Mohon tunggu...
Izatul Maula Aliyah
Izatul Maula Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hello, nice to meet you! hope you enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stres Kerja: Ada Penyebab Pasti Ada Solusi

4 November 2021   09:31 Diperbarui: 4 November 2021   09:35 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stres kerja (sumber: tr.ilovevaquero.com)

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kita tentu melewati banyak hal. Hal tersebut bisa bermacam-macam, mulai dari hal yang menyenangkan hingga meresahkan yang cukup menganggu. Salah satu hal yang cukup menganggu belakangan ini yaitu stres. Tidak memandang usia, profesi, dan status, stres dapat melanda siapa saja. Namun, pada tulisan kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai stres yang dialami seseorang dalam pekerjaannya.

Dalam dunia kerja, sepertinya cukup mustahil jika terdapat seseorang atau karyawan yang sama sekali tidak pernah merasakan stres terhadap pekerjaannya ataupun pada saat ia bekerja. Mayoritas karyawan pernah mengalami stres meskipun porsi stresnya cukup ringan. Stres bisa dialami jika seseorang merasa keadaan psikisnya dihujani oleh banyak tekanan yang tidak mampu ditahan lagi dan melebihi batas kemampuannya untuk mampu mengatasi tekanan tersebut.

Namun, terdapat beberapa perbedaan dari sebagian orang mengenai apa itu stres. Beberapa orang menganggap stres merupakan satu kesatuan fisis yang terkait dengan transformasi yang terjadi didalamnya. Sedangkan, sebagian lainnya stres dianggap suatu hal yang sifatnya personal dan hanya berkaitan dengan kondisi emosional dan psikologis seseorang. Dari pernyataan tersebut, definisi mengenai stres ini cukup kontekstual, tergantung latar belakang faktor penyebab dan sudut pandang, serta penyelesaian yang ada.

Stres yang dialami seseorang tidak terjadi atau muncul begitu saja, tentu terdapat hal-hal yang melatarbelakangi stres tersebut untuk timbul. Faktor penyebabnya bisa datang dari lingkungan kerja dan individu itu sendiri. Faktor dari lingkungan kerja yaitu bisa berupa keadaan fisik, manajemen perusahaan, atau jalinan sosial pada lingkungan kerja.  Sedangkan, untuk faktor personalnya yaitu berupa bentuk-bentuk kepribadian individu, pengalaman pribadi atau situasi sosio-ekonomi keluarga tempat seseorang berada dan menumbuhkan kualitas diri. Secara garis besar, faktor-faktor penyebabnya yaitu:

Pertama, tidak mendapatkan dukungan sosial. Stres bisa saja muncul jika seorang karyawan tidak menerima dukungan dari lingkungan sekitarnya atau tempatnya berada. Dukungan sosial yang dimaksud bisa berwujud dukungan dari rekan-rekan kerjanya atau anggota keluarga. Ada kasus yang memperlihatkan bahwa karyawan yang merasa stres sebagian besar karena tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari orang tua, anak, teman, dan sejenisnya. Selain itu juga dari rekan kerja baik pimpinan atau bawahan atau teman satu timnya. Tidak adanya dukungan sosial dari orang lain menimbulkan perasaan tidak nyaman  dan menganggu aktivitas pekerjaannya.

Kedua,  kurang menerima tanggung jawab yang mencukupi. Faktor ini berhubungan dengan hak dan kewajiban dari karyawan. Dalam beberapa kasus, seorang pimpinan seringkali memberikan tugas (kewajiban) kepada karyawan tanpa diiringi dengan wewenang (hak) yang mencukupi.

Ketiga, situasi dan kondisi di lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja secara fisik ini dapat berupa temperatur yang terlalu panas, terlalu dingin, ruangan terlalu penuh, terlalu sedikit cahaya, dan lain-lain. Ruangan yang terlalu panas, sama tidak nyamannya dengan ruangan yang terlalu dingin. Panas  tidak hanya terkait dengan suhu, tetapi juga dengan sirkulasi dan aliran udara. Selain itu, kebisingan merupakan sumber utama stres kerja, karena beberapa orang lebih sensitif terhadap kebisingan daripada yang lain.

Keempat, manajemen yang tidak sehat. Jika gaya kepemimpinan bos perusahaan cukup neurotik, yaitu sangat sensitif, tidak percaya pada orang lain (terutama bawahannya), perfeksionis, dan suasana hati yang berlebihan dan peristiwa yang memengaruhi pengambilan keputusan di tempat kerja. Banyak orang merasa stres di tempat kerja ketika mereka merasakan hal tersebut. Situasi kerja seorang atasan yang selalu curiga terhadap bawahannya bisa memicu insiden dan kejadian yang seharusnya sepele, dan  seseorang  tidak dapat bekerja dengan leluasa, akhirnya menimbulkan stres.

Kelima, tugas yang dikerjakan sangatlah banyak. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi  sumber stres. Jika jumlah tugas  tidak sebanding dengan kemampuan  fisik  dan profesional serta waktu yang tersedia bagi karyawan, maka akan menimbulkan stres. Ini cenderung menjadi sumber stres kerja jika jumlah tugas tidak melibatkan keterampilan dan waktu yang cukup.

Keenam, frustasi. Dalam lingkungan kerja, perasaan frustasi sebenarnya bisa  disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang berhubungan dengan frustasi kerja adalah keterlambatan kenaikan pangkat, kewajiban dan wewenang yang tidak jelas, serta evaluasi/evaluasi staf dan ketidakpuasan terhadap gaji yang diterima.

Stres yang dialami yang berasal dari hal-hal tersebut diatas perlu ditangani agar tidak menganggu aktivitas. Stres bisa diatasi dengan melakukan strategi mulai dari diri sendiri, perusahaan, dan lingkungan sosial. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

Strategi yang berasal dari diri sendiri

Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu mengubah respon perilaku atau kognitif. Dengan kata lain, jika pada diri sendiri sudah merasakan ketegangan, sebaiknya mulai untuk time out dulu. Caranya cukup bervariatif, yaitu istirahat beberapa saat tanpa berpindah tempat atau bisa di luar ruangan agar merasa lebih lega, atau membasuh wajah menggunakan air dingin supaya lebih fresh.

Saat berada di rumah, bisa juga untuk melakukan relaksasi atau meditasi. Saat memiliki waktu luang atau pada hari libur kerja, kegiatan ini bisa dilakukan supaya bisa menumbuhkan perasaan yang nyaman dan rileks. Karyawan yang rileks diharapkan dapat mentransfer kemampuan untuk membangkitkan rasa rileks dalam situasi stres terhadap perusahaan. Jika karyawan dapat mengalihkan perasaan santai mereka  ke situasi stres  perusahaan, mereka dapat beradaptasi dengan perasaan itu.

Strategi berdasarkan organisasi

Hal yang dapat dilakukan yaitu melakukan perubahan fungsi dan struktur organisasi atau perusahaan. Contohnya yaitu dengan desentralisasi. Desentralisasi ini dapat mengurangi stres karyawan dengan memungkinkan karyawan untuk lebih terlibat dalam pengambilan keputusan atau proses pengambilan  keputusan, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan dan wilayah mereka. Oleh karena itu, hal ini dapat mengurangi perasaan kurang percaya diri dan perasaan tidak mampu seorang karyawan.

Strategi dukungan sosial

Dalam meminimalisir terjadinya stres, diperlukan dukungan sosial, terutama dari orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga, kolega, dan manajer. Untuk mendapatkan dukungan yang maksimal, diperlukan komunikasi yang baik dalam segala aspek untuk mendapatkan dukungan sosial. Karyawan dapat  berbicara dengan orang lain tentang masalah mereka, atau setidaknya memiliki tempat untuk mengadukan keluhan mereka.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun