Hari Kamis, 3 Agustusi 2023 Guru Pembina UKS/M/PMR Tingkat SMP/MTs Negeri Se-Kabupaten Pasuruan mengikuti kegiatan orientasi yang dilaksanakan di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan..
Pembukaan kegiatan Orientasi Pembina UKS/M/PMR ini diawali membaca surat Al Fatihah. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya, Mars UKS dan Mars PMR.
Berikutnya yaitu sambutan ketua panitia yang disampaikan oleh Bapak Hari Purnomo, S.Pd, M.Pd selaku ketua Sektap UKS/M Â Kabupaten Pasuruan.
Pak Hari, demikian sapaan akrabnya, menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan yaitu latar belakang diadakannya kegiatan ini adalah sebagai respon dari program pemerintah tentang Kampanye Sekolah Sehat (KSS).
Beliau juga menyampaikan tujuan serta harapan dari diadakannya kegiatan ini. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan kompetensi guru pembina UKS/M serta memberikan penguatan dan penyegaran.
Sedangkan harapannya adalah dapat membimbing dan membina guru pembina UKS/M di tiap sekolah serta adanya umpan balik dan rencana tindak lanjut (RTL).
Acara pembukaan ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Bapak Nur Alfian dari SMPN 4 Pasrepan.
Selanjutnya kegiatan inti yaitu pemaparan materi oleh dr. Dewi Masruhiyati tentang Model Sekolah/Madrasah Sehat Dalam Rangka Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Dr. Dewi menyampaikan peraturan pemerintah yang mengatur tentang kesehatan yaitu UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta Permenkes No. 51 Tahun 2016 tentang Standar Suplementasi Gizi, RUU tentang Kesehatan khususnya kesehatan remaja, Perceptan Penurunan Stunting, Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik, Inpres No. 1 Tahun 2017 tentang Germas, Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan.
Suasana semakin gayeng saat dr. Dewi mempersilakan beberapa peserta untuk bermain peran tentang jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil/menyusui, bayi, balita, anak-anak, remaja putri, remaja putra, dewasa serta lansia.
Demikian juga saat peserta diminta untuk bermain peran sebagai pasangan remaja yang menikah dini. Melalui role playing atau bermain peran itu para peserta diajak untuk menyampaikan pendapat tentang dampak dari pernikahan dini.
Kegiatan jeda sejenak untuk ishoma, istirahat sholat dan makan.
Materi berikutnya disampaikan oleh drg. Erna Budiastuti, M.M yag menyampaikan tentang PMR.
Drg. Erna menjelaskan tentang hubungan PMR dengan PMI. Beliau menyampaikan bahwa anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Beliau juga menyampaikan tentang tujuh dasar gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah yang terdiri dari kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, kesemestaan.
Ada tiga tingkatan dalam PMR yaitu :
PMR Mula, setingkat SD/MI (7-12 tahun) dengan warna slayer hijau muda
PMR Madya, setingkat SMP/MTs (13-16 tahun) dengan warna slayer biru langit
PMR Wira, setingkat SMA/SMK/MA (17-21 tahun) dengan warna slayer berwarna kuning cerah.
Berikut ini peran dan fungsi dari tiga tingkatan dalam PMR tersebut yaitu:
PMR Mula berfungsi sebagai peer leadership, contoh / model ketrampilan hidup sehat bagi teman yaitu dapat menjadi sebaya.
PMR Madya  memberikan dukungan bantuan, semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
PMR Wira sebagai pendidik sebaya ketrampilan hidup sehat.
Lebih lanjut drg. Erna juga menyampaikan tentang syarat menjadi anggota PMR yaitu WNI atau WNA yang berdomisili di Indonesia, berusia 7-20 tahun dan belum menikah, berpendidikan setingkat SD/MI, SLTP/MTs dan SLTA/MA, SMK, Â bersedia mengikuti pelatihan dan pendidikan dasar kepalangmerahan, Mendapat persetujuan orang tua/wali, atas dasar kemauan sendiri, memiliki keterampilan/keahlian/profesi tertentu yang dapat mendukung tugas dan kegiatan PMI, baik yang didapat dari pendidikan formal maupun non formal, seperti kursus dan lain-lain, memiliki kesanggupan secara fisik dan mental, bersedia menjalankan ketentuan organisasi PMI dan menjaga nama baik PMI, bersedia mengabdikan diri di PMI, Bersedia mengikuti Orientasi Kepalangmerahan.
Tentang perekrutan, dr. Erna menyampaikan bahwa minimal setahun sekali pada bulan Juli - Agustus, sebagai Bulan Perekrutan Nasional sekaligus memperingati Hari Remaja Internasional dan Hari PMR (12 Agustus)
Pada bagian akhir, drg. Erna mengajari peserta untuk menyanyikan Mars PMI, Hymne PMI, Bakti Remaja dan Mars jumbara PMR.
Sekitar pukul 14.00 kegiatan berakhir. Para peserta yang berjumlah 63 orang pun segera berkemas.
Semoga kegiatan ini bermanfaat dan dapat dilaksanakan di sekolah masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H