Sudah 20 masa hamba disuguhi drama
Tentang anak manusia yang sedang mencari keadilan
Atas kematian seorang sahabatnya sehabis menghirup kopi yang dipesannya
Kopi itu mengandung racun kabarnya
Siapa penaburnya masih sedang dianalisa
Tapi karena gerak-geriknya, Jessica terpaksa jadi terdakwa
Sudah 20 masa hamba disuguhi drama
Mendengarkan keterangan para saksi
Dari yang awam hingga yang ahli
Mulai dari pagi hingga petang hari
Jaksa senang, . . . Pembela tak senang
Pembela senang, . . . Jaksa tak senang
Hakim dibuat bingung bukan kepalang
Sementara kebenaran yang sesungguhnya
Masih mengembara entah kemana, . . .
Sudah 20 masa hamba disuguhi drama
Masih tentang persidangan Jessica
Apakah para produser televisi sudah kehabisan berita ?
Ataukah semua ini karena permintaan pemirsa ?
Atau, . . .tanpa kita sadari, . . . kita sedang mengalami kekerasan budaya
Dimana yang berkuasa, . . . bebas menentukan kontent yang hendak ditayangkannya
Bukankah penonton yang tak senang bebas mengganti tayangan pilihannya, . . . ?
Sudah 20 masa hamba disuguhi drama
Wajah ayu Jessica dan senyumnya terekam dalam memori hamba
Bahkan terkadang hadir dalam mimpi-mimpi hamba
Kasusnya mungkin saja tidak terpecahkan
Dan sebentar lagi akan terlupakan
Namun wajahnya akan tetap menjadi kenangan
Apakah pertunjukan ini layak untuk terus ditayangkan, . . . ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H