Kata "sedekah" berasal dari bahasa Arab, yaitu "shadaqah". Akar kata ini adalah "sidq" yang memiliki arti "kebenaran" atau "kejujuran".
Sedekah dianggap sebagai bukti kebenaran iman seseorang. Dengan bersedekah, seseorang menunjukkan bahwa ia benar-benar percaya akan adanya hari akhir dan pahala yang akan diperoleh atas kebaikan yang dilakukan.
Secara umum, sedekah adalah pemberian harta atau non-harta yang dilakukan secara sukarela kepada orang yang membutuhkan atau untuk kepentingan umum. Sedekah bisa berupa uang, makanan, pakaian, waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuan.
Sedekah dianggap sebagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan berbagi rezeki kepada sesama, sejatinya kita sedang show of force kepada Allah atas rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan.
Karena sesungguhnya harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT. Dengan bersedekah, kita membersihkan harta dari kotoran dan energi negatif, serta membuka jalan bagi rezeki yang lebih banyak.
Banyak orang percaya bahwa bersedekah justru akan menambah rezeki. Ini karena dengan berbagi, kita telah menanam kebaikan yang akan kembali kepada kita dalam bentuk yang berbeda.
Sedekah dapat membuka pintu rezeki yang lebih luas. Ini karena Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.
Sedekah adalah investasi akhirat yang sangat menguntungkan. Pahala sedekah insya Allah akan terus mengalir meskipun kita sudah meninggalkan dunia fana ini.
Sedekah juga dianggap sebagai bentuk perlindungan diri dari musibah. Dengan bersedekah, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya.
Nah point terakhir ini sangat penting untuk dibahas. Saya pernah mendengar ceramah seorang ustadz yang mengatakan bahwa : Bila kita kurang sedekah maka harta kita akan hilang oleh 6 hal. Apa saja itu?
Pertama, dimakan oleh api alias kebakaran.
Kedua, dimakan oleh air alias kebanjiran
Ketiga, dimakan oleh orang alias penipu
Keempat, dimakan oleh gempa
Kelima, dimakan oleh pencuri
Keenam, dimakan oleh dokter alias sakit.
Namun tentu saja kita tidak bisa menggeneralisir setiap kejadian yang disebutkan dengan asumsi hanya karena kurang sedekah.
Seperti kisah nabi Ayyub 'alaihissalam yang sakit parah dan menahun bukan berarti karena kurang sedekah, namun dari kisah tersebut ada hikmah tentang bagaimana menyikapi ujian yang diberikan Allah SWT.
Mungkin ada beberapa cerita atau kisah yang mengaitkan antara tindakan seseorang dengan musibah yang menimpanya, termasuk kebakaran, kebanjiran, penipuan, pencurian dan lain-lain. Namun, menghubungkan semua kejadian kebakaran atau musibah lainnya dengan tindakan bersedekah adalah generalisasi yang terlalu jauh dan tidak dapat dibenarkan.
Musibah bisa menimpa siapa saja, baik yang kaya maupun yang miskin, baik yang sering bersedekah maupun yang tidak. Musibah adalah ujian dari Allah SWT dan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan manusia.
Akan tetapi segala bentuk musibah atau ujian bisa menjadi nasehat atau pengingat atas sikap atau perbuatan kita itu juga penting agar selalu waspada dan hati-hati dalam bertindak.
Bersedekah adalah tindakan yang mulia dan membawa banyak kebaikan, namun tidak ada jaminan bahwa dengan bersedekah kita akan terhindar dari segala macam musibah. Sebaliknya, tidak bersedekah juga tidak berarti kita akan mengalami musibah.
Mari kita fokus pada niat yang tulus dalam bersedekah dan selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI