Mohon tunggu...
izzatul isma
izzatul isma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - membaca adalah melawan,menulis adalah implementasi dari bacaan

dalam belajar cobalah seperti pohon dan angin serta seperti jejak kaki dan tanah,selalu menemukan makna disetiap pertemuan dan perjuangannya meskipun selalu sulit untuk abadi bersama

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Refleksi History Penanganan Covid-19 dengan Flu Spanyol

14 Mei 2020   22:48 Diperbarui: 14 Mei 2020   23:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan secara serius diakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada 16 November 1918. Dimana pemerintah saat itu mulai menyebar poster-poster di penjuru perkampungan. membentuk influenza comissie yang terdiri dari CD de Langen (ketua), GOE Lignac (sekretaris), PC Flu, AA Hulshoff, J Huizinga, dan Mas Sardjito (anggota) yang bertugas menginvestigasi flu Spanyol dan memberikan rekomendasi tindakan yang harus dilakukan[8]. Secara ringkasnya kebijakannya yaitu,

1.Pembagian Masker.

Bulan November 1918, pemerintah sudah membentuk tim yang berada di Kepala Dinas Kesehatan Rakyat. Tim ini difungsikan untuk menanggulangi penyebaran wabah influenza. Mereka menemukan, virus influenza itu menular lewat udara. Maka dari itu, pemerintah kolonial kemudian mengeluarkan instruksi pembagian masker. Masker-masker itu diserahkan kepada warga yang tinggal di daerah terjangkit.

Pembagian masker ini berdasarkan referensi dari "Koloniaal Verslag" atau "Laporan Kolonial" untuk tahun 1920. Khasanah arsip ini merupakan pidato pertanggungjawaban Menteri Koloni sebagai wakil Ratu Belanda dalam siding parlemen.

2.Sosialisasi secara besar besaran.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat memahami bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh virus Flu Spanyol. Bahkan Buku pedoman tentang penyakit influenza juga diterbitkan dalam bahasa Jawa dan ditulis dalam huru Jawa, diterbitkan Balai Pustaka tahun 1920 dan buku ini disusun dalam bentuk percakapan antara tokoh-tokoh wayang (punakawan)[9].

2.Himbauan Isolasi Mandiri.

Dalam buku "Lelara Influenza" termuat imbauan "isolasi mandiri". Bagi yang sakit influenza diminta berdiam diri di rumah8. Dalam buku ytersebut sangat jelas himbauan bagi orang-orang yang memiliki gejala influenza. sehingga, orang-orang yang menderita gejala-gejala Influenza diwajibkan untuk tetap dirumah. Kebijakan ini sangat bersifat tegas saat itu, pemerintah colonial belanda akan menindak jika orang yang memiliki gejala tidak melakukan isolasi diri.

3.Karantina Kapal.

Pada April 1918, setelah melakukan pengamatan secara cermat, konsul Belanda di Singapura memberikan peringatan kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia agar mencegah kapal-kapal dari Hong Kong merapat di dermaga Batavia dan menurunkan penumpang di sana. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Hong Kong telah dinyatakan terjangkit oleh influenza. Namun peringatan ini tak dihiraukan. Tiga bulan kemudian, muncul banyak laporan orang sakit influenza di Hindia-Belanda. Penindaklanjutan dilakukan segera dengan membuat draf undang-undang sesuai undang-undang pengkarantinaan wilayah pada 1911 yang mengatur untuk pengkarantinaan kapal. Orang-orang yang turun dari kapal saat itu harus memiliki surat bebas influenza. Karantina kapal ini didasarkan atas influenza ordonnantie atau undang-undang terkait penanganan influenza yang sah tahun 1920.

Dari refleksi history diatascalu Bagaimana dengan Indonesia Menangani Corona Sekarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun