Mohon tunggu...
Yans ID
Yans ID Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Berbagi ide-ide menarik membuat artikel yang seru dan berdiskusi bersama, Mari kita diskusikan ide-ide menarik yang perlu kita bahas

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Peraangkaat AI Bisa Membaca Pikiran Manusia? Berikut Fakta Dan Mitosnya

8 September 2024   12:28 Diperbarui: 8 September 2024   12:38 6801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iyan Tampan/CANVA - algoritma yang dilatih untuk mendeteksi pola-pola spesifik di otak

Bicara soal teknologi dan AI, kita udah sering banget dengar hal-hal canggih, mulai dari mobil yang bisa jalan sendiri, robot yang bisa bicara, sampai AI yang bisa menciptakan karya seni. Tapi, ada satu pertanyaan besar yang sering bikin kita bertanya-tanya: Apakah ada perangkat AI yang bisa membaca pikiran?

Pertanyaan ini sering muncul karena kita udah kebiasaan melihat film-film fiksi ilmiah yang menggambarkan teknologi yang mampu memahami apa yang kita pikirkan. Bahkan, kita mungkin pernah mendengar berita atau membaca artikel tentang penelitian yang mendekati hal tersebut. Tapi, sebelum kita terlalu jauh berpikir tentang masa depan di mana teknologi bisa tahu setiap pikiran kita, mari kita bahas dulu apa yang benar-benar ada di dunia nyata saat ini.

Teknologi "Membaca Pikiran": Apa Itu? 

Sebelum kita ngomongin apakah AI bisa benar-benar membaca pikiran, kita perlu paham dulu apa yang dimaksud dengan "membaca pikiran". Membaca pikiran dalam pengertian sehari-hari mungkin terdengar seperti AI bisa mendengar setiap pikiran kita, mengerti perasaan terdalam kita, atau bahkan bisa memprediksi langkah kita berikutnya hanya dari apa yang ada di kepala kita.

Sayangnya (atau untungnya?), teknologi semacam itu belum ada. Tapi jangan kecewa dulu, ada beberapa perangkat dan teknologi yang sudah cukup canggih dan bisa "membaca" pola-pola tertentu dalam otak kita meskipun hanya pada tingkat yang sangat terbatas.

Mari kita bahas beberapa teknologi yang mendekati konsep membaca pikiran ini.

1. Brain-Computer Interface (BCI) 

Iyan Tampan/CANVA - Brain-Computer Interface (BCI) 
Iyan Tampan/CANVA - Brain-Computer Interface (BCI) 

Salah satu teknologi paling menjanjikan yang mendekati konsep membaca pikiran adalah Brain-Computer Interface (BCI). Teknologi ini memungkinkan otak kita berkomunikasi dengan komputer atau mesin. BCI bekerja dengan menangkap sinyal listrik yang dihasilkan oleh otak kita, kemudian menganalisis sinyal tersebut untuk menjalankan perintah tertentu di komputer.

Misalnya, kamu bisa menggerakkan kursi roda atau mengoperasikan tangan prostetik hanya dengan berpikir tentang gerakan tersebut. Ini terdengar seperti sains fiksi, tapi teknologi ini udah dikembangkan dan digunakan, khususnya oleh mereka yang kehilangan fungsi motorik.

BCI bisa menangkap sinyal dari otak kita menggunakan beberapa metode, salah satunya adalah Electroencephalography (EEG), yang akan kita bahas lebih detail nanti. Yang perlu diingat, BCI belum sampai pada tahap bisa menangkap pikiran kompleks atau emosi. Teknologi ini lebih fokus pada perintah sederhana, seperti menggerakkan anggota tubuh.

2. fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) 

Iyan Tampan/CANVA - fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging)
Iyan Tampan/CANVA - fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging)

Kamu mungkin pernah dengar tentang fMRI atau Functional Magnetic Resonance Imaging. Ini adalah alat yang biasa digunakan di bidang medis untuk melihat aktivitas otak dengan sangat detail. fMRI bekerja dengan mengukur aliran darah di otak, yang bisa menunjukkan area mana dari otak yang sedang aktif ketika kita melakukan sesuatu atau bahkan berpikir tentang sesuatu.

Nah, di sini fMRI mulai mendekati konsep "membaca pikiran". Dalam beberapa eksperimen, peneliti berhasil menggunakan fMRI untuk mendekati apa yang dipikirkan seseorang. Misalnya, dengan melihat pola aliran darah, mereka bisa memperkirakan gambar apa yang sedang dilihat seseorang, atau bahkan objek apa yang mungkin ada dalam pikiran seseorang.

Tapi, sekali lagi, ini masih jauh dari benar-benar membaca pikiran seperti yang kita bayangkan. fMRI hanya bisa menangkap aktivitas otak secara umum, dan hasilnya seringkali sulit untuk diinterpretasikan dengan akurasi tinggi.

3. EEG (Electroencephalography) 

Iyan Tampan/CANVA  - EEG (Electroencephalography) 
Iyan Tampan/CANVA  - EEG (Electroencephalography) 

Nah, balik lagi ke EEG yang tadi sempat kita singgung. EEG adalah teknologi yang menangkap aktivitas listrik di otak kita dengan cara menempelkan elektroda di kulit kepala. EEG sudah lama digunakan di dunia medis untuk mendiagnosis gangguan otak seperti epilepsi, tapi sekarang juga mulai digunakan dalam penelitian untuk memahami lebih dalam bagaimana pikiran kita bekerja.

Dengan EEG, peneliti bisa menangkap pola-pola gelombang otak yang muncul ketika kita melakukan aktivitas tertentu atau merasakan emosi tertentu. Misalnya, EEG bisa digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang sedang rileks, fokus, atau stres. Ini mirip dengan "membaca" emosi atau keadaan mental seseorang, meskipun lagi-lagi, ini tidak seakurat membaca setiap pikiran yang ada di kepala kita.

Yang menarik, ada juga eksperimen yang menggunakan EEG untuk memungkinkan seseorang mengendalikan perangkat hanya dengan pikirannya. Ini sama seperti BCI, di mana otak mengirim sinyal yang ditangkap oleh komputer dan diterjemahkan menjadi tindakan.

4. Neurofeedback 

Iyan Tampan/CANVA - EEG digunakan untuk menangkap aktivitas otak
Iyan Tampan/CANVA - EEG digunakan untuk menangkap aktivitas otak

Pernah dengar tentang neurofeedback? Ini adalah metode di mana seseorang bisa "melatih" otaknya untuk mengubah pola pikir atau emosi berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh komputer. Dalam sesi neurofeedback, EEG digunakan untuk menangkap aktivitas otak, dan seseorang bisa melihat bagaimana otaknya bekerja secara real-time. Dari sini, mereka bisa belajar untuk mengendalikan pola otaknya sendiri.

Meskipun ini tidak langsung membaca pikiran, neurofeedback memungkinkan seseorang untuk mengontrol aktivitas otaknya. Ini sering digunakan untuk membantu mengatasi masalah seperti kecemasan, stres, atau gangguan perhatian. Jadi, walaupun ini bukan teknologi yang bisa membaca pikiran secara langsung, neurofeedback memberikan gambaran tentang bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana kita bisa mempengaruhinya.

5. Penelitian Terbaru 

Iyan Tampan/CANVA - algoritma yang dilatih untuk mendeteksi pola-pola spesifik di otak
Iyan Tampan/CANVA - algoritma yang dilatih untuk mendeteksi pola-pola spesifik di otak

Ada beberapa penelitian terbaru yang mulai mendekati konsep membaca pikiran, terutama terkait dengan mengenali niat seseorang sebelum mereka menyadarinya. Dengan menggunakan algoritma yang dilatih untuk mendeteksi pola-pola spesifik di otak, para ilmuwan berhasil memprediksi keputusan yang akan diambil seseorang sebelum mereka sadar bahwa mereka akan mengambil keputusan tersebut.

Ini cukup mengesankan, kan? Tapi jangan khawatir, teknologi ini masih dalam tahap penelitian awal dan belum bisa digunakan untuk memprediksi setiap langkah kita. Lagi pula, setiap otak manusia berbeda, dan teknologi ini masih punya banyak keterbatasan dalam hal akurasi dan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas pikiran kita.

Tantangan dan Batasan Teknologi Membaca Pikiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun