Mohon tunggu...
Sofiyan Mohammad
Sofiyan Mohammad Mohon Tunggu... -

Banten

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tegak ke Bawah, Loyo ke Atas

17 Januari 2015   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Karena miskin, orang jadi mengambil jalan besi mengedarkan narkoba. Karena miskin, kriminalitas meningkat. Pembunuhan banyak terjadi karena dicekik kebutuhan hidup. Karena miskin itu lebih dekat dari kufur. Akar persoalannya dong yang dicabut, jangan nyawa orang dicabut tapi besok atau lusa ada kabar lagi pejabat yang korup, politisi yang korup, aparat keamanan yang korup, ini jelas gak adil," imbuh si bongsor nyerocos bak petasan jangwe.

Si bongsor pun melanjutkan, "Gara-gara anggaran pembangunan jalan dikorup, jalanan jadi cepat rusak dan berlubang. Gara-gara jalan berlubang, sudah belasan orang pengendara motor yang mati terperosok lalu terlindas atau tertabrak mobil. Itu juga termasuk kategori pembunuhan yang dilakukan koruptor," imbuh si bongsor sambil mengunyah gorengan.

"Iya juga sih. Tapi kalau memang Jokowi konsisten hukuman mati berlaku juga pada koruptor, pasti banyak pejabat dan politisi yang akan ditembak mati. Tapi persoalannya, Jokowi berani kagak? Yang aku takutkan, penegakan hukum di pemerintahan Jokowi ini hanya tegak ke bawah, tapi loyo ke atas," kata mahasiswa yang berkacamata tebal itu, sambil menghisap rokok kreteknya.

Aku hanya bisa tertawa kecil di dalam hati, mendengar perbincangan yang berkualitas di pagi itu. Setelah puas membaca sebagian isi koran nasional ternama, lalu aku beranjak pulang. Sampai di rumah, aku hidupkan televisi. Jantungku berdegup kencang. Di sebuah stasiun televisi yang tak bisa kusebutkan namanya, mengabarkan ada seorang perwira polisi pemilik rekening gendut, diusulkan Jokowi jadi Kapolri. Alamak.... Tepok jidat pake bakyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun