Remaja saat ini lebih berisiko mengalami obesitas atau kegemukan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh, mengapa ? Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan dan kemajuan di Indonesia yang mempengaruhi perubahan gaya hidup dan pola makan pada sebagian besar masyarakat, terutama pada remaja yang mendominasi sebagian besar populasi penduduk Indonesia.Â
Terlebih lagi adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk 'kerja dari rumah' yang menjadikan banyak remaja saat ini menjadi remaja 'mager' Lalu perubahan pola makan yang terjadi pada remaja saat ini yang berpindah dari pola makan tradisional ke pola makan kebarat-baratan, yaitu mereka lebih menyukai junk food, fast food atau makanan cepat saji, yang jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan gizi pada mereka yang mengonsumsinya menjadi tidak seimbang. Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan beberapa permasalahan kesehatan, salah satunya yaitu kegemukan dan obesitas.Â
Obesitas atau yang biasa disebut kegemukan adalah kondisi saat tubuh menimbun lemak yang berlebihan. Obesitas adalah masalah yang sering terjadi dan merisaukan bagi kalangan remaja yang merupakan dampak dari perubahan zaman, gaya hidup, dan pola makan yaitu perubahan pola makan ke arah barat yaitu lebih menyukai junk food, fast food, yang jika dikonsumsi berlebihan menyebabkan gizi tidak seimbang sehingga dapat menyebabkan obesitas.Â
Obesitas sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu penyakit-penyakit lain, contohnya pada wanita yang mengalami obesitas akan beresiko 3 sampai 6 kali mengalami hipertensi dibandingkan wanita dengan berat badan normal.Â
Orang yang mengalami obesitas juga memiliki risiko sampai 3 kali untuk mengalami penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan kematian. Selanjutnya, orang yang mengalami obesitas juga akan mengalami penurunan pada kualitas hidupnya dan lebih berisiko mengalami stroke, radang sendi, batu empedu, kesulitan bernafas, masalah kulit, infertilitas, dan masalah psikologis.
Penyebab terjadinya Obesitas pada remaja antara lain :Â
Genetik atau keturunan
Obesitas dapat diturunkan dari generasi sebelumnya dalam sebuah keluarga, sehingga anak yang salah satu orang tuanya mengalami obesitas akan berisiko 4 kali mengalami obesitas, dan jika kedua orangtuanya obesitas maka akan berisiko 8 kali mengalami obesitas.
Pola makan berlebihan
Kebanyakan dari penderita obesitas akan makan setiap ada 'keinginan' untuk makan, bukan saat mereka benar-benar lapar. Pola makan yang berlebihan ini yang menyebabkan seseorang sulit dari kegemukannya jika dia tidak dapat mengontrol nafsu makannya.
Kurang aktivitas/olahraga
Jumlah aktivitas merupakan hal yang berpengaruh dalam obesitas, karena tingkat pengeluaran energi tubuh sangat berpengaruh terhadap pengendalian berat badan. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan karena dapat membakar kalori, dan membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal tubuh.
Pengaruh emosional
Kebanyakan orang yang mengalami obesitas memiliki masalah dengan emosinya. Biasanya orang yang mengalami obesitas, saat mereka mengalami masalah emosi seperti sedih, atau cemas mereka akan melampiaskannya pada makanan, sehingga mereka akan makan lebih banyak
Lingkungan
Lingkungan juga berpengaruh terhadap kegemukan, yaitu terletak pada pandangan atau anggapan orang disekitar. Jika lingkungan menganggap kegemukan adalah simbol kemakmuran maka tidak akan ada tekanan emosional pada orang tersebut, dan begitu juga sebaliknyaÂ
Cara mudah mencegah dan mengatasi Obesitas pada Remaja
Diet
Diet adalah pengaturan makan, jadi diet ini merupakan kunci utama untuk mencegah dan menangani obesitas. Bagi para remaja yang ingin mencegah obesitas  adalah dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, dan perhatikan jumlah kalori yang masuk. Dan bagi remaja yang ingin mengobati obesitas, caranya dengan defisit kalori.Â
Artinya harus memperhatikan jumlah kalori yang masuk lebih sedikit dibandingkan kalori yang keluar, juga perhatikan BMR tubuh yang dapat dihitung melalui aplikasi ataupun melalui website.Â
Aktivitas Fisik
Bagi para remaja yang ingin terhindar dari obesitas harus banyak melakukan aktivitas fisik ya! Jangan rebahan di kasur mulu! karena dengan begitu keseimbangan energi akan terjaga sehingga dapat terhindar dari obesitas. Lalu bagi penderita obesitas aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin adalah bagian penting dari program penurunan berat badan. Dokter menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik paling sedikit 150 menit perminggu.Â
Jika kalian adalah remaja yang mengalami obesitas, niat dan konsisten adalah kunci utamanya. Karena diet yang baik, sehat, dan efektif akan membutuhkan waktu yang cukup lama.Â
Tentunya dengan cara dan metode pengurangan berat badan yang sehat pula, jangan termakan mentah-mentah oleh iklan-iklan obat diet atau teh diet di media sosial. Karena hal tersebut justru akan mengakibatkan masalah kesehatan lainnya yang sangat berbahaya bagi kesehatan kalian!
Stay Safety!
Stay Healthy!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H