Mohon tunggu...
izzun nabilah
izzun nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Komunikasi dalam Perspektif Islam

10 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 10 Juli 2024   21:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Mata Kuliah: Kapita Selekta Islam


Hari/Tanggal: Jumat, 12 Juli 2024


Dosen: Yulia Rahmawati, S.Sos.I, M.I.Kom

NILAI
Ketentuan komunikasi dalam Alqur'an tentunya telah diatur oleh Allah, sehingga para Nabi dan rasul dalam menyampaikan misi kerasulannya dipandu melalui kitab atau pedoman yang diturunkan oleh Allah, dan bila komunikasi tersebut digunakan dengan etika, ketentuan serta cara yang telah ditetapkan, akan dapat mengantarkan manusia kepada jalan keharmonisan, Akan tetapi sering terjadi dilapangan perbdeaan Komunikasi sering menimbulkan permasalahan, begitu juga dalam kajian teori tentang komunikasi, sejarah prinsip dan model komunikasi itu sendiri.


Komunikasi sangat perlu dan penting untuk dipahami dengan baik, karena komunikasi menunjang seseorang dalam keberhasilan dan kegagalan, membantu mencapai kebahagiaan bahkan kerugian, dan juga dapat membangkitkan simpati bahkan hinaan. Komunikasi hampir dapat dipastikan merupakan hal terpenting atau esensial yang dapat dilakukan seseorang karena mencerminkan dan membentuk kepribadiannya. Tanpa komunikasi, manusia bisa dikatakan "tersesat" di belantara dunia ini. "Seseorang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain tidak akan mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan pasti akan merasa 'tersesat'. Pentingnya komunikasi juga terlihat dari semakin inovatifnya perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri.


Perkembangan komunikasi (media) sungguh luar biasa. Salah satu contohnya adalah teknologi percetakan. Dahulu kala, sebelum kertas dan mesin cetak ada, manuskrip dan buku ditulis dengan tinta. Belakangan, keadaan ini membaik dengan munculnya alat cetak sederhana yang mengharuskan operator mesin menempatkan huruf-huruf yang diperlukan satu per satu. Tentu saja hal ini membutuhkan ketelitian yang maksimal dan waktu yang tidak sedikit, bahkan terkadang berbulan-bulan.


ISI TULISAN
Tulisan ini akan membahas sudut pandang Islam dalam hal komunikasi dengan judul Komunikasi dalam Perspektif Islam, baik yang menyangkut dengan sejarah dan bentuk komunikasi yang terdapat dalam Islam. hal ini bertujuan untuk memahami dan memberikan pengertian tentang komunikasi dalam Perspektif Islam.
Aksi demonstrasi ini terjadi beberapa waktu lalu, tepatnya pada 4 November 2016, dan khusus merujuk pada tuduhan penodaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pertanyaan yang terus mengemuka terkait kejadian ini adalah apakah Ahok benar-benar menista agama. Karena kontroversi tersebut, semua pihak sepakat bahwa kasus ini perlu dibawa ke ranah hukum.


Dalam video yang beredar luas, Ahok berkata: "Jangan percaya pada orang. Mungkin kamu tidak memilihku dalam hatimu, kan? Hak setiap ayah dan ibu untuk ditipu oleh Almaida. "Jadi bapak ibu sekalian tidak bisa mengambil keputusan karena takut masuk neraka, dan itu tidak masalah.
"Banyak orang yang menyayangkan bahkan marah dengan kalimat tidak perlu Ahoku di atas. Ahok sendiri sudah meminta maaf dan mengklarifikasi bahwa dirinya tidak bermaksud menghina siapa pun, apalagi kitab suci Islam. Bagi sebagian orang, kata "berbohong" dianggap keterlaluan (Sirry, Media Online).


Sebab, tidak mudah bagi pihak berwenang untuk menegakkan hukum seadil-adilnya karena dua alasan. Pertama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pendapat bahwa Ahok menghina Al-Quran dan menghina ulama. Posisi MUI ini tampak aneh karena Pak Ahoku tidak dimintai klarifikasi. Ahoku diadili secara in absensia. Bahkan, pertama, MUI mampu melakukan pengintaian (tabayun) sebelum Ahok dinyatakan bersalah, dan kedua, Front Pembela Islam mengerahkan ribuan orang menuntut agar sikap Ahok (FPI) dihukum seberat-beratnya.
Ketika Ahok mengatakan "dibohongin pake al-Ma'idah 51", dia sebenarnya sedang berpolemik melawan kelompok-kelompok tertentu yang menggunakan atau menyalah-gunakan agama untuk tujuan politik (duniawi). Tujuan polemik ialah untuk memenangkan pertarungan argumen. Bahwa kalimat Ahok mengandung distorsi atau melebih-lebihkan, itu dapat dimengerti sebagai pernyataan polemik. Jadi, kalau mau jujur, makna yang tersirat dalam pidatonya di Kepulauan Seribu, Ahok justru ingin mengajak kita untuk menjauhi politisasi al-Qur'an. Ahok ingin mengatakan, tidak masalah jika ada orang-orang tidak memilihnya dalam pilkada nanti, tapi jangan politisasi ayat-ayat suci al-Qur'an. Hal ini menjadi jelas bahwa sebenarnya Ahok sedang berpolemik dengan para rival serta orang-orang yang tidak mendukungnya akibat dirinya adalah non-muslim, sementara banyak pihak yang menolak Ahok sering menjadikan dan memanfaatkan
ayat-ayat al-Qur'an dalam ruang lingkup kepentingan politik semata.
Sementara, jika dibaca secara cermat, sebenarnya surat al-Maidah ayat 51 sama sekali tidakberkaitan dengan masalah kepemimpinan non-muslim. melainkan terkait dengan hubungan sosial dan persahabatan antara orang-orang muslim dan non-muslim dalam konteks peperangan, sebagaimana termaktub dalam sebab-sebab turunnya ayat tersebut. Sebagaimana telah penulis analisis pada sub-bab sebelumnya, hampir semua kitab tafsir dari klasik hingga kontemporer telah menegaskan hal tersebut.


Beberapa kebijakan yang diusung Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta mendapat protes keras dari beberapa anggota DPRD, dan protes juga dilontarkan oleh Ormas DKI. Beberapa ormas jelas menyatakan penolakannya terhadap gaya kepemimpinan Ahok yang dianggap arogan, tidak sopan, dan tidak mendukung rakyat. Penolakan ormas tersebut, termasuk FPI, mendapat dukungan moral dan politik dari anggota DPRD yang menentang Ahok. Penolakan Ahok yang dipimpin FPI oleh sudah berlangsung sebelum Pilkada DKI 2012. FPI selalu mencari celah untuk melawan Ahok dan bertarung di kancah politik melawan rekan-rekan DPRD.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun