Langit berlari terbirit-birit menuju toilet. Bruk! Langit menutup pintu dengan keras, saking malunya. Wajah Langit berubah menjadi merah layaknya udang rebus baru saja matang.
Langit bercermin disana, kedua mata Langit melongo ketika ia melihat wajahnya, begitu merah!
"Enggak mungkin gigi gua ada cabenya!" menolong Langit. Langit mulai melebarkan senyumannya layaknya senyum kuda.
Langit mengerutkan keningnya, ternyata tidak ada bekas cabenya di gigi Langit.
"Enggak ada,"
Langit kembali tersenyum kuda, ia memastikan apakah ada bekas cabe atau enggak nya!
Langit begitu kesal dengan sikap Acha kepada dirinya, ternyata Acha tadi jail kepada Langit. Itulah yang ada dipikiran Langit sekarang.
Langit membelakangi cermin itu. Ia mulai berpikir, kenapa Acha melakukan hal ini kepada Langit? Itulah yang ada dipikiran Langit sekarang.
"Gua harus balas dendam sama dia, enggak terima gua diperlukan kaya gini sama dia!"
"Ck, bikin malu aja!" sambung Langit.
Malam harinya, terlihat Acha sedang berdiri di balkon kamarnya. Menikmati indahnya dimalam hari. Begitu banyak bintang-bintang menghiasi gelapnya malam.