Universitas Atma Jaya Yogyakarta meluluskan mahasiswa sebanyak 4 kali setiap tahunnya. Wisuda menjadi tahap akhir di perkuliahan sebelum memasuki dunia kerja.
Namun bagaimana mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum lulus dan melamar pekerjaan? Berikut beberapa tips alumni UAJY untuk kamu, mahasiswa yang sudah memasuki tahap akhir dalam proses perkuliahan.
Utamakan dulu kuliah, kesampingkan hal lain yang menghambat skripsimu
Jessica Baiin, atau yang lebih akrab disapa Jeje, mengakui bahwa aktivitasnya diluar perkuliahan lebih banyak memberikan bekal ilmu di pekerjaannya sekarang.
Namun alumni Program Studi Manajemen ini menegaskan bahwa saat memasuki tahap akhir perkuliahan sebaiknya menghindari hal-hal yang dapat menghambat proses skripsi.
"Pokoknya harus sampai tuntas, jangan sampai sia-sia dan nyesel di belakang," tegas Jeje.
Jeje menyarankan agar mahasiswa segera melamar pekerjaan tanpa menunggu adanya job fair.
"Karena biasanya job fair perusahaannya itu-itu terus. Kirim via email kemanapun juga bisa" jelas Jeje.
Lulusan 2016 ini juga mengingatkan agar mahasiswa memperhatikan dengan baik subject email saat meingirim lamaran agar terbaca dengan baik oleh pihak perusahaan.
Bekerja sesuai passion membuat kita tahan banting
Selfy Momongan, alumni dari Prodi Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa kerja sangatlah berbeda.
Dalam perkuliahan Selfy merasa dosen lebih banyak mengajarkan teori. Sehingga mahasiswa minim akan pengalaman studi kasus dan praktik ke lapangan.
"Memang ada beberapa dosen yang mengajarkan "how to be a journalist" karena memang tujuan dari mata kuliahnya seperti itu. Tapi yang mereka ajarkan sudah tidak up to date," katanya.
Cara kerja Jurnalis di media penyiaran, cetak, maupun daring sudah berubah dari yang diajarkan di kelas.
"Padahal cara kerja tersebut adalah cara-cara mendasar yang seharusnya diajarkan dikelas," katanya.
Menurut Selfy, teori-teori yang diajarkan selama kuliah memang berguna untuk pekerjaannya saat ini. Namun teori tersebut hanya mencakup 30% dari bekal yang dibutukannya saat bekerja.
"Selebihnya, semua learning by doing. Karena ada banyak hal yang harus dikerjakan jurnalis dan itu semua tidak diajarkan di matkul apapun selama kuliah," katanya.
Lulusan tahun 2017 ini menekan bahwa mahasiswa harus memilih pekerjaan sesuai dengan passion.
"Dunia kerja sangat luas dan kompleks. Secapek-capeknya kuliah, dunia kampus itu adalah zona aman. Di dunia kerja, ada banyak hal yang engga bisa diulang. Setiap hari belajar hal yang baru, dan itu terkadang melelahkan. Keuntungannya bekerja sesuai passion adalah membuat kita tahan banting."
Selfy juga mengingatkan bahwa banyak lulusan baru yang resign hanya dalam hitungan minggu.
"Alasannya karena enggak cocok. Mungkin bisa ditanyakan lagi ke diri sendiri, beneran engga cocokkah? Atau karena kamu engga mau bertahan untuk belajar?," pungkas Selfy.
Jangan lari dari background pendidikan
Chrisyan Manalu , lulusan Prodi Teknik Informatika 2018, mengatakan pelajaran yang didapatnya saat di bangku perkuliahan terpakai sampai saat bekerja.
"Pelajaran bisnis process dan technical programming business Intelligence. (Dengan) pressure (yang) lebih berat pastinya," kata Chris.
Chris melihat ada alumni dengan lulusan teknik informatika namun bekerja di posisi divisi non-IT.
"kalo aku liat dari sisi lain, sayang banget waktu, materi, dll. karna pengen ngebet kerja," katanya.
Chris menilai sebaiknya lulusan baru mematangkan passion atau background pendidikannya terlebih dahulu.
"Pasti banyak yang cari kok. Gitu... hehehe" pungkas alumni yang kini bekerja di daerah Jakarta Barat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H