Sahabat labilku
Sebutanku untuk mu
Kau hadir saat hati rapuh
Terbelenggu kian jenuh
Kau mengajari arti sabar
Memadamkan api yg sedang berkobar
Hadirmu mendekatkanku dengan sang pencipta
Yang selama ini jarang aku sapa
Takdir Tuhan memang lucu
Dipertemukan pada situasi yang kaku
Jadi begini, saat hati sedang patah dia datang tanpa resah
Aku banyak belajar darinya
Tentang arti dewasa
Dewasa bukan soal umur
Tapi tentang aku yang mampu berdamai
Berdamai meski keadaan mengajak bertengkar
Memaafkan meski bukan aku yang salah
Membantu meski tak pernah dibantu
Mengalah meski tak salah
Membuka mata selebar lebarnya
Bahwa cinta bukan soal dia
Dia yang mampu mencintai paras cantik
Dia yang mengagumi kepandaianÂ
Dia yang mencermati kelihaianÂ
Tapi tentang dia yang tetap mencintai dan menerima mu meski tau keadaan mu, kekuranganmu, kelemahanmu, dan mampu melengkapi mu
Dia membangkitkan ku dari jurang kelabilan
Dimana banyak orang yg menjadi korban
Sakit hati, dendam, marah, benci
Itu kan manusiawi?Â
Semua aku lepas perlahan
Lantunan Suaranya memikat hati
Membuatku terpukau pasti
Shalawat baginda Nabi
Sungguh menyejukkan hati
Lantaran dia, perlahan ku menyukai sholawat
Menyadari betapa menakjubkan manfaat nya bagi umat
Saat hati gelisah,Â
Dia mengajak ku sholat malam ;
"Dek, daripada kamu menangis. Bingung gak karuan.. Ndang deh sana ambil wudlu terus sholat malam.. Buat hatimu tenang ".
Perdana memang bagiku
Satu-satunya orang yg meyakinkan ku
Memberanikan diri curhat di hadapan sang Khaliq
Allah-lah satu-satunya tempat memohon ku
Tempat mencurahkan segala keresahan
Meski aku takut, kau tetap meyakinkan
Bahwa jalan itu benar,Â
segera ku ambil wudlu.Â
Ku bersujud di hadapan-Mu Ya Rabb
Bergetar hati ini
Membisu bibir ini
Engkau Allah..Â
Maha Pengasih lagi maha penyayang
Engkaulah wujud dari cinta sejati
Sahabat labilku,Â
Saat dunia ku hancur
Saat aku hampir kehilangan akal sehatku
semua mata mencampakkan ku
semua tangan melepasku
Semua hati tak iba padaku
Engkau justru menuntunku
Menggenggam erat jemariku
Menghapus air mataku
Kau bermain sulap,Â
Dengan sekejap menyulap air mata menjadi tawa
Dengan tingkah konyol mu
Dengan ekspresi gila mu
Walau mata sembab, aura positif mengalir dengan cepat
Sahabat labilku,Â
Meski aku belum sepenuhnya dewasa
Aku perlahan mampu menyikapi segalanya
Terimakasih, sejenak kau menjadi bagian hidup
Meski sekarang kau redup
Tapi ku kenang slalu cahaya terang mu dulu
Bagiku, Kau hampir menjadi manusia yg sempurna
Aku iri, sedikit tak rela ada perempuan yg beruntung mendapat lelaki sepertimu
Hanya satu kurang mu
Kau menebar semua perhatian mu
Tanpa melihat akibat dari perbuatan mu itu
Dan aku, salah satu korban mu. ;(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H