Mohon tunggu...
Yans ID
Yans ID Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Berbagi ide-ide menarik membuat artikel yang seru dan berdiskusi bersama, Mari kita diskusikan ide-ide menarik yang perlu kita bahas

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Peraangkaat AI Bisa Membaca Pikiran Manusia? Berikut Fakta Dan Mitosnya

8 September 2024   12:28 Diperbarui: 8 September 2024   12:38 6822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iyan Tampan/CANVA - algoritma yang dilatih untuk mendeteksi pola-pola spesifik di otak

Sekarang kita sampai pada bagian pentingnya. Teknologi membaca pikiran yang ada saat ini masih sangat terbatas. Pikiran manusia itu kompleks, terdiri dari campuran proses biologis, kimia, dan listrik yang semuanya saling berinteraksi dengan cara yang sulit dipahami bahkan oleh para ilmuwan.

Berikut beberapa tantangan yang dihadapi oleh teknologi ini:

  • Keakuratan Terbatas: Banyak teknologi yang digunakan untuk membaca pola otak hanya bisa memberikan gambaran kasar tentang apa yang terjadi di otak, bukan pikiran spesifik. Hasil yang didapatkan seringkali membutuhkan interpretasi dan bisa berbeda dari orang ke orang.  

  • Individualitas Pikiran: Setiap otak manusia unik, sehingga pola yang sama di otak seseorang bisa berarti hal yang berbeda di otak orang lain. Ini membuat sulit untuk mengembangkan perangkat yang bisa secara universal membaca pikiran semua orang dengan akurasi tinggi.

  • Privasi dan Etika: Meskipun teknologi ini belum bisa membaca pikiran secara langsung, bayangkan jika suatu saat hal itu menjadi mungkin. Apa yang akan terjadi dengan privasi kita? Bagaimana jika pikiran kita bisa diakses oleh pihak lain? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh para peneliti dan pembuat kebijakan di masa depan.  

Apakah Kita Sedang Menuju Teknologi Membaca Pikiran? 

Singkatnya, tidak ada teknologi yang bisa benar-benar membaca pikiran seperti yang sering kita lihat di film-film. Namun, teknologi seperti BCI, fMRI, EEG, dan neurofeedback sudah memberikan kita gambaran awal tentang bagaimana otak kita bekerja dan memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan mesin hanya dengan menggunakan pikiran kita.

Meskipun teknologi ini sudah cukup canggih, mereka masih terbatas pada pola-pola sederhana dan belum bisa menangkap pemikiran kompleks, emosi mendalam, atau niat tersembunyi kita. Jadi, kita masih jauh dari teknologi yang bisa benar-benar membaca pikiran kita.

Namun, dengan kemajuan yang terus terjadi di bidang ini, siapa tahu apa yang akan kita temui di masa depan? Mungkin suatu hari nanti, teknologi yang kita anggap sebagai fiksi ilmiah bisa menjadi kenyataan tapi sampai saat itu tiba, kita masih bisa bernafas lega bahwa pikiran kita tetap menjadi milik kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun