Kemampuan sensorik pada anak usia dini sangat berpengaruh pada ketrampilan berbahasa, bersosialisasi, pemahaman kosakata, menentukan solusi untuk suatu masalah dan mengkoordinasi.Â
Jika ada gangguan atau masalah pada kemampuan sensorik anak usia dini, maka ketrampilan yang ia miliki juga akan ikut terganggu. Para orang tua wajib mengetahui kemampuan sensorik yang dimiliki anak, sehingga bila ada masalah orang tua bisa cepat tanggap.
Orang tua harus mengetahui dan memperhatikan kemampuan sensorik anak sejak dini. Mengapa begitu?
Kemampuan sensorik pada anak dapat dilatih sejak dini melalui berbagai macam kegiatan, contohnya adalah dengan bermain. Mainan anak-anak tidak hanya mempuyai fungsi sebagai hiburan, tetapi bisa membantu anak untuk mengeksplorasikan bakat yang mereka miliki, meletakkan minat anak pada apa yang mereka sukai dan dapat mengembangkan berbagai macam kemampuan yang penting seperti sensorik, motorik, kreatifitas serta kemampuan mengendalikan sosial emosional.
Fungsi mainan edukasi sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan kemampuan sensorik pada anak usia dini untuk bekal mereka dalam mempersiapkan kecenderungan ketika mereka merasa bosan dan takut pada suatu hal.Â
Para orang tua harus bisa memberikan jenis mainan yang sesuai dengan usia anak, mengetahui jenis kegiatan yang dilakukan dan kemampuan anak. Sehingga anak akan mampu mendapatkan hasil yang memuaskan dan optimal hingga tahap perkembangan yang lebih tinggi.Â
Hal-hal yang sering terjadi pada masa persiapan sekolah untuk anak usia dini adalah  rasa takut dan malu ketika melakukan hal-hal baru. Misalnya, ketika bersosialisasi dengan guru, teman baru maupun dengan lingkungan sekitar.Â
Namun ada juga faktor kebiasaan dari pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini, termasuk kemampuan motorik, sensorik dan sosialnya.
Beberapa faktor peranan orang tua yang dapat mendukung perkembangan sensorik pada anak, antara lain :
1.Peraturan dari Orang Tua
Para orang tua sebaiknya tidak banyak memberikan aturan perilaku pada anak di rumah. Biarkan saja anak berbuat sesuai apa yang ia mau asalkan tetap dalam pengawasan dan tidak melampaui natas wajar. Hal tersebut dapat mendorong anak