Mohon tunggu...
Izma Izzati Shabrina
Izma Izzati Shabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketimpangan Pendidikan Indonesia Selama Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

31 Juli 2022   12:05 Diperbarui: 31 Juli 2022   12:30 6521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Indonesia menghadapi suatu tantangan tersendiri akibat adanya pandemi ini. Sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus ini, pemerintah mengambil keputusan untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran di sekolah sejak pertengahan Maret 2020 karena interaksi yang terjadi secara langsung di sekolah dianggap sebagai salah satu media penyebaran virus covid-19 (Alifia, 2020:2).

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran daring memerlukan penunjang yaitu teknologi digital serta jaringan internet yang stabil. Namun, kenyataannya perkembangan teknologi di Indonesia belum siap menghadapi perubahan ini. Subiakto (2013:244) mengemukakan bahwa sebagian besar masyarakat yang memiliki akses teknologi yang baik adalah masyarakat di wilayah perkotaan. Sedangkan, masyarakat di wilayah pedesaan atau bahkan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) belum memperoleh akses teknologi yang baik.

Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui bentuk ketimpangan pendidikan Indonesia yang terjadi selama pembelajaran daring pada masa pandemi, mengkaji faktor penyebab ketimpangan pendidikan Indonesia yang terjadi selama pembelajaran daring pada masa pandemi, serta menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi ketimpangan pendidikan Indonesia yang terjadi selama pembelajaran daring pada masa pandemi sehingga pendidikan bermutu bagi seluruh pelajar dapat terwujud.

Pembelajaran daring dapat dikatakan sebagai suatu cara penyampaian pembelajaran konvensional yang memakai akses internet serta perangkat elektronik lainnya sebagai media dalam penyampaian materi. Oleh karena itu, dalam praktiknya, pembelajaran daring ini sangat bergantung pada perangkat elektronik dan akses internet.

Ketimpangan pendidikan merupakan keadaan di mana pendidikan yang diperoleh setiap masyarakat tidak merata, khususnya di Indonesia. Ketimpangan pendidikan menurut Yagami dalam Nur (2018:15) dimaknai sebagai keadaan yang diharapkan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Pada dasarnya, keadaan yang menggambarkan pemerataan pendidikan yang diterima oleh masyarakat disebut ketimpangan pendidikan.

Bentuk Ketimpangan Pendidikan di Indonesia selama Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

Kualitas pendidikan tiap individu sangat bergantung pada kelas ekonomi suatu keluarga, terutama pada masa pandemi. Berdasarkan penelitian dari SMERU Research Institute, tingkat kemiskinan di Indonesia memiliki potensi semakin meningkat akibat pandemi covid-19 ini. Kemungkinan terburuknya adalah tingkat kemiskinan pada tahun 2020 naik sebesar 4% dibanding dengan tahun 2019, menjadi sekitar 12%. Terjadinya peningkatan tersebut tentunya dapat berakibat pada sektor pendidikan, khususnya kemampuan orang tua dalam memenuhi fasilitas belajar anak-anaknya (Santosa, 2020:2).

Selama masa pandemi covid-19 berlangsung, pemerintah menetapkan kebijakan pembelajar daring sebagai upaya penyebaran virus covid-19. Dalam pelaksanaanya, pembelajaran daring tidak lepas dari peran teknologi digital. Sayangnya ditemukan dua permasalahan utama yang membuat proses pembelajaran terhambat, yaitu keterbatasan akses internet serta keterbatasan kapabilitas tenaga pengajar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh SMERU, siswa yang di kelasnya mempunyai kemampuan akademis di atas rata-rata cenderung memiliki kondisi lingkungan rumah yang mendukung pembelajaran daring. Mayoritas dari mereka tinggal di wilayah perkotaan di mana fasilitas maupun akses terhadap teknologi dan internet lebih mudah dijangkau.

Disparitas atau ketimpangan terhadap akses internet ini dapat dilihat dengan jelas ketika data daerah perkotaan dan pedesaan dibandingkan. Menurut data dari BPS Susenas Maret 2020, persentase penggunaan internet oleh siswa di daerah perkotaan adalah 68,23%. Sedangkan, persentase penggunaan internet oleh siswa di daerah pedesaan adalah 47,76 %.

Selain itu, data hasil survei Lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) mengenai penerapan kebijakan belajar dari rumah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara, dan Jawa Timur diperoleh bahwa angka pembelajaran daring paling rendah tercatat di Provinsi NTB dan NTB dengan presentase 7% dan 4%. Pembelajaran lebih sering dilakukan menggunakan buku maupun lembar kerja siswa (LKS). Data tersebut memperkuat dugaan disparitas atau ketimpangan pendidikan bagi beberapa wilayah di Indonesia selama pelaksanan pembelajaran daring pada masa pandemi.

Permasalahan yang kedua yaitu kesulitan tenaga pendidik untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring karena merupakan pengalaman pertama bagi mereka. Pada wilayah perkotaan, umumnya pendidik hanya memberikan tugas tanpa ada timbal balik terhadap peserta didik. Tak hanya itu, terkadang pendidik tidak memberikan penjelasan mengenai materi-materi yang harus dipelajari. Hal tersebut terjadi karena pendidik kurang dibekali dengan pelatihan teknologi digital yang dapat diterapkan dalam pembelajaran daring. Selain itu, pendidik juga merasa kesulitan dalam menetapkan metode pembelajaran yang efektif bagi siswa di masa pandemi.

Pada wilayah terpencil, permasalahan yang dihadapi sekolah maupun pendidik juga mengenai cara mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang terjadi, seperti keterbatasan akses internet, finansial keluarga peserta didik, serta fasilitas teknologi digital sekolah. Diperlukan perhatian khusus kepada wilayah-wilayah yang tertinggal seperti itu agar jarak ketimpangan pendidikan tidak semakin melebar.

Faktor Penyebab Ketimpangan Pendidikan Indonesia yang Terjadi Selama Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

Ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas yang sudah terjadi sejak beberapa dekade silam semakin terlihat nyata karena adanya pandemi covid-19. Ketimpangan pendidikan selama pembelajaran daring pada masa pandemi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

  1. Akses terhadap jaringan internet

Akses internet di beberapa daerah Indonesia masih sulit dijangkau. Tak jarang peserta didik menempuh perjalanan yang jauh untuk memperoleh jaringan internet sebagai penunjang kegiatan pembelajaran daring.

  1. Ketersediaan perangkat teknologi digital

Sebagian besar masyarakat di wilayah terpencil ekonominya cenderung rendah, banyak peserta didik yang tidak memiliki perangkat teknologi digital, seperti gawai maupun laptop. Bahkan perlu mencari uang pinjaman untuk membeli gawai agar dapat mengikuti pembelajaran daring (Siska & Rudagi, 2021:8).

  1. Keterampilan teknologi digital

Kegiatan pembelajaran daring dilakukan secara digital melalui berbagai aplikasi pendukung, beberapa di antaranya yaitu WhatsApp, Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya. Ketika seseorang memiliki keterampilan digital yang rendah, nantinya akan kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran daring.

  1. Metode pembelajaran yang sesuai

Para pendidik perlu menerapkan metode pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik bisa tetap belajar dengan optimal meskipun secara daring. Di wilayah pedesaan, pendidik harus menyesuaikan metode pembelajarannya dengan segala keterbatasan yang terjadi.

Solusi yang Tepat dalam Mengatasi Ketimpangan Pendidikan Indonesia yang Terjadi Selama Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

Pada dasarnya, setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Maka, perlu dirumuskan solusi yang tepat untuk mengatasi ketimpangan pendidikan Indonesia yang terjadi selama pembelajaran daring pada masa pandemi agar pendidikan bermutu bagi seluruh pelajar, khususnya pelajar Indonesia, dapat terwujud.

  1. Orang tua

Peran orang tua sebagai pendidik di keluarga harus tetap dijalankan karena keadaan saat ini tidak memungkinkan jika hanya mengandalkan guru sebagai pendidik. Pembelajaran daring membuat siswa lebih sering berada di rumah yang berada dalam pengawasan orang tua. Orang tua juga harus sadar betapa pentingnya keterampilan digital. Perlu dilakukan sosialisasi cerdas penggunaan perangkat teknologi digital kepada orang tua atau wali murid.

  1. Sekolah

Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, sekolah harus siap memberi pelayanan apapun mengenai pendidikan terhadap siswanya. Di tengah perkembangan teknologi ini, pendidikan tingkah laku harus tetap diterapkan dalam pembelajaran. Pihak guru maupun sekolah perlu memberi keringanan bagi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas untuk belajar secara daring maupun siswa yang kesulitan secara ekonomi. Jika perlu, guru memberikan layanan door to door atau mendatangi rumah siswa.

  1. Pemerintah

Peran pemerintah dalam mengatasi ketimpangan pendidikan sangat penting dan fundamental. Permasalahan pembelajaran daring yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa pemerintah perlu menegaskan penyediaan infrastruktur teknologi digital yang lebih merata, atau paling tidak, infrastruktur yang dapat dijangkau semua masyarakat dengan mudah untuk pendidikan pada masa pandemi covid-19.

Kebijakan pemerintah untuk menekan angka penyebaran covid-19 di sektor pendidikan adalah diberlakukannya pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring tak luput dari permasalahan ataupun kekurangan yang dihadapi. Mulai dari keterbatasan akses internet hingga sulitnya menetapkan metode pembelajaran yang efektif. Hal itu membuat para pelajar tidak dapat memperoleh pembelajaran yang maksimal. Permasalahan-permasalahan tersebut banyak dijumpai di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Sedangkan di wilayah perkotaan hanya sebagian kecil saja. Oleh karena itu, ketimpangan pendidikan di masa pandemi lebih terlihat nyata.

Untuk mengatasi ketimpangan pendidikan yang terjadi pada masa pandemi ini dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak, yaitu pihak pemerintah, sekolah, serta orang tua. Jika semua pihak terlibat, pemerataan pendidikan yang berkualitas mungkin bisa tercapai di seluruh wilayah Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Alifia, U., Barasa, A. R., Bima, L., Pramana, R. P., Revina, S., & Tresnatri, F. A. (2020). Belajar dari Rumah: Potret Ketimpangan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19. Smeru Institute, (1), 1-8. https://smeru.or.id/id/publication-id/belajar-dari-rumah-potret-ketimpangan-pembelajaran-pada-masa-pandemi-covid-19

Nur, F. (2018). Analisis Ketimpangan Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan [Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar]. Repositori UIN Alauddin Makassar. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13214/1/Fauziah%20Nur.pdf

Badan Pusat Statistik. (2020, November 27). Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan 2020. https://www.bps.go.id/publication/2020/11/27/347c85541c34e7dae54395a3/statistik-pendidikan-2020.html

Santosa, A. B. (2020). Potret pendidikan di tahun pandemi: dampak COVID-19 terhadap disparitas pendidikan di indonesia. CSIS Commentaries, 1-5. https://www.csis.or.id/publications/potret-pendidikan-di-tahun-pandemi-dampak-covid-19-terhadap-disparitas-pendidikan-di-indonesia/

Siska, F., & Rudagi, R. (2021). Analisis Ketimpangan Pendidikan pada Masa Covid-19 di Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung. AL MA'ARIEF: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya, 3(1), 1-11. https://doi.org/10.35905/almaarief.v3i1.2032 

Subiakto, H. (2013). Internet untuk pedesaan dan pemanfaatannya bagi masyarakat (The usage of internet for the village and villagers). Masyarakat, kebudayaan dan Politik, 26(4), 243-256. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-mkpa4d7ec1aaefull.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun