Mohon tunggu...
Izza Ainul Yaqin
Izza Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030066 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Just a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Membangun Pawon Potorono: Cerita Mahasiswa Tentang Keberanian dan Kewirausahaan

23 Juni 2024   23:40 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:59 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nampak Menu Hidangan Pawon Potorono | Dok. Pribadi

Di tengah gemuruh modernisasi dan globalisasi, tradisi sering kali tersisih. Namun, di sebuah sudut tenang di Yogyakarta, sekelompok mahasiswa Universitas Cendikia Mitra Indonesia (UNICIMI) berusaha keras menjaga warisan kuliner tradisional.

Dengan usaha kuliner mereka, Pawon Potorono, Wiwid, Niki, Joni, dan Aqib membuktikan bahwa generasi Z bisa berdiri teguh di antara arus perubahan dan tetap mempertahankan identitas budaya mereka.Pawon Potorono terletak di Jl. Kemasan, Perang Wedanan, Potorono, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55196. Usaha ini bukan hanya tempat makan biasa, tetapi juga wadah pembelajaran langsung bagi para mahasiswa yang terlibat. Dengan latar belakang kewirausahaan dan hubungan dekat dengan rektor, mereka memulai perjalanan ini dengan semangat dan dedikasi.

Pawon Potorono dirancang dengan mengusung konsep tradisional Jawa yang kental. Bangunan utama berbentuk joglo, rumah adat Jawa dengan atap tinggi dan luas yang memberikan kesan sejuk dan nyaman. Desain interiornya pun sederhana namun elegan, dengan dominasi kayu dan dekorasi tradisional seperti ukiran Jawa dan pernak-pernik budaya lokal. 

Lokasi yang dipilih juga sangat mendukung konsep ini. Pawon Potorono terletak di pinggiran sawah yang luas, memberikan pemandangan hijau yang menenangkan. Angin sepoi-sepoi yang berhembus dari sawah menambah kenyamanan bagi para pengunjung.

Arsitektur Joglo yang menambah kesan tradisional pada Pawon Potorono | Dok. Pribadi
Arsitektur Joglo yang menambah kesan tradisional pada Pawon Potorono | Dok. Pribadi

Menu yang ditawarkan oleh Pawon Potorono sangat beragam, dengan fokus pada masakan tradisional Jawa. Mereka menawarkan berbagai hidangan Pawon Setunggal (Nasi ayam goreng sereh, tempe & tahu goreng + sambal teri, telur dadar, tempe orek, oseng sambal kerupuk lalapan); Pawon Kalih (Nasi ayam goreng sereh, sambal teri, telur dadar, tempe mbus, orek bihun, oseng sambal, kerupuk lalapan); Pawon Tigo (Nasi tempe & tahu goreng, sambal teri, telur dadar,  tempe orek, bihun, oseng sambal, kerupuk, lalapan); Pawon Sekawan (Nasi telur dadar iris, tempe orek, bihun, oseng sambal, kerupuk, lalapan) yang tentunya sangat menarik dan menggugah selera. Setiap hidangan disiapkan dengan menggunakan bahan-bahan segar dan resep tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Berbagai pilihan menu yang ramah bagi segala kalangan, terkhusus bagi para mahasiswa | Dok. Pribadi
Berbagai pilihan menu yang ramah bagi segala kalangan, terkhusus bagi para mahasiswa | Dok. Pribadi

Berawal dari tawaran sang rektor yang juga pemilik tempat, Pawon Potorono menjadi sebuah laboratorium hidup bagi para mahasiswa. Rektor, yang ingin mahasiswanya belajar langsung di lapangan dengan materi yang sudah diberikan di perkuliahan, melihat potensi besar dalam diri Wiwid, Niki, Joni, dan Aqib. Mereka dipercaya mengelola tempat tersebut karena latar belakang kewirausahaan mereka dan hubungan yang sudah terjalin dengan baik.

"Kami sangat senang menerima tawaran ini," kata Wiwid (21), "sebagai mahasiswa yang baru terjun langsung ke dunia bisnis, tentu banyak harapan kami. Salah satunya adalah membuktikan bahwa generasi Z tidak selemah seperti yang banyak orang katakan."
Tidak hanya itu, mereka juga memiliki misi untuk melestarikan masakan tradisional agar tidak tenggelam oleh masakan-masakan modern. "Pada dasarnya, bukan hanya keuntungan yang kami cari, tapi kontribusi dalam melestarikan masakan tradisional," tambah Joni (22).

Menjalankan usaha sembari kuliah bukanlah hal yang mudah. Namun, keempat mahasiswa ini menemukan cara untuk menyeimbangkan keduanya. "Usaha ini dimulai ketika mata kuliah sudah hampir selesai. Ketika masih ada beberapa kelas, kita gantian jaga, jadi kondisi tetap aman di tempat kerja," jelas Aqib (21). Sistem pergantian ini memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada akademik sekaligus mengelola bisnis dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun