Menurut Teori Freud kecemasan adalah fungsi ego yang berfungsi untuk memperingatkan diri kita tentang datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi yang sesuai. Kemudian kecemasan akan timbul jika seseorang tidak siap menghadapi ancaman. (Alwisol, 2019)
Jika di lihat dari Teori Maslow kecemasan bisa terjadi karena kebutuhan akan rasa aman dan perlindunganya tidak terpenuhi sehingga ia merasa cemas. Lalu ia akan melakukan tindakan diluar nalarnya yaitu bunuh diri. pernyataan tersebut bisa kita kaitkan lagi dengan Teori Freud tentang id, ego dan super ego sudah dijelaskan juga diatas bahwa tindakan bunuh diri ini disebabkan oleh ego yang tidak bisa menjaga keseimbanganya serta terlalu dikuasi oleh id sehingga ia akan melakukan suatu tindakan yang akan memuaskan dorongan primitifnya.
Kemudian ada cara untuk mengurangi kecemasan berlebih. Menurut jurnal yang ditulis oleh D. Rizza bahwa yang bisa dilakukan pada pasien dengan gangguan kecemasan yang berlebihan adalah dengan berolahraga, seperti olahraga aerobik yaitu dengan cara joging 5 kilometer sebanyak tiga kali dalam seminggu. Pasien juga diminta untuk melakukan pengobatan tambahan seperti akupunktur (Zwanzger, 2018). Kemudian ada cara lain yang dinilailebih efektif untuk pengobatan anxiety yaitu dengan cara CBT atau Cognitive Behavioral Therapy. CBT adalah pengobatan yang efektif untuk anxiety disorder dan biasanya mengarahkan kita untuk menurunkan kecemasan. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa terapi ini setara dengan pengobatan dengan obat-obatan dan lebih efektif dalam enam bulan setelah pemeriksaan berkala. (Borza, 2017)
Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi
Telah banyak fakta dan sudut pandang bahwa pandemi, secara psikologis berperan dalam keputusan seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai manusia yang selalu berusaha berada di kondisi yang baik, kita perlu mencari cara bagaimana dapat mengelola Kesehatan mendal di masa pandemi.
Salah satu yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental di masa pandemi seperti ini adalah dengan cara menjaga sistem imunitas dan emosi diri dengan cara tidur yang cukup, olahraga, mencoba hal yang menyenangkan dan coba untuk mengendendalikan ketenangan diri. Mencari dukungan sosial dengan cara saling berhubungan dengan teman melalui sosial media seperti bisa dilakukan video call atau hanya sekedar chat dengan menanyakan kabarnya. Serta jangan termakan hoax tentang COVID 19 yang membuat diri kita menjadi cemas berlebihan dengan cara membatasi diri untuk mengakses berita berita di sosia media atau di TV rumah.(Masyah, 2020)
DAFTAR PUSTAKA
Borza, L. (2017). Cognitive-behavioral therapy for generalized anxiety. 203–208.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri. In Pusat Data dan Informasi.
Masyah, B. (2020). Pandemi Covid 19 terhadap Kesehatan Mental dan Psikososial. Mahakan Noursing, 2(8), 353–362. http://ejournalperawat.poltekkes-kaltim.ac.id/index.php/nursing/article/view/180/74
Ruskandi, J. H. (2021). Kecemasan Remaja pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(3), 483–492. https://doi.org/10.37287/jppp.v3i3.530