Ditambah dengan bulan sabit, membuat alam semesta menjadi sangat indah.
"Ko tiba-tiba gua jadi kangen Mamah, yah!" pikir Acha.
Acha memeluk dirinya saking dinginnya. Acha hanya menggunakan kemeja putih saja.
"Indah banget, sih malam ini!" menolong Acha. Acha memejamkan matanya menikmati udara segar dimalam hari.
Sementara dilain sisi terlihat Langit sedang mondar-mandir di depan kamar Mension yang ditempati oleh Acha.
"Gua harus balas dend4m sama tuh bocah! Gak terima gua, diperlukan seperti itu sama si bocah tengil itu!" gerutu Langit.
Langit dengan sebal memutarkan knop pintu kamar Acha. Langit melongo ternyata pintu kamar Acha tidak dikunci sama sekali.
Dengan senyum smriknya, Langit langsung masuk dan mengunci pintu kamar Acha begitu saja.
Tapi Langit tidak menemukan Acha disana. Kemana Acha? Itulah yang ditanyakan oleh Langit sekarang.
Langit melangkahkan kakinya. Langit mengerutkan keningnya ketika melihat pintu balkon terbuka.
"Pasti, si bocah tengil itu ada di balkon!" pikirnya. Dengan lihainya, Langit melangkahkan kakinya dengan cepat.