Teori terbentuknya bintang menggambarkan proses fisika yang terjadi dari awal hingga akhir pembentukan bintang dalam alam semesta. Secara umum, proses ini berpusat pada interaksi gravitasi, tekanan gas, dan radiasi. Berikut adalah penjelasan teorinya:
- Awan Molekul Raksasa
Bintang terbentuk dari awan molekul (nebula), yaitu kumpulan gas (terutama hidrogen) dan debu antarbintang yang dingin dan padat.
Trigger Awal: Proses pembentukan bintang dimulai ketika gravitasi mengalahkan tekanan termal di awan molekul, menyebabkan awan tersebut runtuh. Pemicu ini dapat disebabkan oleh gangguan eksternal seperti gelombang kejut dari ledakan supernova atau tabrakan antar galaksi.
- Keruntuhan Gravitasi dan Protobintang
Saat awan molekul runtuh karena gravitasi:
Awan mulai berputar akibat konservasi momentum sudut.
Materi terkonsentrasi di pusat, membentuk objek padat yang disebut protobintang.
Energi gravitasi yang dilepaskan selama keruntuhan meningkatkan suhu di pusat awan.
Pada tahap ini, protobintang masih belum bersinar seperti bintang biasa karena belum terjadi fusi nuklir di intinya.
- Pembentukan Piringan Akresi
Sebagian materi dari awan membentuk piringan akresi di sekitar protobintang. Dalam piringan ini:
Gas dan debu terus terakresi ke arah protobintang, menambah massa.
Struktur piringan ini sering menjadi tempat terbentuknya planet di sistem bintang.
- Penyalaan Fusi Nuklir