Mohon tunggu...
Izzul Fikri
Izzul Fikri Mohon Tunggu... Administrasi - Seseorang Yang Coba Menuangkan Pikirannya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Datang dan Selamat Membaca Salam Hangat Dari Seorang Penulis Biasa Yang Mencoba Menuangkan Isi Pikirannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemerdekaan Sejati Hanyalah Impian yang Mustahil untuk Diraih

28 Agustus 2024   22:13 Diperbarui: 28 Agustus 2024   22:17 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menikmati Hidup / Pixabay.com / avi_acl

Merdeka sebuah istilah yang tidak asing ditelinga kita semua. Merdeka seringkali diartikan kebebasan baik dari penjajah maupun pengaruh orang lain. Perayaan 17 Agustus yang sempat dilaksanakan di IKN (Ibu Kota Nusantara) dengan menggunakan anggaran sebanyak 87 Miliar membuat sebagian besar masyarakat berkomentar mengenai perayaan 17 Agustus di IKN. Diantara masyarakat ada yang memuji perayaan yang telah dilaksanakan di IKN namun ada juga masyarakat yang berkomentar buruk mengenai perayaan 17 Agustus di IKN. 

Dari sekian banyaknya komentar buruk yang saya temukan, maka dapat saya simpulkan kalau masyarakat berkomentar bahwa negara Indonesia belum merdeka karena korupsi, kebodohan dan kemiskinan masih merajalela. Yang menarik juga bagi saya adalah komentar mengenai dana 87 Miliar yang sebagian orang menyebutkan bahwa lebih baik digunakan untuk membangun sekolah, membuka banyak lapangan kerja atau memberi makan orang miskin daripada untuk perayaan 1 kali di IKN (Ibu Kota Negara). Dari komentar yang telah saya sebutkan dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan yang dirasakan oleh masyarakat hanyalah merdeka dari bangsa luar yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Pada hakikatnya masyarakat belum merasakan kemerdekaan sesungguhnya yaitu dapat hidup dengan bebas dan nyaman. Bebas dari kemiskinan, kelaparan, kebodohan dan korupsi merupakan indikasi kemerdekaan tersebut diraih . Maka dapat disimpulkan kalau sebagian besar masyarakat Indonesia belum merasakan yang namanya Kemerdekaan Sejati. Maka melalui tulisan ini terdapat pertanyaan besar yang ingin coba dijawab, yaitu:

APAKAH KEMERDEKAAN SEJATI SEBUAH KENYATAAN ATAU SESUATU YANG SIFATNYA MUSTAHIL?

1. Apa Itu Kemerdekaan Sejati?

Sebelum menjawab apakah kemerdekaan sejati itu bisa didapatkan atau itu sesuatu yang mustahil, maka terlebih dahulu kita perlu memahami apa yang dimaksud oleh Kemerdekaan Sejati. Kemerdekaan Sejati terdiri dari dua kata yaitu KEMERDEKAAN dan SEJATI. Dilansir dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa Kemerdekaan adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya). Menurut Ir. Soekarno yang juga merupakan Presiden pertama republik Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak bangsa guna menentukan nasibnya sendiri tanpa adanya ikut campur dari pihak ataupun negara lain. Adapun definisi dari K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga merupakan Presiden republik Indonesia ke-4 bahwa kemerdekaan adalah proses perjuangan dalam menentukan nasib daripada keadaan sulit dan hambatan. Dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat hidup bebas dan tidak terjajah oleh hambatan dan kesulitan yang berasal dari diri sendiri maupun pihak lain.

Adapun kata Sejati menurut KBBI, adalah sebenarnya (tulen, asli, murni, tidak lancung, atau tidak ada campurannya). Dilansir Panjimhs dalam Glosarium Online bahwa kata sejati merujuk pada keindahan dalam kejujuran, kesetiaan pada nilai-nilai dan penghayatan terhadap eksistensi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sejati adalah kesetiaan pada sesuatu yang murni tanpa ada campuran dari apapun. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa Kemerdekaan Sejati adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat hidup bebas secara murni tanpa terjajah dari siapapun. 

