Namun, ketika Langit baru saja sampai diambang pintu, Langit terdiam memantung ketika melihat Acha sedang menikmati udara segar dimalam hari.
Bagaimana Langit tidak terdiam memantung. Acha merentangkan kedua tangannya dan tak lupa kedua mata Acha dipejamkan, Acha begitu menikmati udara dimalam hari ini.
Langit menarik sudut bibi7nya ketika melihat Acha. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju Acha.
Grapp!
Acha mengerutkan keningnya ketika ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya. Apalagi punggung Acha berasa begitu hangat. Langit melihat ekspresi wajah Acha hanya bisa tersenyum tipis saja.
"Ko punggung gua kaya ada kasur gitu, yah?" pikir Acha.
Acha langsung membuka kedua matanya dengan perlahan. Alangkah terkejutnya ketika melihat wajah Langit tepat di atas bahu Acha.
"Kak Langit!" Langit hanya menaiki alisnya sebelah saja.
"Ngapain lo meluk-meluk gue?" sambung Acha. Langit hanya bisa terdiam saja. Melainkan Langit mempererat pelukannya.
"Lepasss!" brontak Acha.
"Lepas! Bisa enggak, sih!"