Masih dalam suasana hari tasyrik, SMPN 2 Wonorejo menggelar kegiatan penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 juli 2023. Â
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh dewan guru, tenaga kependidikan dan siswa kelas VIII dan IX.
Diawali dengan membaca takbir bersama-sama, seluruh siswa yang dipandu oleh guru Pendidikan Agama Islam, Ibu Fatmawati, M.PdI kemudian menuju tempat di mana hewan qurban akan disembelih.
Pada tahun ini, SMPN 2 Wonorejo menyembelih 4 ekor kambing dengan rincian 1 ekor kambing hasil shadaqah siswa dan 3 ekor lainnya berasal dari qurban bapak kepala sekolah yaitu Bapak H. Rokhidin, S.Pd, Bapak Drs. Slamet Sudarsono dan Ibu Hj. Winarni Puji Astutik, S.Pd.
Terkait shadaqah dari siswa maka bisa dikatakan ini sebagai latihan untuk berqurban. Karena sejatinya syarat  berqurban adalah muslim, mampu dan baligh. Untuk siswa baru dua syarat yang terpenuhi sehingga belum termasuk kategori berqurban.
Para siswa kemudian diperlihatkan bagaimana adab serta tata cara menyembelih hewan qurban secara langsung. Yang bertugas menyembelih adalah Bapak Drs. Miftahul Arifin.
Adapun adab menyembelih hewan qurban yaitu:
Pertama, diutamakan yang menyembelih adalah yang berqurban. Namun bila yang berqurban tidak bisa, maka bisa dilakukan oleh orang lain dan pequrban ikut menyaksikannya.
Ke-dua, menggunakan pisau paling tajam.
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam proses sanksi qishash) maka berbuat baiklah (lakukan dengan baik) dalam cara membunuh dan jika kalian menyembelih, maka berbuat baikalah dalam cara menyembelih, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya." (HR Muslim)
Ke-tiga, tidak mengasah atau menajamkan pisau di depan atau di dekat hewan yang akan disembelih.
"Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW mengamati seorang laki-laki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya. Maka Rasulullah bersabda:"Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya (dalam riwayat lain) : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian." (HR Al Baihaqi)
Ke-empat, menghadap kiblat, membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri, dengan memposisikan kepala di selatan, kaki di barat, dan leher menghadap ke kiblat.
Ke-lima, meletakkan kaki penyembelih di leher hewan yang disembelih.
Ke-enam, disembelih dengan cepat agar cepat mati.
Ke-tujuh, pastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher telah pasti terpotong.
Ke-delapan, sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan bergerak sehingga cepat mati.
Ke-sembilan, tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati.
Ke-sepuluh, menyelaraskan napas penyembelih dengan napas hewan yang akan disembelih dengan cara tangan kiri penyembelih memegang leher bagian atas dan di bawah rahang.
Ke-sebelas, menyembelih dilakukan pada saat kambing mengeluarkan napas, jangan menyembelih saat kambing menarik napas.
Ke-dua belas, pada saat memotong, penyembelih harus menahan napas, artinya ketika pisau masih menempel di leher, penyembelih hendaknya menahan napas.
Ke-tiga belas, ketika menyembelih, pisau diarahkan dari atas ke bawah, jangan melepas pisau dari leher sebelum hewan sembelihan benar-benar mati.
Ke-empat belas, jika hewan masih bergerak setelah disembelih, sebaiknya ditunggu sampai hewan tersebut tidak bergerak baru dilakukan proses pengulitan.
Usai proses penyembelihan, sebagian siswa laki-laki melakukan proses pengulitan didampingi oleh Bapak H. Rokhidin, S.Pd, Bapak Drs. Miftahul Arifin, Bapak Drs. Slamet Sudarsono, serta Bapak Gufron.
Tampak di depan ruang kelas VIII A dan VIII B, para ibu guru dan tenaga kependidikan dibantu oleh para siswi sudah menyiapkan alat untuk memotong dan membagi-bagi daging qurban. Ada pisau, boding, talenan, timbangan dan tas kresek.
Setelah proses pengulitan, satu per satu daging kambing pun siap dipotong-potong dan dibagi-bagi. Sedangkan bagian lambung, jeroan, usus dibawa oleh beberapa siswa untuk dicuci di sungai.
Sekitar pukul 10.30 proses pemotongan daging qurban pun selesai. Para siswa pun diminta untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Kelas VIII A dengan dipandu oleh Ibu Siti Indriana Kartika Dwi Palupi, S.Pd sebanyak 29 siswa menerima bingkisan daging qurban.
Kelas VIII B yang dipandu oleh Ibu Dwi Lestari, S.Pd, M.Pd membagikan daging qurban kepada 29 siswa.
Kelas IX A sebanyak 30 siswa mendapatkan daging qurban dipandu oleh Ibu Siti Nadifa, S.Pd.
Sedangkan kelas IX B dipandu oleh Ibu Winarni Puji Astutik, S.Pd membagikan daging qurban kepada 29 siswa.
Setelah pembagian daging qurban kepada siswa tuntas, maka berikutnya adalah pembagian untuk Bapak/Ibu Dewan guru dan tenaga kependidikan. Sejumlah 17 orang mendapatkan daging qurban yang sama dengan siswa.
Dengan mengajak siswa latihan berqurban memiliki pembelajaran yang berharga yaitu mengenalkan adanya Iedul Adha dan penyembelihan hewan qurban serta hikmahnya dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah SWT khususnya bagi ummat Islam. Selain itu juga mengajarkan kepada siswa pentingnya sikap kerjasama, gotong royong serta berbagi kepada sesama.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H