2. Mustahilkah Mendapat Kemerdekaan Sejati?

Dari konsep kemerdekaan sejati apakah bisa saya dan anda merasakan kemerdekaan sejati. Menurut saya, selama saya dan anda masih hidup di dunia maka mustahil mendapatkan kemerdekaan sejati. Sebagaimana definisi yang telah dijelaskan bahwa kemerdekaan sejati hakikatnya bisa diperoleh ketika anda dapat hidup bebas sesuai dengan keinginan anda tanpa campur tangan atau intervensi dari siapapun, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tidak ada namanya KEMERDEKAAN SEJATI SELAMA ANDA MASIH HIDUP atau mudahnya KEMERDEKAAN SEJATI ADALAH SESUATU YANG MUSTAHIL. Tetapi perlu saya sampaikan pula, anda hanya tidak mendapatkan Kemerdekaan Sejati selama hidup di muka bumi. Lain cerita kalau anda sudah masuk ke dalam SURGA. Didalam surgalah anda akan mendapat kemerdekaan sejati. 

Kalaulah kemerdekaan sejati bisa didapatkan seseorang yang hidup maka tentu saja ia tidak perlu lagi bekerja untuk sekadar makan dan ia bisa berbuat apapun sesukanya tanpa ada konsekuensi yang diperoleh. Jika anda masih lelah atau capek setelah beraktivitas maka anda sejatinya belum merdeka. Tidak ada seseorang yang merasakan kemerdekaan selama masih hidup, baik pintar, bodoh, kaya, miskin, jelek, rupawan, berperilaku baik, berperilaku buruk dan berbagai kondisi yang dihadapi.

3. Tidak Mungkin Merdeka

Telah disebutkan sebelumnya bahwa selama masih hidup seseorang tidak akan mungkin merasakan kemerdekaan. Menjadi orang pintar, bodoh, kaya, miskin, jelek, rupawan, saleh maupun bejat semuanya akan tertekan dan tidak akan merdeka. Berikut bentuk belenggu yang dirasakan oleh tiap orang dengan kondisinya:

A. Mereka yang pintar akan menghadapi tekanan seperti:

a. Dianggap sempurna bagi orangtua atau pihak lain. Apabila gagal maka orang pintar tersebut akan dicela;

b. Dijadikan sebagai tempat untuk menyontek. Kalau tidak mau memberikan contekan, mereka biasa diancam oleh orang yang meminta contekan.

B. Mereka yang bodoh akan menghadapi tekanan seperti:

a. Dianggap sebagai orang gagal dan beban dalam kehidupan. Sehingga hinaan dari keluarga maupun masyarakat akan diperoleh;

b. Kesempatan karir yang terbatas karena akademik yang rendah, seperti hanya menjadi pebisnis.

C. Mereka yang kaya akan menghadapi tekanan seperti:

a. Stres bahkan kesulitan tidur malam karena khawatir dengan hartanya yang kapan saja bisa dicuri;

b. Kelelahan karena harus terus bekerja dan menghitung-hitung uang atau harta.

D. Mereka yang miskin akan menghadapi tekanan seperti:

a. Menjadi celaan dan dipandang sebelah mata karena dianggap tidak punya apa-apa;

b. Seringkali ketidaknyamanan muncul karena akses yang terbatas pada beberapa hal misalnya kesehatan. Orang miskin tentu kesulitan dalam mendapat pelayanan kesehatan prima dibandingkan orang kaya atau punya uang.

E. Mereka yang jelek akan menghadapi tekanan seperti:

a. Dihina atau dibuli lantaran memiliki wajah yang jelek;

b. Terdapat beberapa bidang pekerjaan yang sulit didapatkan karena seringkali pekerjaan tersebut mempersyaratkan Good Looking.

F. Mereka yang rupawan akan menghadapi tekanan seperti:

a. Seringkali mereka mendapat pembulian karena sikap iri yang dimiliki seseorang kepada mereka yang terlihat rupawan;

b. Kecemasan atau insecure yang terkadang cukup tinggi terhadap wajah lantaran munculnya hal-hal yang mengurangi kerupawanan seseorang seperti adanya jerawat atau terlihatnya kerutan pada wajah karena faktor usia. Rasa cemas dan insecure apabila dibiarkan maka akan menimbulkan stres.

G. Mereka yang saleh akan menghadapi tekanan seperti:

a. Ekspekstasi sebagai sosok baik atau sempurna seringkali disematkan pada orang saleh. Akibatnya orang saleh bisa saja stres karena tekanan yang didapatkan apalagi mereka dianggap sebagai sosok yang sempurna;

b. Akses terbatas pada beberapa jenis pekerjaan lantaran aturan agama yang membatasi. Akibatnya orang saleh perlu memilih-milih pekerjaan yang akan digeluti. Rasa stres akan muncul apabila pekerjaan yang tidak melanggar aturan agama cukup sulit didapatkan atau mereka tetap bekerja walaupun diiringi kegelisahan dalam hati.

H. Mereka yang bejat akan menghadapi tekanan seperti:

a. Hidup dalam kegelisahan lantaran penyesalan terhadap kesalahan yang sewaktu-waktu dapat muncul;

b. Hidup dalam ketidaknyamanan lantaran stigma negatif yang melekat lantaran perilaku bejat yang meresahkan dan mengganggu masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang tidak nyaman lantaran berada di bawah bayang-bayang polisi.

Jadi apa yang saya telah sebutkan diatas hanya sedikit dari bentuk tidak merdekanya seseorang apapun kondisi mereka saat ini. Tidak ada yang tidak dapat lepas dari tekanan dalam hidup. 

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah seseorang tidak bisa merasakan kemerdekaan sejati selama di dunia? 

4. Anda Hanya Bisa Mengusahakan Kemerdekaan Tersebut

Di bagian sebelumnya saya telah menyebutkan bahwa kemerdekaan sejati merupakan sesuatu yang mustahil selama anda masih hidup di dunia. Kemerdekaan sejati mungkin tidak bisa anda dapatkan saat ini namun bukan berarti anda tidak bisa mendapatkan kemerdekaan yang anda inginkan. Tentu saja hidup dalam ketidakbebasan bukanlah sesuatu yang nyaman. Untuk mendapatkan kemerdekaan, anda perlu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan kemerdekaan tersebut. Disini penulis hanya menyarankan satu hal yang perlu diusahakan dan itu yang paling penting. Hal penting tersebut adalah

BERSYUKUR

Bersyukur atas apa yang kita miliki hari ini tanpa perlu merasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Bersyukur atas apa yang diraih saat ini tanpa perlu iri dengan pencapaian orang lain. Bersyukur atas apa yang Tuhan Maha Kuasa telah perintahkan kepada anda tanpa perlu merasaLihatlah seseorang yang berada dibawah anda dalam urusan dunia maka hal itu akan membuat anda bersyukur. Dengan bersyukur, maka kemerdekaan yang menjadi impian saya dan pembaca sekalian bisa terwujud. Karena kemerdekaan itu akan muncul tatkala anda mulai menikmati kehidupan dan apa yang menjadi takdir anda. Dan salah satu kunci untuk menikmati kehidupan di dunia yakni dengan bersyukur. Semakin besar rasa syukur anda, maka semakin besar kemerdekaan yang anda rasakan.

Ilustrasi Menikmati Hidup / Pixabay.com / avi_acl
Ilustrasi Menikmati Hidup / Pixabay.com / avi_acl

5. Kesimpulan

Kemerdekaan sejati yakni sebuah kebebasan dari belenggu dan gangguan yang berasal dari diri maupun pihak lain. Apabila mengacu pada makna kemerdekaan sejati, maka suatu kemustahilan bagi anda yang ingin merasakan nikmatnya merdeka, terlebih lagi saat anda masih hidup di dunia. Kemerdekaan sejati hanya bisa anda rasakan saat anda pertama kali menginjakkan kaki kedalam surga (Semoga saya dan para pembaca bisa masuk kedalam surga. Aamiin). Punya banyak harta, wajah rupawan, akhlak yang mulia tidak berarti anda bebas dari belenggu dan gangguan. Terlebih lagi kalau hidup anda serba apa adanya, maka anda lebih sulit lagi merasakan kemerdekaan. Satu hal yang perlu anda miliki dalam menciptakan rasa merdeka dalam diri anda, yaitu dengan bersyukur atas apapun yang anda miliki dan capai saat ini, serta bersyukur atas segala apa yang Tuhan Maha Esa telah takdirkan dan perintahkan kepada saya dan anda.

Daftar pustaka:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun