Mohon tunggu...
Iyul Achmad
Iyul Achmad Mohon Tunggu... -

Memalaskan sebuah kemalasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan Sosial

15 Oktober 2013   00:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:50 13518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah Karl Marx yang mengatakan bahwa kesengsaraan dan kemiskinan proresif kelas pekerja merupakan akibat dari ekploitasi kapitalis. Katanya, lambat laun kondisi-kondisi semacam ini akan ditentang keras oleh kaum pekerja.para pekerja akan menemukan akar sosial dari penderitaan mereka, yakni karena ulah majikan mereka. Karena iu, mereka pun akan menggulingkan para pendindas mereka.

Namun Marx juga melihat bahwa kesengsaraan dan eksploitasi yang parah tidak perlu menghasilkan gairah revolusioner. Ia menunjukkan bahwa kesengsaraan masyarakat kelas bawah dapat menjadi sangat intensif dan alienasi yang diakibatkannya pun sangat masif (terjadi secara besar-besaran). Sehingga semua kesadaran sosial dan revolusioner pun dimatikan. Meskipun menekankan segi-segi seperti “kesengsaraan progresif”, atau “kesukarang absolut”, dalam tulisan-tulisan politik Marx ditemukan juga pandangannya tentang suatu kerugian relatif. Ia meramalkan bahwa kelas pekerja akan mengalami keadaan yang lebih baik bersamaan dengan kemajuan kapitalisme. Namum jurang antara majikan dan pekerja akan melebar, yang menyebabkan para pekerja merasakan ketidakberuntungan komparatif mereka secara intensif.

b. Pendekatan Mobilisasi Sumber daya

para pendukung pendekatan konflik berusaha menemukan sebab-sebab umum yang memotivasi terjadinya gerakan-gerakan sosial. Mereka mempertanyakan, “Mengapa orang-orang itu sangat menginginkan suatu tujuan sosial dan yakin bahwa mereka dapat mencapinya? Berbeda dengan para pendukung pendekatan konflik, para pendukung mobilisasi sumber daya mempertanyakan, “Bagaimana orang-orang itu dapat mengorganisir dan menggunakan berbagai sumber daya mereka secara efektif?” para pendukung pendekatan mobilisasi sumber daya beranggapan bahwa ketidakpuasan kurang lebih konstan, maka persoalan itu pun selalu terdapat di dalam masyarakat modern. Bahkan tokoh Revolusioner Rusia, Leon Trotsky (1959:249) pun sampai pada suatu kesimpulan yang mirip. Menurut Trotsky, seandainya kekurangan-kekurangan itu cukup untuk menyebabkan revolusi, massa akan selalu berada dalam revolusi. Dengan demikian, para pendukun pendekatan mobilisasi sumber daya menganggap hal itu perlu untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan yang menggerakkan dan mengaktifkan suatu gerakan sosial. Malahan mereka menekankan pentingnya faktor-faktor struktural, seperti ketersediaan berbagai sumber daya bagi pencapaian tujuan-tujuan khusus dan jaringan relasi antarpersonal yang berperan sebagai fokus bagirekruitmen. Keterlibatan orang-orang dalam suatu gerakan sosial bukan karena mereka alienasi, tetapi sebagai suatu tanggapan terhadap suatu proses pengambilan keputusan yang rasional. Mereka tidak asal terlibat dalam suatu gerakan sosial. Mereka memperhitungkan untung rugi dari keterlibatan tersebut. Dari perspektif ini dapat dikatakan bahwa gerakan-gerakan sosial itu merupakan cerminan kesadaran para partisipan untuk berpatisispasi dalam pembangunan dan rekonstruksi masyarakat mereka.

C. Ciri-ciri Gerakan Sosial

(Piotr Stompka, 2010 : 325-326) Pakar kontemporer mengemukakan ciri gerakan sosial yang lebih luas sebagai berikut :


  1. wujud kesukaan untuk berubah dikalangan anggota masyarakat atau upaya kolektif khusus untuk menyatakan keluhan dan ketidakpuasan dan atau mendorong atau mengahambat perubahan. (Zald & Berger, 1978 : 828, 841)
  2. Tindakan kolektif yang kurang lebih teroganisir, bertujuan perubahan sosial atau lebih tetapnya kelompok individu secara bersama bertujuan mengungkapkan perasaan tak puas secara kolektif di depan umum dan mengubah basis sosial dan politik yang dirasakan tidak memuaskan itu. (Eyerman & Jamison, 1991 : 43-4)
  3. Upaya kelompok tak konvensional untuk menciptakan atau menentang perubahan atau lebih rinci, kelompok nonkonvensional yang mempunyai derajat organisasi formal berbeda-beda dan yang berupaya menciptakan atau mencengah tipe perubahan radikal atau reformis (Wood & Jackson, 1982 : 3)


(Piotr Stompka, 2010 : 326) Secara deskriptif, gerakan sosial mengacu pada kriteria  seperti berikut :


  1. Jenis kelompok yang bertindak dengan persetujuan bersama ; usianya lebih lama dan lebih kompak ketimbang gerombolan orang  ramai, massa dan kerumunan, tetapi tak terorganisasi seperti klub politik dan asosiasi lainnya. (Heberle dalam Banks, 1972 :8)
  2. Rentetan interaksi terus-menerus antara pemegang kekuasaan nasional dan organisasi yang berhasil menyatakan diri berbicara mengatasnamakan perwakilan yang kurang formal; dalam interaksi itu organisasi ini mengajukan tuntutan perubahan distribusi atau pelaksanaan kekuasaan dan kembali menuntut bersama pengunjuk rasa pendukungnya. (Tilly, 1979b: 12).


Aspek paling umum dan paling ditekankan dalam defenisi diatas adalah keeratan antara gerakan sosial dan perubahan sosial. Seperti diamati Wood & Jackson

Perubahan sosial adalah basis yang menentukan ciri-ciri gerakan sosial. Gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan sosial. (1982:6).

Meski sudah jelas, namun masalah ini masih memerlukan tiga penjelasan sebagai berikut :


  1. Perubahan sosial selaku tujuan sosial berarti dua hal yang berbeda. Tujuan ini bisa positif, memperkenalkan sesuatu yang belum ada (pemerintah atau rezim politik baru, adat baru, hukum atatu pranata baru). Tujuan ini juga bisa negatif : menghentikan, mencegah atau membalikkan perubahan yang dihasilkan proses yang tak berkaitan dengan gerakan sosial (misalnya kemorosotan kualitas lingkungan alam, kenaikan angkat fertilitas, peningkatan angka kejahatan) atau dari aktivitas gerakan lain yang bersaing (misalnya UU anti aborsi yang diajukan dibawah tekanan prohidup dan penentangan keras oleh propilihan bebas).
  2. Gerakan sosial mempunyai berbagai status penyebab berkenaan dengan perubahan. Di satu pihak, gerakan ini dapat dianggap sebagai penyebab utama perubahan dalam arti sebagai kondisi yang diperlukan dan cukup untuk menimbulkan perubahan. Cuma masalahnya adalah bahwa untuk biasanya untuk berhasil, gerakan sosial harus terjadi dalam lingkungan yang kondusif, berhadapan dengan struktur yang menguntungkan atau, secara metafora, “menunggangi kepala” kekuatan sosial lain. Gerakan sosial hanya akan efektif jika dilengkapi dengan faktor lain. Kegiatannya jarang menjadi penyebab perubahan sepenuhnya. Biasanya kehadiran gerakan ini hanya sebagai pelengkap, tak pernah menjadi syarat mutlak perubahan sosial. Dilain pihak, gerakan sosial hanya dilihat sebagai dampak, efiphenomena atau gejala yang menyertai proses yang dikembangkan oleh daya dorongnya sendiri atau momentumnya sendiri (misalanya menyertai kemajuan modernisasi, urbanisasi, kemunculan masyarakt massa atau krisis ekonomi tiba-tiba). Masalahnya adalah bahwa selaku persoalan fakta empiris, banyak gerakan sosial yang berperan dalam munculnya perubahan sosial, mengubah jalannya, arahnya, dan kecepatannya-terlepas dari yang benar-benar memprakarsai dan mempengaruhi perubahan.


Pendekatan yang paling masuk akal mengkritik dua pendekatan diatas. Gerakan sosial dilihat sebagai mediator dalam rangkaian penyebab perubahan sosial. Gerakan sosial dilihat sebagai produk perubahan sosial terdahulu dan sebagai produsen (sekurangnya ko-produsen) transformasi sosial selanjutnya. Di sini gerakan sosial lebih terlihat sebagai wahana, pembawa atau pemancar perubahan terus-menerus ketimbang sebagai penyebab utamanya atau wujud permukaan semata. Gerakan tak muncul dalam kevakuman, tetapi muncul di dalam waktu historis tertentu, berkaitan dengan proses sosial dan berupaya memengaruhi jalannya sejarah. Tom burns memahami status perantara gerakan sosial ini dan menyebutnya sebagai aktor sosial, kelompok, organisasi dan gerakan pengemban, pembuat dan perombak sistem hukum. Gerakan sosaial adalah pengemban struktur sosial dalam bentuk sistem hukum yang diperoleh dan pada waktu yang bersamaan gerakan ini menciptakan, mencipta ulang dan merombak sistem hukum melalui tindakannya (Burns,et.al.1985: iv) Pendapat serupa dikemukakan Dieter Rucht : “Gerakan sosial pada waktu bersamaan adalah ciptaan sekaligus pencipta pola masyarakat. Meski gerakan sosial bertindak dalam suasana historis yang diciptakan dan dalam suasana yang relatif stabil, namun gerakan ini juga secara aktif berpartisipasi mengubah percaturan politik, konstelasi kekuasaan, dan simbol kultural ” (1988:306). Liat diagram dibawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun