena pada dasarnya hanya untuk membangun hubungan personal dosen dengan mahasiswa untuk menciptakan lingkungan yang terbuka dan mendukung.
 Dalam kegiatan tersebut, dosen harus bisa menunjukkan empati dan memberikan dukungan emosional, terutama saat mahasiswa menghadapi kesulitan agar semangat mereka dalam mencari ilmu tidak terpengaruh atas masalah yang mereka hadapi.Kedelapan, pengelolaan waktu dan prioritas. Dosen harus membuat jadwal lain di luar dari jam mengajar untuk kebutuhan mahasiswa. Mkasudnya, dosen menyediakan jam konsultasi yang jelas dan teratur agar mahasiswa tahu kapan mereka dapat menghubungi dosen sehingga aktivitas pribadi dosen tidak terganggu.Â
Banyak ditemukan fenomena seperti ini, misalnya ada mahasiswa bimbingan skripsi yang menghubungi dosen di jam istirahat dan pastinya mengganggu yang bersangkutan. Dari contoh fenomena tersebut bisa saja nanti komunikasi antara dosen dan mahasiswa akan terhambat disebabkan dosen tersebut marah dan kesal sehingga tidak hanya mahasiswa itu sendiri yang terkena imbas dari kemarahan dosen tersebut bisa saja kepada rekan-rekan mahasiswa bimbingan yang lainnya.Â
Maka dari itu, dosen juga dituntut harus dapat mengajarkan bagaimana cara mengatur waktu dengan baik kepada mahasiswa agar waktu belajar mereka teratur dan pastinya tugas dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan tepat waktu.
Kesembilan, pengembangan kurikulum yang inklusif. Pihak terkait harus dapat mengembangkan kurikulum yang adaptif dan inklusif yang mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan berbagai kelompok mahasiswa serta dosen juga harus dapat menerapkan pendekatan fleksibel dalam pengajaran yang dapat disesuaikan dengan berbagai gaya belajar dan kemampuan mahasiswa.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi kesulitan berkomunikasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran di perguruan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H