Selain itu, konselor dapat menggunakan strategi-strategi berikut untuk menunjang keberhasilan layanan konseling.
Attending terhadap klien
Hal yang sulit dilakukan oleh kebanyakan orang adalah mendengarkan dengan baik. Mendengar adalah ketrampilan yang membutuhkan pembiasaan dan konsentrasi yang baik. Seorang konselor selalu dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. Hal ini dikarenakan pada dasarnya, seorang individu atau konseli butuh didengar atas aspirasi masalahanya. Selain itu melalui mendengar dengan baik, seorang konselor dapat memperoleh informasi yang tepat sehingga dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi.
Attending terhadap klien dilakukan dengan mendengarkan secara antusias, aktif dan penuh perhatian terhadap klien. Dalam melakukan attending ini, dapat pula memberi perhatian dengan memberi respon verbal ataupun non verbal.
Membedakan pesan kognitif dan afektif
Seorang konselor harus menyampaikan pesannya kepada konseli dengan metode dan cara yang benar. Jika tidak demikian, konseli mungkin saja salah ketika memahami pesan yang disampaika oleh konselor. penyampaian pesan ini harus sesuai dengan cara dan metode dengan melihat pada masalah yang sedang dihadapi oleh konseli, serta memperhatikan sudut pandang konseli. Hal ini dimaksudkan agar pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan konseli.
Dalam memberikan pesan kepada konseli, konselor dapat melakukannya dengan teknik pendekatan. Ada dua jenis pendekatan yaitu kognitif dan afektif. Pendekatan kognitif dilakukan melalui pemahaman, pengetahuan, ingatan, analisis, dan lain sebagainya. sedangkan pendekatan afektif merupakan pendekatan melalui perasaan, emosional, sikap dan nilai.
Dengan pendekatan-pendekatan tersebut, konselor dapat memilih dan memilah pesan apa yang cocok diberikan kepada klien yang sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya, karena jika tidak dapat memberi pesan yang sesuai akan berdampak pada pasifnya kemampuan yang dimiliki klien yang disebabkan oleh tidak adanya kesesuaian pesan dengan kebutuhan konseli.
Memberikan respon.
Tidak hanya memberikan pesan, memberikan respon terhadap konseli pun dapat dilakukan dengan dua hal, yakni pemberian respon berupa respon kognitif dan pemberian respon berupa respon afektif. Memberi respon kognitif kepada konseli misalnya dengan diam, bertanya dengan pertanyaan yang jawabannya luas, menyatakan kembali apa yang diinformasikan oleh konseli, dan mengurangi respon dengan mengatakan "oh, ya, dan lain sebahainya".
Sedangkan memberri respon afektif kepada konseli biasanya dilakukan dengan cara-cara yang non verbal. Misalnya dengan bahasa tubuh, posisi tubuh, intonasi bicara, kecepatan bicara, dan lain sebagainya. respon-respon tersebut akan memberi gambaran perasaan konselor kepada konseli. Perasaan tersebut bisa saja berupa perasaan kasih sayang, kemarahan, kekhawatiran dan kesedihan.