Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cicak "Budheg"

25 Maret 2023   21:29 Diperbarui: 25 Maret 2023   21:32 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah di sebuah negeri cicak. Dalam rangka menyongsong hari ulang tahun kemerdekaan negeri cicak, diadakan sebuah perlombaan panjat pinang. Hadiahnya sangat istimewa yaitu mendapatkan tiket gratis keliling dunia Antah Berantah.

Berbondong-bondonglah rombongan cicak untuk mengikuti perlombaan tersebut. Ada sekitar seribu cicak yang mengikutinya. Cicak ke satu memanjat pinang yang sudah dilumuri minyak sebelumnya. Dengan sekuat tenaga mencoba memanjat, ternyata baru seperempat dari batang kayu pinang itu sang cicak tak sanggup melanjutkan.

Dilanjutkan cicak kedua, sambil membayangkan hadiah yang akan diperoleh, sang cicak pun dengan sigap langsung memanjat pohon pinang tersebut. Berhasil...sampai di pertengahan, sang cicak pun seolah kehabisan napas. Meluncur ke bawahlah sang cicak.

Sepertinya ada harapan bagi cicak ketiga. Sudah mencapai tiga perempat bagian batang pohon pinang itu, tinggal sedikit lagi. Naas, sang cicak oleng karena teriakan para supporternya. Dan....seperti peserta sebelumnya sang cicak pun harus menelan pil pahit, tidak bisa mendapatkan hadiah yang keren itu.

Begitulah, sampai cicak ke 999, tidak ada yang berhasil mencapai puncak pohon pinang. Perlombaan hampir saja dibubarkan karena panitia merasa tidak ada cicak yang berhasil memenangkan lomba itu. Tapi...heeiii...tunggu...lihatlah...ada satu lagi cicak yang tidak mau menyerah, tidak mau mundur dari perlombaan itu. Teriakan supporter, penonton yang histeris menyuruh sang cicak untuk berhenti tidak menyurutkan nyali sang cicak ke 1000 ini. Bahkan pihak panitia langsung turun ke lapangan, meminta cicak ke 1000 untuk tidak melanjutkan.

"Hai cicak, sudah 999 cicak tidak bisa meraih puncak pohon pinang itu. Apa kamu tidak memperhatikan? Cobalah kamu perhatikan badanmu yang kerempeng itu. Mana mungkin kamu bisa?"Demikian rentetan kalimat bernada penghinaan ditujukan kepada sang cicak ke 1000. Sang cicak ke 1000 diam tak bergeming. Apa yang dilakukannya? Pelan tapi pasti sang cicak ke 1000 ternyata mampu membuktikan kepada panitia dan semua penonton yang hadir bahwa dia mampu mencapai puncak pohon pinang. Sebuah prestasi yang spektakuler, yang menurut hampir semua cicak tidak mungkin bisa diraih.

Sang cicak pun dielu-elukan oleh panitia penyelenggara dan seluruh penonton bersorak sorai. Untuk mengobati rasa penasaran, pihak panitia pun menyelenggarakan konferensi pers tentang rahasia kemenangannya.

"Hai cicak ke 1000, apa rahasianya sampai anda bisa sampai di puncak pohon pinang?"Tanya panitia. Sang cicak ke 1000 diam saja. Diulanglah pertanyaan itu sampai tiga kali dan sang cicak tetap tidak menjawab. Penonton pun semakin ramai sampai ada yang berteriak di dekat telinga sang cicak. Mendapat teriakan itu barulah sang cicak menjawab. Oalah...ternyata cicak itu "budheg" alias ada masalah dengan pendengarannya.

Saudaraku, terkadang kita memang harus menutup telinga rapat-rapat dari pembicaraan yang bertujuan untuk menjatuhkan , mengendorkan semangat kita. Fokuslah pada apa yang menjadi tujuan. Jangan mudah terpengaruh oleh omongan yang belum tentu benar. Mari mengingat kembali bagaimana kisah Lukman Hakim bersama putranya dan keledai tunggangan mereka.

Gambar : http://anothersideoflives.blogspot.com/
Gambar : http://anothersideoflives.blogspot.com/

Lukman Hakim adalah seorang budak penggembala berkulit hitam yang hidup pada zaman Nabi Daud AS. Sang budak ini menjadi tersohor karena kemuliaan akhlak dan kepribadiannya, tutur kata yang bijak, mendalam dan sarat makna. Oleh karenanya Nabi Daud AS kemudian menebus dan membebaskannya dan diangkat menjadi "hakim" di wilayah kekuasaannya. Bukan nabi, bukan rosul, bukan pula shahabat tetapi namanya diabadikan dan menjadi nama salah satu surat dalam Al Qur'an yaitu surat ke 31.

Episode pertama Lukman Hakim naik di atas keledai sedangkan putranya menuntun keledai yang ditungganginya. Orang-orang yang melihat langsung memberikan komentar negatif. "Lihatlah, betapa bodohnya orang itu. Masa dia enak-enakan naik di atas keledai sementara anaknya disuruh menuntun. Dasar orangtua tak tahu malu." Begitulah kira-kira komentarnya.

Episode kedua, Lukman Hakim bertukar posisi dengan sang putra. Dia  menuntun keledai yang ditunggangi putranya. Di tengah jalan orang pun langsung berkomentar,"Lihatlah, betapa kurang ajarnya anak itu. Dia enak-enakan naik sedangkan ayahnya disuruh menuntun keledai. Dasar anak jaman now", begitu kira-kira perkataan orang-orang itu.

Episode ketiga Lukman Hakim bersama putranya menaiki keledai. Di tengah perjalanan mereka langsung mendapat komentar dari orang-orang yang melihatnya. "Waduh, kasihan sekali keledai itu. Masa harus mengangkut dua orang padahal badannya kurus." Demikianlah komentar dari masyarakat tentang Lukman Hakim dan putranya.

Setelah melewati tiga episode itulah kemudian Lukman Hakim memberikan pelajaran bermakna kepada putranya bahwa dalam hidup kita harus punya prinsip, punya pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang baik asal tidak melanggar aturan agama, aturan negara serta norma masyarakat. Jangan terlalu peduli dengan perkataan orang lain. Fokuslah pada tujuan yang akan dicapai. Tak ada yang mustahil. Kerja keras. Fokus pada tujuan. Man jadda wa jada. Barangsiapa bersungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun