Proporsi penyandang Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia semakin naik dari tahun ke tahun. Pengendalian glukosa darah yang baik merupakan salah satu yang penting untuk tata laksana DM. Hal ini telah terbukti menurunkan risiko komplikasi pada penyandang DM. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui oleh penyandang DM beserta keluarga.Â
Point of Care Testing (POCT) merupakan salah satu metode paling mudah yang dilakukan untuk pemeriksaan laboratorium. Tes yang biasa disebut dengan Rapid Test dapat dilakukan dekat dengan pasien dan diluar Laboratorium. Hasil yang didapat jauh lebih cepat untuk tata laksana pasien. Waktu mendapatkan hasil <15 menit sehigga meningkatkan outcome klinis.Â
Saat ini POCT digunakan secara luas, bukan hanya untuk monitoring glukosa. Tetapi juga digunakan untuk pemeriksaan lain seperti cardiac marker, analisis gas darah dan lain sebagainya. Dalam rumah sakit berkembang pesat penggunaan POCT ini. Tetapi yang lazim digunakan untuk masyarakat luas adalah pemeriksaan untuk monitoring glukosa.Â
Pemeriksaan laboratorium menggunakan POCT adalah jenis pemeriksaan untuk monitoring. Bukan untuk menentukan diagnosis. Alat ini mempunyai akurasi yang lebih rendah dibanding dengan jenis pemeriksaan secara enzimatis menggunakan Clinical Chemistry Analyser, dan mempunyai koefisien variasi lebih besar. Sehingga POCT ini tidak dapat menggantikan peran laboratorium dengan peralat an dengan system yang lebih kompleks. Peralatan laboratorium dengan system lebih kompleks bersama dengan POCT menghasilkan pelayanan yang semakin maksimal dan optimal.Â
Pemantauan Glucose Darah Mandiri (PGDM) ini merupakan pemeriksaan glukosa yang dilakukan oleh pasien dan/atau keluarga. Dapat dilakukan sesuai dengan anjuran dokter, kapan harus dilakukan pemantauan glukosa? Dokter akan menjadwal sesuai dengan obat yang diberikan untuk mengkontrol glukosa darah.Â
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan Glukometer ini adalah pemilihan tempat tusukan, pentingnya melakukan hand hygiene, penggunaan alkohol swab, penggunaan lancet, pencatatan hasil pemeriksaan, dan pembuangan sampah tajam dan infeksius.Â
Tempat tusukan yang paling baik adalah tepi ujung jari tangan ke-3 dan ke-4. Tidak menusuk dibagian tengah ujung jari.Â
Lakukan hand hygiene atau kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir.Â
Gunakan alkohol swab untuk sekali pakai, dan biarkan sejenak agar mengering. dan tekan tusukan dengan alkohol tersebut apabila sudah selesai dilakukan pemeriksaan.Â
Atur kedalaman lancet atau gunakan lancet sekali pakai untuk menghindari infeksi karena pemakaian berulang yang kurang higienis.Â
Catat hasil pemeriksan untuk digunakan sebagai bahan diskusi saat kontrol ke fasilitas kesehatan.Â
Buang limbah tajam (lancet dan stik) ke dalam botol limbah atau kardus keras yang tidak tembus benda tajam yang aman dan tertutup, dan limbah infeksius lain (alkohol swab dll) yang digunakan ke kantong plastik kuning. Kirim ke fasilitas kesehatan tempat kontrol agar dikelola sebagai sampah infeksius sesuai prosedur. Jangan membuang ditempat sampah umum.Â
Pelaku PGDM harus mengetahui manfaat dan tujuan PGDM. Selain itu, harus mengetahui target glukosa darah yang akan dicapai. Alat POCT glukosa atau Glukometer yang digunaakan harus tervalidasi dan mempunyai presisi tinggi. Dengan mengikuti petunjuk dokter mengenai waktu dan frekuensi PGDM, juga harus mencatat hasil pemantauan yang dilakukan. Hasil yang didapat akan menjadi bahan diskusi saat kontrol ke dokter atau fasilitas kesehatan.Â
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri yang dilakukan dengan baik akan menurunkan komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita.Â
Mari lakukan PGDM dengan baik. Baca petunjuk dan aturan pakai. Serta lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Sumber: CLSI POCT, Pedoman PGDM Perkeni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H