Mohon tunggu...
Izza Nahaarin
Izza Nahaarin Mohon Tunggu... Guru - Kualitas Tulisan bergantung pada seberapa sering dia membaca. makanya baca tulisanku, hehe

"Diantara keutamaan ilmu kepada penuntutnya adalah semua umat manusia dijadikan sebagai pelayannya" (Imam Syafi'i)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Sakit, Bisakah BK Melakukan Diagnosis?

14 Oktober 2019   09:28 Diperbarui: 14 Oktober 2019   09:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kalian merasa demam dan sakit parah, apa yang  kalian lakukan ? pergi ke dukun atau ke dokter ? semoga saja ke dokter ya. 

Nah, ketika kalian pergi ke dokter, pasti dokter akan menanyai apa keluhan-keluhan kalian, kemudian memeriksa kondisi tubuh kalian, baru dokter akan menyimpulkan dan mendiagnosa penyakit kemudian dokter menentukan penyembuhan apa yang perlu dilakukan entah memberi resep obat atau menyarankan menjalani perawatan untuk proses penyembuhan. 

Dalam Bimbingan dan Konseling, ada juga loh hal semacam ini. Namanya Assesment dan diagnostik. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Assesment dan diagnostik dalam layanan bimbingan dan konseling, mari kita simak ulasan dibawah ini. Enjoy it and Happy Reading !

Istilah Assesmen dalam konseling sama dengan menilai. Dalam konseling, melakukan assesment adalah proses yang sangat penting. Melalui assesment lah konselor dapat memperoleh informasi  yang relevan tentang konseli. 

Selain itu konselor juga bisa mengidentifikasi  peristiwa-peristiwa yang ikut andil dalam timbulnya masalah konseli. Dikarenakan pentingnya proses assesment. Maka assesment harus dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan kaidah dan prosedurnya.

Sedari tadi kita sudah menyinggung tentang assesment. Namun sebenarnya, apa sih pengertian Assesment?. Baiklah, Dede Rahmat dalam bukunya yang berjudul Konseling di Sekolah menyatakan bahwa assesment adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Dalam BK, assesment memiliki kedudukan yang strategis. 

Hal ini dikarenakan Assesment sebagai dasar perancangan program BK yang sesuai dengan kebutuhan. Yang mana kesesuaian antara progeam dan kondisi atau kebutuhan peserta didik dan lingkungannya ini mampu mendorong tercapainya tujuan layanan bimbingan dan Konseling.

Lalu kapan waktu pelaksanaan assesment ? pelaksanaan Assesment dalam konseling  bersifat fleksibel. 

Konselor dapat mempertimbangkan melakukan atau tidaknya assesment berdasar pada apaka permasalahan konseli sudah terungkap atau masih kurang jelas. Juga apakah semua informasi yang ada telah mencukupi dan apakah konselor telah memahami secara menyeluruh tentang permasalahan yang dihadapi konseli. 

Assesment boleh dilakukan jika konselor sudah memahami secara akurat dan menyeluruh tentang masalah konseli. Jika dirasa harus melakukan Assesment, maka konselor tidak boleh menunda-nunda pelaksanaan assesment.

Aspek aspek assesment menurut Hackney dan Cornier (dikutip dari Namora, 2011)  ada dua yaitu intake interview riwayat hidup dan definisi masalah hidup. Yang termasuk dalam Intake interview riwayat hidup adalah data identifikasi, riwayat pribadi, tatanan Kehidupan, Riwayat Keluarga, dan lain sebagainya.

Bagaimana langkah-langkah Assesment? Assesment dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama yaitu perencanaan, kemudian pelaksanaan, analisis data, interpretasi data dan yang terakhir yaitu tindak lanjut. 

Yang termasuk dalam tahap perencanaan yaitu memilih fokus aspek assement pada konseli, memilih instrumen yang akan digunakan, penetapan waktu, validiras dan reabilitas. 

Sedangkan dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan instrumen. Cara mengerjakan, waktu mengerjakan assesment, kunci jawaban, cara analisis dan interprestasi merupakan serangkaian tahap pelaksanaan. 

Untuk menganalisisi data nya dapat menggunakan cara kualitatif ataupun kuantitatif. Tahap selanjutnya yaitu interpretasi data. Interpretasi data adalah sebagai  pengukur, pemberian nilai, menyimpulkan masalah yang sudah diterima dan merupakan petunjuk untuk menafsirkan data. Terdapat metode atau langkah yang dapat digunakan untuk menginterpretasi data. 

Setelah interpretasi data yaitu tahap tindak lanjut, yaitu menindak lanjuti hasil assesment. Konselor merencanakan dan memutuskan tindak lanjut apa yang harus dilakukan setelah mengetahui hasil assesment dari konseli.

Assesment dalam BK ada dua kategori, yaitu tes dan non tes. Assesment tes memiliki ciri-ciri yaitu standarisasi cara yang sesuai dengan buku panduan, obyektif, reliabel dan valid. 

Jenis asssesmen test yaitu tes kesehatan, tes bakat minat, tes kemampuan kerja, kepribadian dan kematangan sosial. Sedangkan assesment non tes dapat berupa observasi, wawancara, angket, sosiometri, daftar cek masalah dan inventori tugas perkembangan.

Assesment dan Diagnostik? Apa hubungannya? 

Ya, Assesment dan diagnostik merupakan proses bersambung. Setelah konselor melakukan assesment, konselor bisa melakukan diagnostic. Abin (2003) mengungkapkan bahwa diagnostic adalah upaya memahami jenis, karakteristik dan latar belakang kesulitan belajar dengan mengumpulkan dan menggunakan data informasi yang lengkap dan subjektif sehingga dapat menyimpulkan dan mengambil keputusan serta mencari alternatif pemecahannya. 

Singkatnya, diagnosis adalah menentukan apa yang dia derita dengan melakukan tahapan-tahapan diagnosis.

Diagnosis ada tiga macam yaitu diagnosis umum, diagnosis analisis dan diagnosis psikologis. Diagnosis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan instrumen. Diantara pendekatan instrumen diagnosis adalah observasi terkontrol, analisa karya tulis, analisa proses & respon lisan, analisa catatan obyektif, wawancara, laboratori & klinis, serta studi kasus.

Diagnostic tidak hanya menentukan apa yang dia derita. Namun juga melakukan penegakan keputusan oleh orang yang profesional. Jadi tidak sembarang orang boleh melakukan diagnostic terhadap konseli. Begitu juga assesment. Keduanya sama-sama boleh dilakukan oleh orang yang profesional dibidangnya dan dengan prosedur sistematis yang telah diatur.

Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Warohmatullah

Source :

Rahmat Hidayat, Dede. 2018. Konseling di Sekolah. Jakarta: Prenamedia Group

Lumongga, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prenamedia Group.

Novianong Asri, Dahlia dan Dian Ratnaningtyas Afifah. 2018. Praktik Pemahaman Individu. Magetan: CV.  AE Media Grafik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun