"Nenek dari bus berapa?"
"86."
"Dari mana asalnya, Nek?"
"Dari Sulawesi."
"Ya sudah, sini Nek saya pijit ya."
Saya olesi lehernya dengan Freshcare. Saya pijit pelipisnya kanan kiri. Saya pijit leher bagian belakangnya.
Saya berusaha mencari team leadernya agar segera melakukan penanganan.
Syukurlah sebelum kita berpisah untuk naik pesawat, saya sudah ketemu dengan teman satu busnya. Meski kami satu pesawat tapi tempat duduknya kita tidak tahu.
Saya pun berpamitan.
Sehat-sehat ya, Nek.
Sebuah pelajaran berharga. Semoga Allah mampukan kita berangkat umroh dalam keadaan sebaik-baik iman, sebaik-baik kesehatan, sebaik-baik apapun.